pesan yang tak kunjung datang •

6.1K 517 51
                                    

Setelah malam Kim Seokjin mampir kerumahnya.
Kim Jisoo mulai mencari tahu perihal informasi yang Kim Seokjin katakan tentang panti jompo. Setitik harapan mulai bersinar di hatinya. Dengan antusias dia mulai mencatat persyaratan apa saja yang harus di urus. Dia menulisnya di buku notenya, lalu setelah itu tangannya berselancar lagi di dunia maya.

Ada sedikit kelegaan, meski hal itu belum terjadi. Kim Jisoo menoleh, melihat satu-satunya keluarga yang dia punya sudah tidur terlelap. Neneknya sudah tua. Wajahnya keriput, rambutnya sebagian sudah berwarna putih dan tidak banyak yang bisa dilakukan selain duduk dan merenung.

Gadis itu menyandar di dinding kayu. Melihat deretan angka yang ditulis Kim Seokjin di lengannya tadi.

Ya, lelaki itu memberikan nomor ponselnya. Cukup lama Kim Jisoo memandang nomor itu. Apa dia harus menyimpannya? Apa suatu saat nanti dia akan menghubungi Kim Seokjin?

Entahlah. Dia ragu akan hal itu.

Jarum jam sudah menunjukkan pukul 2 pagi dan gadis itu lama-lama terlelap dengan posisi duduk bersandar pada dinding kayu.

***
Im Jin Ah, adalah salah satu gadis kaya raya. Dia terkenal dikalangan chaebol Korea. Namanya menjadi trendsetter. Baju yang di pakainya selalu menjadi bahan perbincangan pecinta fashionista. Paras cantik, tubuh proporsional membuatnya bagaikan model berjalan. Setiap baju yang dikenakan selalu menarik dan terlihat sangat indah. Dan orang yang melihatnya akan mulai bertanya, jenis pakaian macam apa itu?

Apakah keluaran Gucci? Louis vitton? Dior? Burberry? Miumiu? Atau Alexander Mcqueen?

Im Jin Ah tahu itu, dan dia menikmatinya. Dan betapa heboh circle orang kaya raya di Korea mendengar Im Jin Ah akan menikah, dan yang lebih membuat gempar lagi adalah calon laki-laki itu. Yang ternyata sempurna dan tampan bak model korea papan atas.

Kim Seokjin, langsung menjadi perbincangan yang tak kalah panas dan menarik. Bangga? Tentunya. Im Jin Ah bangga sekali dan tidak akan pernah melepaskan Kim Seokjin begitu saja. Perjodohan itu harus berhasil. Dia, harus menikah dengan Kim Seokjin dan menjadi pasangan paling sempurna yang akan membuat semua orang akan iri padanya.

"Eomeonim, Kim Seokjin dimana?" Im Jin Ah, menelfon Eomma Kim Seokjin. Gadis itu duduk, dan bersandar pada tiang batu pualam. Malam itu, Im Jin Ah sedang berjalan-jalan di halaman belakang rumahnya sambil menatap kolam renang yang tenang.

Dengan bahasa yang paling ramah Eomma Kim Seokjin menjawab, "Ahhhh, dia baru terbang ke Beijing tadi pagi. Urusan Bisnis Nana."
"Dia tidak mengabarimu?"

Gadis itu menggeleng, "Tidak Eomeonim."

"Keterlaluan sekali."
"Kau kan calon istrinya, apa dia tidak punya pikiran huh??"

Senyum gadis itu menghias wajah cantiknya. Dia merasa sangat di dukung oleh calon mertuanya itu.

Im Jin Ah tahu, Kim Seokjin sangat cuek padanya. Bahkan Kim Seokjin bisa sama sekali tidak menghubunginya.

"Yaaah, akan aku marahi dia jika sudah pulang."

"Jangan Eomeonim. Mungkin dia lupa."

"Aigoo, kenapa kau sabar sekali? Seperti berhati malaikat! Sudah cantik, sabar pula! Aku tidak salah memilihmu."

"Tidak Eomeonim. Itu berlebihan. Eomeonim, apa sudah membuka kotak dariku? Aku mengirimkannya sore ini."

One Night StandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang