Abang Jidi

674 135 20
                                    

sedang mencoba nulis pake bahasa baku. ❛ ᴗ ❛ 

Sinar mentari pagi masuk ke rongga jendela kamar kost sempit yang Jennie tempati. Mengusik tidur nyenyak wanita muda bermata kucing itu.

"nghh"

Jennie mencoba menyembunyikan wajahnya di balik selimut agar tidurnya tidak terganggu. Itu gerakan refleks.

Tidak lama alarm Jennie berbunyi kencang, seakan ingin merusak telinga Jennie karna Jennie tak kunjung bangun dari alam mimpi nya.

Akhirnya Jennie mengalah dan terduduk di kasur empuk yang selalu menjadi tempat peristirahatan favorit nya dari hari yang menyebalkan. Termenung sebentar mengumpulkan nyawa, dengan mata yang setengah terbuka.

"ini Minggu ya?"

Oke, aktifitas Jennie seminggu sekali yang wajib di lakukan adalah cosplay Inem di hari Minggu. Bersih-bersih kamar, dan belanja kebutuhan rumah tangga di warung kelontong mas Bejo.

Setelah bersih-bersih selama sekitar 30 menit, dari mulai merapihkan tempat tidur, membersihkan debu, mencuci baju, sampai menyapu dan mengepel lantai. Sekarang waktunya Jennie belanja di warung mas Bejo.

Tidak banyak yang ingin Jennie beli, hanya pembersih lantai dan beberapa yang sudah habis seperti shampo dan pasta gigi.

"neng cantik mau kemana? Kok sendirian?" goda pengangguran buncit yang lagi duduk sambil ngopi

Jennie merotasi kan matanya "mau ke warung doang harus bawa keluarga besar?"

Skak!

Si buncit langsung gulung tikar bawa cangkir kopinya masuk ke dalam rumah. Terlanjur malu di jawab ketus, apa lagi di situ banyak bocil ep ep yang lagi numpang WI-FI di rumah bu Endang.

Sedangkan Jennie dengan cuek tetap berjalan santai ke warung mas Bejo.

Ia melangkahkan kakinya ke warung dengan spanduk bertuliskan 'WARUNG MAS BEJO SING RA NDUWE BOJO'

"mas, shampo Sunplik hijab satu botol, sama Petsodent satu ya" kata Jennie sambil menopang wajahnya dengan satu tangan.

Kepala dengan rambut ikal itu menyembul dari bawah, tersenyum ramah menyapa Jennie "halo dek Jennie~"

"halo mas Bejo" balas Jennie sambil tersenyum centil

Bejo terkekeh ringan lalu mengemas pesanan Jennie. Bejo itu tampan, ramah, dan baik pake banget ke Jennie. Bejo juga beda sama laki laki yang ada di sekitaran kost-kost an nya. Pokoknya Bejo da best deh, makanya Jennie nyaman buat bercanda sama Bejo.

"ini, semuanya jadi 30 ribu dek"

Jennie mengeluarkan uang dari dompet nya dan memberikan tiga lembar uang berwarna ungu pada Bejo.

Setelah melakukan transaksi Jennie berniat untuk pulang ke kamar kost nya.

"GA MAU POKOKNYA MAUNYA SAMA NENG JENNIE!"

"suara siapa sih itu anjing?" 

Jennie celingukan mencari sumber suara sialan itu. Suaranya mirip mirip sama suara kurir se kilo kurang se ons kemarin. Sebenarnya Jennie tidak mau besar rasa, tapi di kampung sini cuma dia yang punya nama Jennie. Kebanyakan disini namanya Icha dan Putri.

Suaranya berasal dari kerumunan yang ada di bawah tenda biru. Jennie langsung aja nimbrung kesitu.

Menendang-nendang angin sambil menangis duduk layaknya anak kecil yang tidak di belikan balon, orang itu terus menangis sambil menyebutkan nama Jennie. "neng Jennie buk! Ga mau sama yang lain!"

J&T [kjn•kth]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang