S D G M 13

2.3K 191 61
                                    

Hallo

Kalo ada typo tandain ya

Jangan lupa vote dan komen, gratis kok ga bayar.

Happy reading
.
.
.

"Mau buat apa fotonya?" tanya Ardan sembari melihat wajah cantik Beby lewat pantulan kaca

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mau buat apa fotonya?" tanya Ardan sembari melihat wajah cantik Beby lewat pantulan kaca.

"Kepo aja," Beby terkekeh di akhir kalimat.

"Kita berduaan dulu ya?" Ardan mencium puncak kepala Beby.

"Geo?"

"Geo sebulan sama mereka," ucap Ardan. Mendengar ucapan Ardan, Beby seketika menolehkan wajahnya.

"Gak bisa gitu dong," bantah Beby.

"Bisa," jawab Ardan dengan enteng nya.

"Bisa gimana? Dia anak kandung kamu, gak bisa kayak gitu," ucap Beby dengan nada tegas.

"Kalo bukan anak kandung gimana?" tanya Ardan, ia menatap mata Beby.

"Apa-apaan sih kamu? Jaga ucapannya!" ucap Beby tidak suka.

"Geo bukan anak kandung saya,"

Beby melepaskan pelukan itu kasar. "APAAN SIH?! NGOMONG YANG BENER!" bentak Beby, raut wajah Beby terlihat sangat emosi.

Ardan tertawa kecil, membuat Beby semakin emosi.

"GAK USAH KETAWA! GAK LUCU," Beby menjambak rambut Ardan kencang, membuat Ardan meringis kesakitan.

"Stt, sakit beb.... Saya bercanda doang," ringis Ardan.

Beby melepaskan jambakannya. "Bercanda nya gak lucu, gak boleh kayak gitu!" kesal Beby. Beby menyilangkan tangannya di dada, ia menatap Ardan tajam.

Ardan meniup kedua mata Beby. "Kenapa tuh mata?"

Beby menutup matanya, kemudian membukanya lagi. "Berisik ah," Beby turun dari atas kasur, ia masuk ke dalam kamar mandi.

"Ngapain ke kamar mandi?" tanya Ardan yang masih bisa di dengar oleh Beby.

Ceklek

Beby keluar dari kamar mandi. "Salah masuk," jawab Beby menahan malu. Ia berlari keluar kamar.

Ardan menggelengkan kepalanya, ia ikut menyusul Beby keluar kamar.

Si Duda Ganteng Milikku Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang