S D G M 11

2.4K 229 50
                                    

Hallo

Kalo ada typo tandain yya

Jangan lupa vote dan komen, gratis kok gak bayar.

Happy reading
.
.
.

3 Bulan Kemudian...

"Selamat, semoga langgeng."

"Makasih.... Gea,"

"Sama-sama," jawab Gea sambil menatap Zen dengan sendu.

"Maaf..." ungkap Zen lirih.

"Bahagia terus, gue pamit ya? Kasian keponakan gue di rumah sendirian," ucap Gea.

"Oke, hati-hati di jalan..." ingat Zen.

Sebagai balasan, Gea tersenyum tipis. Ia pikir, hubungannya dengan Zen selama ini sangat lah istimewa. Tapi nyatanya tidak.

Tiba-tiba saja, minggu kemarin. Zen datang kerumahnya untuk memberi undangan.

"Hai ge," sapa Zen.

"Hai Zen, ngapain? Mau jalan?" tanya Gea senang.

"Hari ini gak jalan dulu ge, gue cuman mau ngasih ini," ucap Zen sambil menyerahkan undangan pernikahan.

"Lo minta gue buat nemenin?" tanya Gea, ia mengambil undangan itu. Ia membukanya pelan, sambil terus menatap mata Zen.

Zen menggeleng, membuat Gea mengernyitkan dahinya. Ia berusaha untuk berpikir positif.

"Baca..." ucap Zen lirih.

Gea menunduk untuk membaca undangan itu, matanya seketika membulat. Disana tertera nama Zen dan seorang perempuan.

Gea menggeleng lemah. "Gak, gak mungkin. Bohong kan lo?" ujar Gea tak percaya, ia menatap manik mata Zen dengan seksama.

"Gue gak bohong ge, maaf..." ucap Zen dengan kepala menunduk.

"Zen, kenapa gini? Jadi, selama ini lo bohong soal cinta lo ke gue?" air mata menetes dari pelupuk mata Gea. Ia sudah berharap bahwa hubungan nya dengan Zen akan sampai ke jenjang yang lebih serius. Tapi, harapannya pupus begita saja. Ketika Zen datang kerumahnya, dan memberi dirinya undangan pernikahan.

"Gue cinta lo, ge.."

"Brengsek, lo Zen. KALO LO CINTA SAMA GUE, KENAPA NIKAH SAMA CEWE LAIN ZEN?!" murka Gea ketika Zen mengatakan cinta kepadanya, disaat Zen sudah memiliki calon istri.

Gea menghembuskan nafas nya kasar. ia memejamkan matanya sebentar, kemudian kembali menatap Zen yang berada di hadapannya. "Bedanya gue sama lo apa, Zen?"

"Lo murahan." dua kata terlontar dari mulut seorang gadis yang berjalan menuju mereka berdua.

Pandangan mereka berdua beralih menatap gadis itu.

"Key?" kaget Zen.

"Lo siapa?" tanya Gea.

Si Duda Ganteng Milikku Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang