Kebohongan.
Aku bohong mengatakan bahwa, aku kehilangan memoriku. Semua yang ku katakan sebelumnya dan yang telah di tulis dalam chapter sekian, adalah tidak nyata.
Aku Park Jimin. Tetapi sekarang Jason Park.
Kenyataan yang benar adalah, alat itu dapat mengingat memoriku saat kecil, tetapi tidak membuat kehilangan memoriku sebelumnya.
Aku tahu wanita itu. Yang berdiri bersama dengan seorang lelaki yang sedang asyik berbincang memegang gelas wine.
Kami berada di sebuah pesta ulang tahun di salah satu Ballroom dan ternyata Kim Seokjin juga di undang.
Wanita itu, Dia cinta pertamaku. Kami pernah hidup bersama sebagai keluarga kecil sederhana.
Aku bahagia. Tetapi dia tidak.
Aku tahu? Aku selalu tahu. Bahkan sejak awal.
Tetapi aku terlalu egois terus berada di sampingnya. Menjadi superhero-nya yang siap sedia menjaganya selalu.
Namun aku salah. Aku salah karena akan membuat kebohongan besar pada kehidupannya. Khususnya, kehidupan Hae Ra dengan berpura-pura menjadi ayah terbaik. Padahal disana ada Ayah sebenarnya. Cintanya Kim Jisoo yang tidak bisa dia lupakan itu.
"Jason Park?"
Aku terkesiap, lalu tersenyum pada Tuan Lee yang tiba-tiba menyapa. Kami berbincang sebentar lalu berbicara mengenai perusahaan milik keluargaku.
Setelahnya, Tuan Lee pergi dan membiarkanku sendiri.
Dan aku? Aku kembali memperhatikan Kim Jisoo yang sedang tertawa. Aku bersyukur dia baik-baik saja. Aku bersyukur dia bahagia dan mengambil jalan yang benar. Berani, bersama dengan kekasihnya yang dia tulis di dalam buku diary nya itu. Yang pernah aku baca dan membuat hidupku selama seminggu tidak tenang.
Karena aku tahu, bahwa Kim Jisoo dan Kim Seokjin bertemu tanpa sepengetahuanku ketika aku sakit. Itu terasa menyakitkan dan aku takut nanti Kim Jisoo berubah dan meninggalkanku. Meninggalkanku karena memilih bersama Kim Seokjin. Tetapi, ketika aku berpikir akan hal itu, mungkin sebaiknya aku yang pergi. Biar aku yang pergi agar Kim Jisoo tidak beban. Agar dia tidak merasa bersalah meninggalkanku dan dapat memulai kehidupannya.
Ya, Bukankah itu hal tidak masuk akal? Aku mencintainya tetapi aku memutuskan pergi dari kehidupannya. Aku mencoba melepas egoku yang selama ini selalu aku pegang erat.
Karena apa? Sederhana. Karena aku ingin Kim Jisoo bahagia. Aku tidak mau dia terus berada disisiku, tetapi sebenarnya dia tidak mencintai dan bahagia akan kehidupannya sendiri.
Kini aku bersama dengan keluargaku yang memang aku cari. Eomma dan Appaku. Dan mencoba menjalani hidup yang pernah hilang.
Seharusnya memang aku berada di sini bukan? Dan Kim Jisoo disana bersama dengan keluarga sebenarnya.
Aku menyesap wine dan melihat Kang Seulgi menghampiriku. Gadis yang Eomma kenalkan ketika aku menjemputnya di salah satu acara amal di Gangnam.
Aku belum menyukainya, tetapi dia tampak ceria ketika bersamaku dan sepertinya dia sudah menyukaiku atau bahkan mencintaiku? Entahlah.
Yang pasti dia selalu datang ke kantorku dan membuatkan makanan masakannya yang tidak enak itu."Jason Park?"
"Kau sedang melihat apa huh?""Melihat kehidupanku sebelumnya."
"Apa?"
"Tidak. Lupakan."
Lalu kami menyingkir dan menjauh dari mereka agar supaya tidak terlihat.
Aku hanya merindukan Kim Jisoo. Merindukan senyumannya, ciumannya dan pelukannya.
Tetapi, yang pasti. Aku ingin dia bahagia.
Bahagia tanpa beban.
Bahagia seharusnya.Aku memilih jalan hidup berbeda. Agak gila memang. Agak diluar nalar. Aku harap Kim Jisoo melupakan Park Jimin segera. Ah tentu saja dia akan segera melupakanku.
Dia Kim Jisoo. Cinta pertamaku di dunia yang keras ini. Dia dengan kehidupannya yang berlika liku. Dia yang polos namun sudah banyak menuai asam garam kehidupan.
Dia cinta pertamaku, dan aku akan segera menemukan cinta terakhirku. Seperti dirinya.
Aku Park Jimin namun sekarang Jason Park.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
One Night Stand
FanfictionBerawal dari tempat Karaoke, pertemuan pertama kali itu terjadi. warning: 18+ mohon untuk bijak dalam memilih cerita.