"Happy graduation, sayang" ucap wanita paruh baya dengan fisik yang masih cantik dan style yang sangat modis.
"Thanks mom" balas sang putri satu-satunya itu.
"Papah bangga sama kamu. Walau kamu sering ngabisin uang papah, tapi kamu bisa buktiin kalo kamu bisa lulus S2 di usia kamu yang baru 18 tahun ini" ujar pria paruh baya yang meyebut dirinya papah itu.
"Ya kan papah nyari uang tujuannya buat Sasa abisin" balas sang anak dengan entengnya.
"Durhaka lo sama orang tua" timpal sang anak pertama yang berjenis kelamin laki-laki itu.
Perkenalkan mereka adalah keluarga Lloyd. Sang kepala keluarga bernama Samuel Max Lloyd seorang pria keturunan Inggris dan istrinya bernama Micha Lloyd yang merupakan keturunan Korea dengan nama asli Jung Micha.
Mereka di karuniai dua orang anak berbeda jenis kelamin. Anak pertama mereka bernama Bryan Max Lloyd yang berusia 25 tahun dan anak kedua mereka bernama Clarissa Imanuela Max Lloyd yang berusia 18 tahun.
"Ayok mah, kita pulang" ajak Sasa dengan menggoyangkan lengan mamahnya itu. Terlihat sekali bahwa Sasa adalah anak yang manja.
"Ayok" balas Micha.
"Kamu gak mau pamitan dulu sama temen kamu?" Tanya Samuel.
"Aku gak punya temen" sahut Sasa.
Plak
Lengan Sasa di pukul oleh sang kakak, "durhaka lo sama temen sendiri" kata Bryan.
Sasa mengelus bekas pukulan Bryan yang terasa panas, "Santai dong, orang bercanda juga" sungut Sasa.
"Lagian ngapain juga pamitan, Celinenya aja mau ikut kita pulang" pekik Sasa frustasi.
Celine mengelus bahu Sasa, "Calm, babe"
"Pacar lo galak banget" adu Sasa pada Celine, sahabatnya sekaligus pacar sang kakak.
"Gitu-gitu juga kakak lo" balas Celine.
"Yaudah yuk pulang" ajak Samuel.
"BYE-BYE OXFORD, NANTI GUE MAMPIR PAS MAU S3 YA" teriak Sasa dengan melambaikan tangannya ke arah bangunan Oxford University, tempatnya menimba ilmu selama S1 dan S2. Banyak orang yang memperhatikan tingkah Sasa itu.
Bryan menarik tangan Sasa dengan tidak santainya, "malu-maluin aja, lo" omel Bryan.
Keluarga Lloyd berangkat menuju kediamannya bersama dengan Celine. Rumah mereka berada di wilayah Kensington yang merupakan salah satu pemukiman elit di Inggris.
Mereka langsung berpencar ke tempat mereka masing-masing saat sampai di kediaman Lloyd. Seperti Sasa dan Celine yang langsung menuju kamar milik Sasa.
Kamar Sasa memiliki nuansa yang soft. Dilengkapi dengan satu set sofa dan televisi membuat Sasa semakin betah di kamarnya. Ia bisa seharian berada di kamarnya tanpa keluar kecuali ada hal yang penting menurutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Saranghaeyo Manager || NCT 2020
FanfictionClarissa Imanuela Max Lloyd, fashion, dan kacamata merupakan suatu kesatuan yang tidak terpisahkan. Tidak terhitung berapa banyak kacamata yang di milikinya dan sudah berapa banyak majalah fashion yang di belinya. Kecintaannya kepada hal berbau fash...