Ice Princess

508 113 14
                                    

Cafeteria hari ini terlihat lebih padat dari biasanya. Terlihat dari panjangnya antrean di beberapa kedai terutama di kedai mie ayam pak Alek.

Untungnya Jennie sudah mendapatkan makanannya dan sekarang hanya tinggal menyantap dengan santai. Di temani Jisoo yang memesan seporsi batagor.

"jhahaha mang enak ngantre panjang-panjang?" ucapnya meledek kerumunan antrean lalu menyuap mie ayam.

Dia selalu bersemangat jika itu tentang makanan, apalagi itu mie ayam pak Alek. Walaupun posisi pertama tetap Janji Raga.

Melirik ke arah Jisoo yang terlihat enggan memakan makanannya "Ji, itu kenapa ga lo makan? Ga mau ya?" Jennie berujar sambil mengarahkan sumpit nya ke piring Jisoo.

Di tepisnya pelan tangan Jennie, lalu menarik piringnya menjauh. "enak aja lo! Gue masih laper, cuma lagi ga nafsu aja" Jisoo mengaduk-aduk batagor nya.

"kenapa? Tumbenan lo ga nafsu makan, biasanya kotoran di piring gue aja lo yang ngabisin"

Jisoo memutar bola matanya malas. "setan banget punya temen satu" katanya membuat Jennie tertawa hampir terbahak. "Seokjin mau balik kesini, dia udah ada di bandara dan sekarang bokap gue lagi jemput dia" sambungnya.

Mata Jennie membulat mendengar penuturan temannya. Syukur lah dia sedang tidak mengunyah makanan, atau kejadian waktu dia hampir mati terulang lagi. Dengan gesit dia mengarahkan bangku nya agar mendekat dengan Jisoo.

"Seokjin udah selesai sekolah di luar negeri nya? Cepet amat!" Jisoo mengangguk cepat.

"sialan banget kan dia! Gue susah-susah ngelupain perasaan gue ke dia eh baliknya malah cepet banget!" sekarang gantian Jennie yang ngangguk.

"iya! Harusnya dia-"

"harusnya harusnya apaan sih, seru amat kayanya"

Kalimat Jennie terpotong ketika Taehyung secara tiba tiba duduk di meja yang sama dengan mereka dan mulai nimbrung obrolan. Harum parfum maskulin pria itu menusuk hidung Jennie, membuat Jennie berdebar.

Apa-apaan cuma karena parfum seseorang bisa berdebar!

Jisoo dan Jennie kompak menatap si pendatang tak tau diri yang menyela pembicaraan. Matanya berotasi, hanya pengalihan agar tidak terlihat panik karena debaran jantungnya yang menggila.

Sedangkan Jisoo, cewek itu pergi begitu saja setelah memberi cengiran yang lebih terkesan mengejek bagi Jennie. Menyisakan dua pasangan bohongan itu.

Siapapun bantu Jennie untuk memberitahukan jantungnya agar tak berdetak kencang, atau tidak usah berdetak sekalian. Itu lebih baik. Benar benar gila, pikirnya. Ini sungguh bukan dirinya yang dulu yang bersikap biasa saja saat ada Taehyung di sekitarnya. Sekarang bahkan kehadiran Taehyung membuat nya merasa.. tak nyaman (?)

Entah lah, Jennie bingung perasaan macam apa ini.

Dia menyibukkan dirinya, memakan mie ayam tanpa ada niat melirik pada Taehyung atau sekedar basa-basi. Jennie sadar kok kalau dari tadi Taehyung terus menatapnya. Jadi Jennie makan dengan tenang. Ah bukan, tapi makan dengan anggun.

Suara kekehan terdengar, Jennie langsung menoleh pada Taehyung. Dia tau jelas itu suara kekehan Taehyung. "kenapa lo nyengar nyengir?" tanya Jennie tidak santai.

"lo ngapain makan begitu, Jen? Lo kan biasa makan pake cara kuli" Taehyung berujar setengah tertawa.

Malas berdebat rasanya. Jennie memutar bola matanya "lo juga ngapain ngeliatin gue kaya gitu? Kaya gue maling barang lo aja"

Taehyung langsung memalingkan wajahnya. Betul apa yang Jennie katakan, kenapa juga dia harus terus menatap Jennie. Seolah-olah ada sesuatu yang mengunci matanya.

J&T [kjn•kth]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang