3- More Than This

211 26 7
                                    

I'm broken, do you hear me?

I'm blinded, 'cause you are everything I see,

I'm dancin' alone, I'm praying,

That your heart will just turn around

Malam Minggu, Malam Jumat, Malam Turunnya Wahyu Pertama kepada Nabi, malam apapun itu tidak ada bedanya dalam kamus hidup Ahn Yujin. Pemudi 25 tahun itu masih berkutat di meja kerjanya, menyelesaikan laporan pekerjaan bulan ini. Di malam-malam yang lain dia akan menyelesaikan laporan dengan tema lain. Sungguh, kalau mau berkelakar, ada terlalu banyak laporan dalam pekerjaannya sampai mengalahkan pos polisi yang sedia menerima laporan 24 jam.

Sudah sejak dulu Yujin terkenal sebagai pegawai yang gila kerja. Sebenarnya dia sama sekali tidak bermaksud begitu. Dia hanya tidak suka pulang sambil membawa beban pekerjaan yang belum selesai. Hal itu akan membuatnya susah tidur karena kepikiran. Dan biasanya berakhir dengan dia bangun tengah malam untuk mengerjakan sisanya. Sangat tidak efisien menurutnya, karena jelas itu mengganggu waktu tidur malamnya dan akan membuatnya mengantuk di pagi hari. Kebiasaannya ini sempat berhenti ketika dia punya kekasih. Saat itu Yujin mulai menghargai setiap waktu luang yang ia miliki untuk semakin memperkuat hubungannya. Namun karena satu dan lain hal, hubungannya kandas di tahun pertama, membuat Yujin kembali ke mode gila kerjanya. Kali ini disengaja, agar tidak ada ruang yang tersisa di pikirannya untuk memikirkan mantan kekasihnya.

Jam dinding di ruangannya menunjukkan pukul 7.30 malam. Yujin menggeretakkan jemari dan lehernya sejenak sebelum menyempatkan diri menengok ke sekitar. Tinggal dia sendirian rupanya. Dia menghenyakkan badannya ke kursi kerjanya lagi. Tinggal dikit abis itu bye-bye anak pungut, batinnya. Baru saja dia melanjutkan mengetik 3 kalimat, kerongkongannya tiba-tiba terasa kering. Yujin melirik botol air di mejanya. Kosong. Dia jadi menghela nafas kesal. Dengan terpaksa akhirnya dia menenteng botol kosong tersebut menuju pantry.

And as I walk up to your door,

My head turns to face the floor,

'Cause I can't look you in the eyes and say,

Kejadian botol kosong seperti ini merupakan hal yang jarang terjadi mengingat dia adalah orang yang semi-perfeksionis dan perhatian terhadap detail. Biasanya dia selalu memeriksa perlengkapan kerjanya saat datang dan sebelum pulang. Tapi entah mengapa malam itu sepertinya tidak berjalan begitu lancar. Akhirnya, sambil menggerutu karena satu menitnya yang harusnya bisa dipakai menyelesaikan laporan jadi tersita, Yujin membuka pintu pantry dan segera menyesali keputusannya.

Kim Minju, mantan pacarnya, sedang berada di dalam situ, bercengkerama akrab dengan salah satu karyawan divisi marketing yang ia tahu merupakan sahabat Minju. Keduanya tentu saja menoleh ketika melihat pintu pantry yang terbuka, namun mereka segera terdiam, membuat Yujin langsung menunduk dengan canggung, lalu mereka memutuskan keluar. Meninggalkan Yujin sendirian di dalam pantry dengan perasaan yang campur aduk. Kerongkongannya kering dan mulutnya terasa seperti habis mengunyah sirih. Getir. Sama seperti kisah cintanya.

When he opens his arms and holds you close tonight,

It just won't feel right,

'Cause I can love you more than this

Sepanjang perjalanan pulang, Yujin hanya menyetir lambat-lambat sembari pikirannya mnerawang ke 10 menit yang lalu. Ya, akhirnya Yujin memutuskan untuk pulang saja setelah mengisi botolnya di pantry, karena ia tahu bahwa pikirannya tidak akan fokus lagi untuk menyelesaikan pekerjaannya. Saat lampu lalu lintas berubah merah, Yujin menghentikan mobilnya di belakang garis dan sedikit memijat pelipisnya. Dia lupa kalau Minju juga sering pulang malam karena pekerjaannya. Sebab itulah mereka bisa dekat karena keduanya sering secara kebetulan berpapasan saat pulang malam seperti saat ini. Dia hanya bisa mendengus sebal. Malem ini banget nih? tanya Yujin dalam hati.

Jinjoo Dalam MelodiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang