"Sa, gue pasti bakal kangen banget sama lo" kata Celine yang tengah memeluk Sasa.
"Makanya lo ikut aja ke Korea sama gue" ujar Sasa.
Ya, kini Sasa akan berangkat menuju Korea, tempat dimana ia di besarkan. Sasa tinggal di Inggris setelah ia akan masuk ke jenjang senior high school, sebelumnya ia tinggal di Korea bersama dengan Paman dan Bibinya. Kakek dan Nenek Sasa dari pihak ibu sudah meninggal sejak Sasa masih kecil.
"Iya, nanti gue pasti bakal nyusul lo ke Korea" ujar Celine.
"Mah, pah, aku pamit ya" Sasa memeluk orang tuanya bergantian.
"Kamu hati-hati ya sayang, jangan nyusahin paman sama bibi kamu disana" ujar sang ibunda.
"Iya, jangan lupa paketin semua tas sama kacamata Sasa ya" ujar Sasa.
"Iya, nanti mamah kirim"
"Yang bener kerjanya, jangan coba-coba minta modal juga sama paman kamu" peringat Samuel.
"Iya, pah. Paling mintanya ke bibi" sahut Sasa.
"Heh" sentak Samuel.
"Ish, iya. Aku bercanda doang tadi" kesal Sasa.
"Kak, gue pamit ya" Sasa memeluk sang Kakak. Selama Sasa di Korea pasti ia akan kehilangan sosok Kakak yang selalu mendengarkan segala curhatannya.
"Baik-baik disana ya. Nanti sesekali kakak bakal tengokin kamu kesana" Bryan mengecup kening sang adik.
"Iya. Gak nengokin juga gak papa, asal uangnya yang nengokin" balas Sasa asal.
Bryan menoyor kepala sang adik, "yeu, maunya lo itu mah" ia mendorong bahu Sasa, "udah sana pergi" usirnya.
"Iya, ini juga mau pergi. Bye"
Sasa menyeret kopernya dan melakukan Chek in. Sasa membenarkan letak kacamata hitamnya yang tidak pernah lepas saat sasa keluar rumah. Sudah menjadi kebiasaan sejak kecil bagi Sasa untuk memakai kacamata hitam, bukan hanya untuk fashion tapi ada juga alasan lainnya.
Tidak lama pengumuman untuk memasuki pesawat pun terdengar. Sasa memasuki pesawat dan duduk di bangku first class.
Perjalanan dari Inggris menuju Korea membutuhkan waktu sekiranya 13 jam. Sasa tidak ingin membuang waktu 13 jamnya dengan percuma, lebih baik ia gunakan waktunya untuk tidur, yang merupakan salah satu hobby Sasa.
Selama perjalanan kegiatan Sasa hanya makan tidur makan tidur hingga tiba di Bandara international incheon.
Setelah mengambil kopernya, Sasa langsung memesan taxi untuk mengantarkannya ke rumah paman dan bibinya.
Ting nong
Sasa memencet bel rumah pamannya itu. Rumah pamannya berada di distrik gangnam, merupakan salah satu kawasan perumahan elit di Seoul.
Cklek
Pintu terbuka menampilkan wanita paruh baya yang masih sangat cantik.
"Eomma" pekik Sasa. Sasa memeluk wanita paruh baya yang ia panggil eomma itu yang sebenarnya itu adalah bibinya.
"Sasa" pekik Eunji, ia memeluk keponakannya itu.
"Sasa kangen banget sama eomma" ujar Sasa.
Eunji mengurai pelukan Sasa, "yuk masuk, ada appa kamu di dalam"
Eunji membawa Queen ke ruang keluarga.
"Appa" pekik Sasa. Ia langsung berhambur ke pelukan sang paman.
Daehyun mengelus surai keponakannya itu, "Putri appa udah datang. Udah besar sekarang"
"Iya dong, sekarang udah makin cantik" ujar Sasa percaya diri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Saranghaeyo Manager || NCT 2020
FanfictionClarissa Imanuela Max Lloyd, fashion, dan kacamata merupakan suatu kesatuan yang tidak terpisahkan. Tidak terhitung berapa banyak kacamata yang di milikinya dan sudah berapa banyak majalah fashion yang di belinya. Kecintaannya kepada hal berbau fash...