8- Beautiful People

170 22 4
                                    

L.A. on a Saturday night in the summer

Sundown and they all come out

Lamborginis and their rented Hummers

The party's on, so they're headin' downtown


Semua orang di tempat tersebut tidak ada yang terlihat bersantai atau barang berdiam sejenakpun. Setiap orang seperti memiliki jalur edarnya sendiri dengan segala kesibukannya namun tetap bergerak secara sinkron seperti perputaran kosmos versi atomik. Tak terkecuali Ahn Yujin. Pemudi bongsor 20 tahun itu sudah sedari pagi tadi sibuk melakukan ini itu dalam mempersiapkan acara tahunan di kampusnya ini agar dapat berjalan lancar dan bebas cacian. Sudah kebal telinganya mendengar celaan yang muncul dari senior yang entah benar-benar merasa kurang puas atau hanya sekedar berakting galak seperti mandor proyek selama masih menjadi anggota magang di organisasinya ini. Jadi kali ini, di tahun ia menjadi anggota resmi, dia tidak akan membiarkan siapapun mengejek hasil kerja kerasnya bersama teman-temannya yang lain.

Usai memeriksa bagian properti, dirinya sudah berpindah ke bagian lainnya hanya untuk memastikan bahwa segala kendala sudah ditangani. Dia bukan ketua panitia, namun dia hanya tidak bisa membiarkan semua berjalan tanpa kontrol. Sudah cukup kemarin ia melihat ketua panitianya yang asli mengoreksi rundown acara sambil berbelit selang infus. Dia awalnya mencoba bersikap cuek karena tema acaranya sungguh tidak sesuai dengan seleranya dan karena ada banyak hal yang tidak masuk akal yang diusulkan oleh anggota lain demi memuaskan ego seniornya. Namun dia tidak punya pilihan lain selain melakukan yang terbaik agar ketua panitianya bisa beristirahat dengan baik dan benar seperti resep dokter.

Saat jam di ruang kontrol menunjukkan pukul 5 sore, Yujin merasa sudah waktunya pergi dari situ untuk membersihkan dirinya sebelum kembali bertugas jam 7 nanti. Tugasnya malam ini adalah menjadi penerima tamu. Jadi dia ingin tampil prima sebagai petugas garis depan, agar senior-seniornya yang datang tidak mengomel hanya karena tidak diantarkan sampai ke tempat duduk atau karena tidak disambut dengan ramah seperti pejabat negara. Mending disambit aja sih sekalian, batin Yujin. Bahkan sampai detik inipun dia masih memiliki perasaan malas datang ke acara ini. Namun karena ketua panitianya menjanjikan privilege berupa tidak datang rapat evaluasi dan bebas uang kas selama 1 semester kalau ia mau membantunya, Yujin menyetujuinya sambil menebar senyum terbaiknya.


Everybody's lookin' for a come up

And they wanna know what you're about

Me in the middle with the one I'm lovin'

We're just tryna figure everything out


Tamu ketiga yang ia antarkan adalah mantan bendahara organisasinya periode lalu yang datang bersama salah satu teman gengnya yang Yujin hanya tahu sekilas. Dia tidak ingat undangan yang diberikan memperbolehkan membawa teman. Namun akhirnya ia biarkan saja karena tahun kemarin ia menyaksikan ada senior undangan yang mencak-mencak karena pacarnya tidak diperbolehkan masuk tanpa undangan. Dia tidak ingin kejadian yang maha memalukan itu terulang kali ini. Tidak ketika Yujin yang memegang kendali. Usai mengantarkan tamunya sampai ke tempat duduknya, Yujin segera pergi kembali ke posnya sebelum mendengar celoteh apapun dari seniornya itu.

Tepat ketika dia baru kembali ke meja depan, sesosok gadis cantik sedang celingukan di pintu masuk. Yujin tidak langsung menghampirinya dan malah sibuk memperhatikan paras indah sang pendatang. Wajah itu tentu tidak asing baginya. Papan nama di dada kiri gadis tersebut makin menegaskan dugaannya. Dia menarik nafas sebentar sebelum kemudian menghampiri gadis tersebut seraya tersenyum lebar. Kali ini tentu dengan ketulusan hati yang tidak dibuat-buat.

Jinjoo Dalam MelodiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang