Hallo
Kalo ada typo tandain yya.
Happy reading,
janlup vote dan komen. Gratis kok gak bayar.
.
.
."Om, hari ini Beby gak sekolah dulu," ujar Beby, membuat Ardan mendongakkan wajahnya spontan.
"Kenapa?" tanya Ardan.
"Geo badannya masih anget," jawab Beby sambil memasukan sesuap nasi kedalam mulutnya,
Ardan menghela nafas nya. "Geo nyusahin kamu ya?" tanya Ardan khawatir, ia mengelus rambut Beby lembut sambil memperhatikan Beby yang makan sangat lahap. "Geo titipin mamah aja atau nggak mamih," ucap Ardan.
"Geo gak nyusahin, gak usah, nanti ngerepotin. Geo itu anak kita, bukan anak mamah sama mamih," tolak Beby setelah menelan makanan nya.
"Tapi kan, Geo cucu mereka. Gak akan nyusahin,"
"Bodoamat, Geo itu tetep tanggung jawab Om sama Beby. Walaupun Beby hanya ibu sambung Geo, Beby tetap harus merawat Geo layak nya anak kandung Beby." tegas Beby.
"Om kalau gak mau ngurus Geo, biar aku aja," lanjut Beby, dapat Beby lihat setelah dirinya mengucapkan kalimat itu. Raut wajah Ardan berubah drastis, Ardan menatap Beby tajam.
"Beby, bisa dengerin saya? Titipin Geo ke mereka aja," ucap Ardan.
"Om gak denger, Beby tadi ngomong apa? Beby mau ngurus Geo, kalo om gak mau ngurus Geo, yaudah diem aja!" ketus Beby.
"Saya gak mau kamu sakit,"
"Bodoamat!"
Ardan memejamkan matanya dengan sesekali menghembuskan nafasnya berat. Ia berusaha untuk meredakan emosi nya, agar dirinya tak lepas kendali. Dirinya takut tanpa sadar membentak Beby selaku istrinya, dia tak ingin menggoreskan luka di hati Beby walau hanya secuil.
Ardan tau, bahwa lelaki pertama yang Beby cintai sudah menggoreskan luka yang sangat dalam di hati Beby. Dirinya tak ingin menjadi lelaki kedua yang melukai hati istrinya.
Kini Ardan menatap Beby lembut, setelah emosi nya mulai mereda. "Beby, saya sayang sama kamu. Nanti kalau kamu sakit, siapa yang jagain Geo? Bukannya saya gak mau urus Geo, saya gak mau kamu kecapekan. Saya takut kamu gak bisa merasakan masa remaja kamu, dengerin saya ya?" pinta Ardan sambil mengelus puncak kepala Beby.
Perasaan bersalah kian muncul di hati Beby, ia merasa perkataan nya tadi tak pantas untuk dilontarkan ke suaminya. Beby menundukkan kepalanya, ia menatap piringnya yang sudah bersih tak ada makanan yang tersisa.
"Beby minta maaf," ucap Beby lesuh.
"Buat?" tanya Ardan sambil menaikan satu alisnya.
"Ucapan Beby, Beby salah," Beby memainkan ujung baju piyama nya.
Ardan berdiri dari duduknya, ia berjalan memutar meja makan untuk menghampiri istrinya yang masih menundukkan kepalanya. Dirinya memeluk leher istrinya dari belakang, ia sandarkan kepalanya di atas kepala istrinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Si Duda Ganteng Milikku
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] [TINGGALIN JEJAK] [STATUS ON GOING | SLOW UPDATE] "Beby, kenapa kamu ngelamun? Mikirin apa? Senyum-senyum lagi," tanya Amel heran. "Mikirin duda ganteng mah," celetuk Beby tanpa sadar. Beby membulatkan matanya ketika sadar...