Seventeen
Seventeen
Kim Minju mengedarkan pandangannya ke sekitar. Nampak bangunan-bangunan di situ telah ditata sedemikian rupa, lebih rapi dan juga lebih padat daripada yang dia ingat sepuluh tahun yang lalu. Gadis 27 tahun itu menghela nafas ketika mengingat sudah seberapa lama dia pergi dari tempat ini. Sepertinya masih kemarin dia dan teman-temannya berteriak kegirangan dari teras aula setelah pengumuman kelulusan. Dia juga masih ingat niat isengnya untuk melompat dari balkon aula yang tidak terlalu tinggi itu ke lapangan berumput di bawahnya karena ingin berselebrasi, tapi dia urungkan karena khawatir keseleo. Diam-diam dia terkekeh. Ternyata masa remajanya sungguh butuh bimbingan ke jalan yang benar.
Kakinya kemudian ia langkahkan ke arah air mancur di depan kantor guru yang nampak masih baru itu. Ia usap permukaannya. Hmm, kalo udah lulus aja bikin dekorasi aneh-aneh, batinnya. Dia masih ingat dulu di situ hanya ada sepetak tanah yang dipakai sebagai tempat anak-anak paduan suara saat upacara setiap hari Senin, membuatnya kembali mengingat saat dimana dia menjadi salah satu anggota paduan suara dan tanpa sengaja menyanyi dengan keras di dekat mikrofon yang mengundang lirikan dan bisik-bisik dari seluruh warga sekolah. Sampai sekarang Minju juga tidak habis pikir dengan 'kepolosannya' saat itu. Mana suara gua kayak dagang putu, ujarnya dalam hati.
"Bengong aja, awas kesambet jin deket tiang bendera." Itu suara Kim Chaewon. Di belakang Chaewon, Kang Hyewon sedang mengamati keadaan sekitar juga sembari mengunyah permen karet. Mereka adalah teman seangkatannya yang hari ini datang dengannya ke acara reuni akbar SMA 24.
"Sok tau." Ujar Minju menanggapi omongan Chaewon. "Kata anak-anak dulu di ruang BK situ pusatnya."
"Ya pantes sih, orang yang dipanggil ke sana titisan iblis semua." Ucap Hyewon datar, membuat dua yang lainnya tertawa. Setelah itu ketiganya asyik terlibat obrolan nostalgia tentang masa-masa sekolah mereka.
"Eh, bentar deh, Nju." Sela Chaewon saat mereka sudah naik ke tangga menuju aula, tempat acara reuni akan dilangsungkan. Minju yang sudah setengah jalan langsung berhenti dan menengok ke belakang.
"Kenapa?"
"Kayaknya kupon gua ketinggalan di mobil deh."
"Astaga. Kebiasaan lu emang."
"Yaudah gua sama Hyewon ambil dulu ya. Lu duluan aja, sekalian cariin seat yang deketan. Hehe. Love you." Keduanya pun segera turun kembali menuju parkiran, meninggalkan Minju yang hanya bisa memandang kedua temannya sambil geleng-geleng.
"Selamat datang, silahkan mengisi buku tamu dulu, Kak." Suara yang ramah dari seorang pria di pintu masuk aula menyambut Minju saat gadis itu baru sampai. Minju tersenyum kepada si penyambut tamu dan segera menuliskan namanya serta kedua temannya di buku tamu yang dibagi sesuai dengan tahun saat mereka lulus. Setelah itu dia menukarkan kupon miliknya dengan goodie bag di meja pendaftaran. Saat itu sebuah suara yang familiar memasuki bidang pendengarannya.
"Kirain bakal nggak dateng."
Minju yang sedari tadi menunduk karena sibuk menulis dan buru-buru masuk jadi mendongak dan mendapati sesosok gadis jangkung dengan ID card panitia tersenyum manis ke arahnya. Minju mengenal senyum itu, senyum yang pernah dia nobatkan sebagai yang paling manis se-Kabupaten karena dihiasi lesung pipi yang menggemaskan. Pemiliknya hanya satu: Ahn Yujin, lulusan 2014.
He was working at the record shop
I would kiss him in the parking lot
KAMU SEDANG MEMBACA
Jinjoo Dalam Melodi
FanfictionJinjoo Songfiction Project | Jinjoo song-based oneshots collection | Mixed Genre