Kim Seokjin

511 120 26
                                    

Duduk bertiga di meja yang sama di sebuah cafe tengah kota. Jennie, Seokjin dan Jisoo mengobrol ringan sambil sesekali menyesap kopi masing-masing. Acap kali Jisoo menyinggung masalah Jennie yang menangis saat menunggunya datang, menjadi bahan guyonan sore ini.

"jangan ngatain gue mulu, ya! Lo itu nangisnya lebih banyak dari gue" gerutu Jennie.

"dih, apa banget setan! Tukang fitnah!" elak Jisoo.

Pria ber pundak lebar itu hanya tertawa melihat kelakuan dua sahabatnya yang tidak ada akurnya itu. "ini kenapa gue di anggurin? Haram hukumnya nganggurin orang ganteng kaya gue" kata Seokjin membuat Jennie dan Jisoo mual saat itu juga.

"bodo amat, Jin! Terserah lo." sergah Jennie, lalu menyeruput macchiato nya.

Seokjin terkekeh pelan, "lo ga berubah ya, Jen. Masih sama kaya waktu gue pacaran sama lo"

Ukhuk!

"argh sialan! Ini kenapa gue di sembur begini?" Seokjin membersihkan kemeja nya dari semburan kopi yang tersembur dari dua mulut wanita cantik di depannya.

Ya, Seokjin baru saja terkena sembur oleh Jisoo dan Jennie. Lagi pula siapa suruh menyinggung topik sensitif yang dapat membangun tembok kecanggungan di acara nongki bareng ini.

Kim Seokjin. Pria dengan sejuta pesona itu adalah mantan pacar Kim Jennie sewaktu mereka duduk di bangku SMA. Sejak awal SMA mereka bertiga, Jennie, Jisoo dan Seokjin adalah sahabat dekat. Dan keputusan Seokjin menjadikan Jennie sebagai pacarnya adalah perbuatan salah dan bodoh. Pernyataan cintanya memang di terima oleh Jennie polos waktu itu. Tapi pertemanan mereka bertiga setelah itu agak berantakan.

Jennie dan Seokjin hanya menjalani hubungan main-main itu selama satu tahun. Main-main apa yang berjalan selama satu tahun? Dan saat mereka memutuskan hubungan itu, mereka berjanji untuk tetap berteman baik seperti biasanya.

Sekarang, waktu menunjukan pukul enam sore hari. "It's time to go home, besties!" seru Jennie.

Mereka bertiga keluar dan berdiri di depan cafe, menemani Jennie menunggu abang-abang ojol datang.

"kapan-kapan nongki lagi lah" ucap Seokjin memecah keheningan.

"iya, kapan-kapan nongki lagi. Biar bapak-bapak yang satu ini ngga gabut di rumahnya, stress dia." sahut Jisoo mencibir.

Seokjin mengacak rambut Jisoo pelan, "sok tau banget, bocah!"

Oke, pemandangan ini tidak sopan di mata seorang jomblo akut seperti Kim Jennie. Dia berharap agar abang ojol itu segera datang. Kira-kira mantra apa yang cocok untuk memanggil ojol lebih cepat?

Mas ojol, mrene cepet mrene aku ora tahan ndeleng wong loro edan lagi lagi metu

Nice mantra, Jane. Tak lama jemputan Jennie datang, "ayo naik buruan" titah pria berjaket denim dengan helm sport. Suaranya Jennie kenali, ini pria yang tadi sore menyuruhnya untuk tidak lagi bersikap sok pahlawan.

Jennie menatap kedua temannya dengan tatapan heran, seolah bertanya, ini orang ngapain anjir? Terus ojol gue gimana dong?

"lo siapa?" Seokjin menatap Taehyung tidak santai.

Taehyung mengabaikan Seokjin dan tetap menatap Jennie, "ayo naik buruan, Jennie." kalimatnya sengaja ia tekan kan. Jennie masih bingung dengan situasi ini, dia diam tidak mengatakan atau melakukan apapun.

Sedangkan Jisoo menggenggam tangan Jennie, "Jen, itu dia ngapain?" bisiknya pada Jennie. Yang ditanyai malah menggeleng.

"lo kalo di tanya ya di jawab dong" kata Seokjin sambil mendorong pelan bahu pria yang menurut nya asing itu.

Terdengar kekehan dari dalam helm yang Taehyung pakai, "harusnya gue yang nanya. Lo siapa?"

Suasana menjadi lebih dingin saat Seokjin dan Taehyung malah cekcok di depan cafe. Jennie yang tidak tahu harus bersikap apa, dan Jisoo yang sudah jengah.

"HEH DIEM!!" akhirnya Jisoo menginterupsi.

"Taehyung, kenalin ini Seokjin temen lamanya Jennie. Seokjin, ini namanya Taehyung dia temennya Jennie juga. Jadi kalian berdua itu sama-sama temennya Jennie, paham?" Jisoo menjelaskan.

"nah! Itu yang gue pengen omongin dari tadi!" seru Jennie, mengangguk antusias.

Pria dengan bibir menawan itu mengangguk-anggukan kepalanya, tanda mengerti. "ya udah, Jen. Sana pulang bareng dia, gue kira tadi dia begal."

"anjing! Mana ada begal keren begini" sungut Taehyung tidak terima.

"lagian di tanyain dari tadi malah ngegas"

Taehyung menyerahkan helm nya pada Jennie. Wanita bermata kucing itu memasang helmnya sendiri, meskipun dia tahu itu susah. Menurut Jennie, helm milik Taehyung itu semuanya susah di pasang atau di copot pengaitnya. Satu menit Jennie habiskan untuk memasang helm itu dan masih belum terpasang. Membuat Seokjin mengeram.

"sini gue pasangin! Lama banget, ntar di tinggalin noh"

Jennie diam menurut saat Seokjin mendekat dan memasangkan helm nya. Dan itu membuat Taehyung merasa kesal. Bagaimana bisa Jennie diam saja saat bahkan wajahnya dan wajah pria asing itu sangat berdekatan, apa ada teman dengan hubungan seperti ini?

"gila ya, Jin. Muka lo masih mulus aja, kaya ga ada dosa" ucapan itu mencelos dengan enteng dari mulut kecil Jennie. Membuat Seokjin terkekeh

"iya lah, dari dulu sampe nanti gue tua juga tetep ganteng begini" Seokjin masih fokus memasang kaitan helm yang Jennie pakai.

Setelah selesai, dia mendorong Jennie mendekat pada motor Taehyung, "nah.. udah selesai, sana pergi"

"thanks ya, kawan-kawan ku. Aku pergi duluan" ucap Jennie di buat-buat, membuat Seokjin dan Jisoo merinding secara bersamaan.

Tak mendapat respon, dirinya malah tertawa sendiri. Lalu menatap Jisoo yang sedang menatapnya geli, "oh iya! Lo pulang bareng siapa, Ji?"

Alih-alih menjawab pertanyaan Jennie, Jisoo malah merotasikan bola matanya. "Jen, jangan sampe gue puk-"

"oh iya, lupa! hehehe"

Jennie duduk dengan manis di belakang Taehyung, di atas motor sport yang sedang melaju cepat. Jennie yang biasanya bawel ketika di atas motor sekarang mendadak menganut faham Diam Itu Adalah Emas. Yang dari tadi dia lakukan hanyalah melihat kesamping kanan atau samping kiri.

Dia mengamati jalanan dengan seksama, dan mengambil nafas panjang ketika melihat gapura kampung dimana kamar kost nya ada di sana hanya tinggal beberapa meter lagi. Tapi bukannya belok, Taehyung malah tetap mengendarai motornya lurus melewati gapura itu.

"Tae, lo kalo marah kenapa jadi tolol begini sih?"

Taehyung berdecak, "apaansih, tolol-tolol apaan?" protes Taehyung tidak terima dirinya di sebut tolol.

Si lawan bicara merotasikan bola matanya, "harusnya tadi belok! Fokus makanya kalo bawa motor, sialan!"

"gue pengen bawa lo ke mama." jawab Taehyung membuat Jennie gelagapan.

"ngapain anjing?! Ini bukan weekend!"

"mama sakit, dia bilang mau ketemu sama lo. Gue juga males sebenernya ketemu lo lagi"

Entah karena kehabisan kata-kata, atau memang shock. Jennie tidak menjawab lagi. Kata-kata yang biasanya mereka lontarkan satu sama lain itu mendadak menjadi kalimat paling jahat yang pernah Jennie dengar. Biasanya, Jennie akan membalas kalimat itu dengan makian atau pukulan ringan.

Kenapa sekarang rasanya lain?

tbc..

J&T [kjn•kth]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang