Lemari Tua

5 2 0
                                    

Dirumahku terdapat lemari kayu tua dengan cat berwarna putih. Lemari itu sudah ada sejak Kakek Buyutku muda. Aku tidak tahu kenapa lemari itu hanya menjadi pajangan di gudang. Anggota keluargaku tidak ada yang menggunakkan lemari itu bahkan  menyentuh pun tidak. Padahal lemari itu sangat bagus dan besar. Mungkin itu cukup menampung diriku untuk bersembunyi.

Aku pernah bertanya kepada Ibuku, "Kenapa lemari itu tidak pernah di gunakan?" beliau hanya menjawab, "Suatu hari kamu akan tahu, sayang." lantas, suatu hari itu kapan? Baiklah mungkin bukan saatnya aku tahu tentang lemari itu.

Suatu hari, di Siang yang mendung, mungkin akan turun hujan. Aku berniat akan menetap di dalam kamar seharian sambil mendengarkan lagu di komputerku. Tapi, tiba-tiba listrik dirumah ku padam. Dengan cuaca mendung gelap tetapi tidak turun hujan dan suasana di kamar ku sangat dingin, dan agak menyeramkan. Lebih baik aku keluar dari kamar dan menuju taman yang ada di rumahku.

Namun saat aku keluar dari kamar, tiba-tiba saja aku mendegar suara seperti keramaian dari arah gudang. Aku penasaran, apakah ada yang memasuki gudang? Setahuku pintu gudang selalu di kunci oleh Kakekku. Jantungku berdegup kencang saat mendekati pintu gudang. Dan, ternyata pintu gudang itu tidak di kunci. Seolah-olah ada yang membuka pintunya. Baiklah aku akan masuk.

Saat aku membuka pintu gudang, aku hanya melihat kegelapan. Aku segara menyalakan lampu senter Handphone ku. Ternyata suara keramaian itu dari lemari. Aku sangat penasaran akan hal itu. Aku ingin membuka pintu lemari itu. Ada apa di dalam lemari itu? Apakah seseorang memasuki lemari itu? Tapi siapa? Haruskah aku membuka nya?

Ayolah! Aku ingin membuka pintu nya. Namun aku ragu. Aku sangat penasaran ada apa di dalam lemari itu?

Tiba-tiba ada yang menyentuh bahu ku. Seperti menepuk. Tentu saja aku terkejut! Ternyata itu Kakekku. Dia tersenyum menatapku dan berkata, "Kakek tahu, kamu sangat penasaran dengan lemari itu." aku hanya menatap Kakekku dengan tatapan bingung. "Tapi cucuku, terkadang rasa penasaran itu akan sangat berbahaya untuk dirimu. Lebih baik kita cukup tahu saja. Suatu saat jika itu sudah kehendaknya, kita akan tahu." kata-kata Kakek ada benarnya. Aku hanya terdiam sambil menatap lurus ke arah lemari. Begitu juga dengan Kakek, beliau hanya diam menatap lemari itu dan merangkul ku.

Baiklah, sebaiknya aku tidak larut dalam rasa penasaran terhadap lemari tua. Bukan saatnya aku mengetahui isi di dalam lemari itu. Aku akan menunggu saat yang tepat untuk membuka pintu lemari itu.

-

Rahasia Di DalamnyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang