S1. M. Am I?

997 190 101
                                    

Can I get 50 comments pleasee 🥺😂

Enjoy!!

Biasanya, jika ada yang akan diusir, maka seluruh anggota keluarga berkumpul siap membagi sorot hina dan ucapan selamat tinggal yang penuh dengan ejekan anggun seolah memamerkan semua kekayaan yang masih melekat pada mereka serta keluarga yang mas...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Biasanya, jika ada yang akan diusir, maka seluruh anggota keluarga berkumpul siap membagi sorot hina dan ucapan selamat tinggal yang penuh dengan ejekan anggun seolah memamerkan semua kekayaan yang masih melekat pada mereka serta keluarga yang masih merekat erat. Menunjukkan kalau perginya anggota keluarga yang berkhianat tidak memberikan pengaruh sama sekali dalam keluarga Lee.

Tapi rumah Jeno sangat sepi dan tenang malam itu. Music jazz berjudul Strange Fruit milik Billie Holiday pun berdendang menyenangkan untuk telinga Jeno yang secara otomatis berjalan langsung kearah ruang kerja sang ayah.

"Tuan besar di belakang, Tuan. Nyonya sedang melukis." Ujar sekretaris ayah Lee.

Di halaman belakang, Jeno bisa melihat ibunya bermain dengan tiga kucing yang keluarganya urus. Menempatkan mereka di posisi tertentu sehingga bisa ia lukis dan pajang  menemani delapan lukisan kucing lainnya.

Lalu pandangan Jeno beralih pada sang Ayah yang duduk di sofa belakang ibunya berada.

Biasanya, jika seperti ini Jeno akan berdiam diri memperhatikan orangtuanya terlebih Dad

Jeno suka bagaimana cara Dad mencintai Mom. Bukan tipe cheesy romantis. Bahkan untuk beromantis ria pun Mama Lee harus merengek terlebih dahulu. Kadang sudah merengek pun Dad tetap tak akan mengucap kata yang entah kenapa sangat menakutkan dan menggelikan bagi pria keluarga Lee. Yakni 'I love you.'

Dad bukan tipe yang menempel seperti lem, kini saja ia duduk dengan kaki bersilang berwibawa, punggungnya bersender santai di punggung sofa outdoor. Tangannya memegang cangkir teh berwarna putih mutiara dengan beberapa detail bahasa china kuno yang sudah ada sejak kakek buyut Jeno masih hidup.

Jeno juga suka bagaimana ayahnya sering diam-diam memandangi sang ibu dengan senyum yang terukir di wajahnya sehingga terlihat kerutan di wajah kaku serius dan menyeramkan yang ia punya.

Jeno ingin seperti ayahnya. Tidak dengan kata-kata mengungkap perasaan yang ia punya, tapi dengan kehadirannya, perlindungannya, kehangatan, senyum hangatnya yang tak memiliki batas ketika di samping Mom.

Pernikahan yang sudah hampir menyentuh angka 30 tahun itu masih sangat hangat. Meski diawal banyak masalah yang memberi dampak cukup signifikan. Salah satunya adalah sifat terbuka Jeno yang kini menjadi sangat tertutup. Kejadian yang mengubah banyak hal dalam keluarga Lee terlebih Jeno.

Tapi untuk sekarang, lupakan tentang masalah di masa lalu. Kembali ke masa sekarang dimana Ayah Lee sudah mengalihkan atensinya pada sang putra yang berdiri di pintu berbahan kaca tebal UV proof.

"Kok pulang? Tumben." Ujar Mom kaget. Bukannya mendekat wanita itu agak memberi jarak mengingat sang putra mempunyai alergi pada hewan manis dalam pelukannya ini.

LOWKEY - Lee Jeno & Hwang YejiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang