0.23 - warn 🔞 !

3.3K 244 148
                                    

Singto memarkirkan mobil nya, di parkiran mobil rumah megah nya, seperti biasa. Kemudian menoleh kearah Krist, yang tengah memasang wajah tak suka sembari memandangi wajah Singto.

"Apa?"
"Apa?!" Krist mengulang pertayaan yang baru saja keluar dari mulut Singto, dengan nada sedikit meninggi.

"Aw ada apa dgn nada bicara mu?"
"Per - Men ku , Di Ma Na Singtuan?!"

Krist berbicara penuh penekanan sembari melipat kedua tangan nya di depan dada, kemudian mengeluarkan pout andalan nya.

Lagi dan lagi, pose kesal menurut Krist, nyatanya tetap menjadi pose seksi dan menggoda, menurut Singto.

"Oh itu, Ada"
"Dimana? Jawaban mu hanya ada, ada, dan ada. Kau berusaha untuk membohongi ku ya? supaya aku mau pulang, supaya aku berhenti marah pada mu?" Krist mengeluarkan seluruh isi hatinya, merasa kesal dengan kelakuan Singto yang sangat menyebalkan dari pagi sampai sekarang.

Saat keduanya keluar dari pusat perbelanjaan, dan melewati toko permen itu lagi, Krist sudah berfikir bahwa Singto akan berhenti dan membeli satu. Tapi ternyata, tidak. TIDAK BERHENTI.

Bahkan Singto tidak mengatakan atau menanyakan apapun kepada Krist, setelahnya. Sumpah Singto dimata Krist benar-benar seperti patung yang secara special diberikan nyawa saat ini. Hfftt.

"Dikamar ku"
"Ha?"

Singto memajukan tubuh nya, tangan nya tergerak untuk membuka sabuk pengaman yang masih mengait pada tubuh mungil milik Krist.

Membuat Krist yg merasakan tubuh singto semakin mendekat kearah nya secara tiba-tiba, refleks menahan nafas .

"Buka sendiri kalau kau mau"

Manik mata setajam elang milik Singto kembali beradu dengan manik mata teduh milik Krist. Tidak begitu lama sampai Krist mendorong tubuh Singto agar menjauh dari nya, kemudian berlari keluar dr mobil dan pergi memasuki area rumah.

Singto yang menyaksikan itu tertawa gemas, karna merasa Krist sangat polos dan mudah sekali untuk di goda.

☘︎ ☘︎ ☘︎

Singto sampai dikamar nya, dirinya langsung dikejutkan oleh bayangan tubuh Krist yang ternyata sudah terduduk di pinggir kasur nya, dengan pandangan mata setajam elang.

"Shia, sedang apa disitu? kau menakuti ku"
"Aku?! aku seram maksut mu?!"
"Haha mai chai, maksut ku aura ruangan ini yang menakuti ku"
"Persetan dengan itu, mana permen ku?"

Krist berdiri dari duduk nya kemudian berjalan mendekat kearah Singto, sembari menegadah kan kedua tangan nya, didepan wajah.

Membuat Singto yang melihat itu dengn cepat menaikkan sudut bibir nya, tangan nya yang masih menggantung pada ganggang pintu tergerak untuk memutar kunci nya, kemudian mencabut kunci itu dari tempatnya.

Krist terdiam, dirinya seakan tiba-tiba saja tersadar akan sesuatu.

"Singtuan? kau ...?"
"Jangan melihat ku seperti itu"
"Kenapa mengunci pintu?
"Agar seseorang tidak bisa melihat nya"
"Apa? ... melihat apa?"

Singto berjalan maju, adegan yng selalu familiar untuk dilakukan oleh keduanya. Namun kali ini nampak sedikit berbeda.

Krist sama sekali tidak bergerak mundur dari tempat nya, seakan memiliki banyak tenaga untuk tetap berdiri pada posisi nya saat ini.

Menyambut kedatangan singa yang seakan tengah kelaparan sekarang, dan bahkan krist seakan sedang mempersilahkan singa itu untuk menerkam nya hidup hidup saat ini.

"Melihat permen yang kau inginkan"

Menyadari bahwa Krist tidak melakukan penolakan apapun. Singto dengan gesit mengangkat tubuh Krist ala bridal style, kemudian membaringkan tubuh mungil itu di kasur king size milik nya, dengan hati hati.

Singtuannghh 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang