Janji Raga pt.2

401 103 7
                                    

Kim Jennie berdiri antusias dari tempat duduknya, lalu merentangkan tangan mengisyaratkan seseorang yang baru datang untuk datang ke pelukannya. Dia Kim Seokjin, pria dengan bahu lebar itu berhambur memeluk Jennie. Tidak lama kok, hanya sekilas. Seokjin duduk dan langsung menyesap americano yang sudah Jennie pesankan beberapa menit yang lalu, terbukti dari es batu nya yang mulai mencair.

"dari tadi lo?" tanya nya basa-basi pada orang yang datang terlebih dulu.

"ngga, gue juga belom lama dateng. Si Taehyung pingsan tadi jadi gue harus nungguin dia, gue pikir gue telat"

Tawa Seokjin meledak membuat bunyi seperti sedang mengelap kaca basah. "kok lo malah ketawa sih, anjing?!" sungut Jennie tidak terima di tertawakan.

"oke oke" Seokjin menghentikan tawanya, "anak tengik modelan dia kok bisa pingsan? Jangan bilang cuma gara-gara kecoa atau tikus?" Seokjin beralih bertanya. Dengan sedikit malas akhirnya Jennie menceritakan semuanya. Mulai dari makan siang di kantin, lalu si sialan yang sialannya tampan Mingyu membawa pujaan hati Taehyung yang tidak pernah bisa Taehyung gapai itu untuk makan bersama.

".... terus dia pingsan. Untung dia ganteng, jadi banyak degem yang mau bantu dia"

Seokjin meringis sambil memegangi selangkangannya yang mendadak merasa nyeri. "ga kebayang anjing kalo joni gue di cubit begitu, gue masih inget gimana lo suka nyubit gue waktu SMA. Itu sakit banget bangsat, lo pelintir-pelintir mana nyubitnya pake kuku" nadanya di buat sekesal mungkin.

Jennie hanya tersenyum penuh arti membuat Seokjin merasa atmosfer di sekitarnya berubah menjadi gelap, persis seperti adegan penyihir datang untuk menyihir putri tidur di film Maleficient.

"a-apaan lo?" Seokjin tergugu, takut takut kalau kesialan jatuh padanya saat ini juga. Sedangkan Jennie semakin meninggikan senyumannya, ugh! Itu bahkan melewati batas kelebaran senyum.

"udah lama ga nyubit tangan lo, Jin. Sekarang boleh lah ya?" tawarnya dengan ramah, Seokjin tau dia tidak akan selamat kali ini.

"bang, mao kemana goblok!?"

"ikut aja Kook, ini penting buat gue"

Pria bergigi kelinci ini menurut pada pria yang lebih tua darinya satu tahun itu walaupun tidak ikhlas. Sudah dari tadi Jungkook di suruh berputar-putar menggunakan motor sport nya, tapi tetap juga Taehyung tidak menemukan apa yang dirinya cari. Persetan apa yang Taehyung cari! Masalahnya sekarang ada pada bensin motor Jungkook. Bensinnya sekarang menipis. Lagian kenapa ga pake motor Taehyung aja si? Si Taehyung malah enak-enak duduk di belakang sambil ngarahin ke sana kemari.

Tau kalau keadaannya akan semakin rumit jika bensinnya tiris dan akan mogok di perjalanan pulang, Jungkook akhirnya menarik rem dan berhenti di sana. "lo nyari apaan bangsat?! Bensin gue tiris nih" rutuk Jungkook. Sedangkan pria bodoh yang sekarang malah menyengir tak bersalah itu masih enggan menjawab, "rahasia Kook, personal reason" tuturnya.

"argh personal personal tai! Cepetan kasih tau, siapa tau gue bisa bantu" Jungkook frustasi.

"cakep~"

"bukan pantun 'anjing, bang!" sepertinya Jungkook sungguhan akan gila jika dekat dengan Taehyung terus.

"ya maap, abis nya bersajak ab-ab gitu"

"pengen banget gue mukul pala lo, bang. Kalo di bolehin" Jungkook berusaha menahan emosinya.

Taehyung acuh, dia masih melongok ke sana kesini mencari sesuatu yang Jungkook bahkan tidak tau apa atau siapa itu. "pukul aja Kook, dikira songong sama yang tuaan ga dapet dosa hah?!" cercanya tiba-tiba membuat Jungkook terjingkat karena terkejut.

J&T [kjn•kth]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang