13. Mau Diimamin?

642 94 104
                                    

CIE DIGHOSTING PILSA, WKWKWK

Maap kalo nunggu lama🤣

Happy Reading❤️

Aku tak tahu mengapa perasaanku biasa saja ketika melihatmu bersama yang lain. Entah aku yang terlalu yakin jika kau memang takdirku, atau hatiku telah menduga bahwa kau tak akan pernah menjadi milikku.

Rendi~

***

"Akad nikah kucing itu harus pake penghulu nggak, sih?" Filza bertanya kepada Kayla yang sibuk membaca buku novelnya. Sampai saat ini pernikahan Bisnis belum juga ia persiapkan padahal hari H sudah dekat. Sekitar seminggu lagi.

"Jangan disamain sama manusia kali, Za." Kayla memutar kedua bola matanya malas. Makin lama teman ajaibnya itu semakin ajaib. Dari tadi Filza hanya berbicara ngawur tentang pernikahan kucing temannya itu.

"Biar sah, kali. Gue mau rumah tangganya Manis sama Bisnis itu samawa. Duh, gue jadi bayangin ntar Bisnis pake peci trus ngimamin Manis salat. Sweet gak, sih?" Filza senyum-senyum sendiri membayangkannya.

"Makin ke sini lu aneh sumpah. Gregetan gue. Bisnis tuh kucing. Catet. Kucing!"

"Ya kata siapa Bisnis itu orong-orong," balas Filza yang membuat Kayla semakin jengkel.

"Tuh, dah tau kalo Bisnis itu kucing. Jadi nggak usah bahas nikahannya Bisnis. Tinggal kasih kandang aja buat berdua, udah sah itu. Gak perlu penghulu, sampe prasmanan whiskas segala," kata Kayla.

"Gitu?"

"Heem."

Filza membulatkan mulutnya. Ah, jika tau kalau sesimpel ini ngapain ia repot-repot memikirkan pernikahan Manis dan Bisnis? Simpel juga ternyata hidup majikannya.


Suasana di kelas Filza cukup ramai karena guru pelajaran bahasa inggris mereka tidak masuk. Hal itupun dimanfaatkan oleh mereka dengan sebaik-baiknya. Ada yang curhat dengan teman sebangku, bergosip, ada yang belajar, ada juga yang langsung menuju ke kantin untuk mengisi perut.

"Kay, salat nggak?" tanya Filza pada Kayla. Hari ini mereka hanya berdua karena Riana tidak masuk sekolah akibat sakit. Mumpung jam kosong Filza memanfaatkan waktunya untuk melakukan salat dhuha di masjid sekolah. Sebenarnya waktu istirahat juga cukup untuk melaksanakan salat, namun suasananya pasti akan berbeda dengan sekarang dan itu cukup bisa mengganggu kekhusyukannya.

"Gue halangan, Za," jawab Kayla.

"Yaudah, gue salat dhuha dulu kalo gitu." Filza segera mengambil mukena dari dalam tas dan langsung menuju ke mushala.

Dalam perjalanan ke mushala, Filza mengedarkan pandangannya ke setiap kelas dan penjuru ruangan. Tiba-tiba ia teringat tentang Mama dan Papanya. Filza jadi memikirkan sikap orang tuanya saat masih muda dulu. Pasti menggemaskan. Jika memikirkan itu Filza tersenyum tanpa sadar.

Sesampainya di sana, Filza meletakkan mukenanya di meja dan bergegas menuju ke tempat wudu.

"Rendi?" celetuk Filza saat melihat teman sekelasnya baru keluar tempat wudu dengan beberapa bagian tubuh yang basah, termasuk rambutnya.

Rendi melirik Filza, gadis itu sedikit menghalangi jalannya. "Kenapa?"

"Lo salat dhuha juga?" tanya Filza sedikit kaget. Masalahnya ia jarang melihat Rendi di Masjid. Apa memang ia tak tahu, ya?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 24, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Pangeran untuk Filza 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang