"Kupikir Tuhan Begitu Membenciku, Hingga Membuatku Seperti Ini Tapi Jika Dilihat Dari Sudut Pandang Lain Dapat Dilihat Jika Tuhan Sedang Memperlihatkanku Sebuah Kebenaran Yang Mungkin Mata Dan Hatikuku Tidak Bisa Melihatnya."
"Bianca__"
Bikk...bi mimin....dimana sih ko nggak ngenyahut sih aku panggil dari tadi."ucapku mengampiri bi mimin"
Ohh, non Bianca kirain tadi siapa ini non bibi lagi belajar bikin kue buat non Bianca, kan tiga hari lagi non Bianca ulang tahun."ucap bi mimin"
Oh, benarkah aku hampir lupa, hah bibi tidak usah repot-repot bi lagian tidak aka nada yang ,mengingatnya sama seperti tahun lalu, aku tidak terlalu mengharapkannya, tapi jika bibi bersikeras tetap membuatnya maka aku akan menikmatinya, dan sejak tadi aku tidak melihat mama,! Apa mama sudah pergi labi bi."ucapku sendu"
Em, maaf non tapi mamah non Bianca baru saj pergi non katanya ada urusan penting."ucap bi mimin
Ohh, benarkah rupanya ada yang lebih penting dari aku."ucapku sedih"
Naon Bianca jangan ngomong kaya gitu, mungkin saat ini mamah non Bianca memang sedang sibuk, dan bibi yakin mamah non nggk akan lupa sama ulang tahun non Bianca."ucap bi mimin menjelaskan"
Baiklah bi, aku pergi dulu mau ketemu temen. Kalau ada yang mecari bilang aku lagi pergi."ucapku menjelaskan"
Iya non, hati-hati yah dan jangan terlalu sore pulangnya."ucap bi mimin"
Emm...iya bi."ucapku sambil berlalu pergi"
Disebuah kafe diseberang sana terlihat seorang wanita tengah duduk santai, dengan gaya berpakayan dengan celana jins dan kemeja serta sepatu sikers dan topi berwarna biru terlihat sangat elegan namun terlihat santai sambil membiarkan rambut panjangnya tergerai, dan jika dilihat dari raut wajahnya terselip kegelisahan dan sepertinya tengah menunggu seseorang.
Stella. Apa itu kamu.! Maaf menunggu lama."ucapku" yup, benar wanita itu adalah stella dan sedari tadi seseorang yang tengah ditunggunya adalah Bianca.
Iya, ini aku silahkan duduk."ucap stella"
Em, terima kasih.! Stell...kalau boleh tau ada apa yah kamu ngajakin aku ketemuan dan tidak biasanya kamu seperti ini."ucapku"
Sebenarnya, aku ingin menyelesaikan semua permasalahan kita agar tidak ada lagi diantara kita yang berperasngka."ucap stella menjelaskan"
Maksudmu apa, stell... aku tidak pernah berprasangka buruk tentangmu."ucapku bingung"
Aku tau kamu bukan orang yang seperti itu, makanya aku ingin memperjelas kesalah pahaman yang terjadi, sejak kejadian dikantin waktu itu. Jujur sebenarnya aku tidak pernah membencimu bahkan sebaliknya aku sangat menyukaimu, tapi setelah aku mengetahui sebuah artikel itu dan mengetahui sebuah kebenaran jika kamu berasal dari keluarga K-ONE keluarga yang dulu pernah membunuh ayah dari sepupu ibuku, saat itu juga aku sangat marah bukan karena apa, kamu bahkan tidak pernah menceritakan tentang dirimu dan keluargamu padaku bahkan saat itu kita sangat dekat, jadi kupikir kamu tidak pernah menganggapku berarti. Dan itu membuatku sangat marah dan kecewa. Tapi saat kamu bilang dikantin kalau kamu dari awal tidak mengetahui semua itu dan bahkan kamu mengetahuinya setelah ada artikel itu, disitulah aku merasa sangat bingung, apa mungkin kamu berpura-pura mengingat orang itu adalah keluargamu, kupikir kamu menutupi semua itu, tapi ketika kamu menjelaskan betapa kamu terluka dan sangat terpukul dengan kejadian itu disitulah aku mulai sadar jika yang kulakukan waktu itu salah. Dan sejak kejadian itu aku selalu menghindarimu karena aku takut kau akan terluka lagoi karenaku, itu benar-benar membuatku sangat terluka."ucap stella menjelaskan"
Dan akhir-akhir ini kulihat kamu sangat bahagia, dan aku takut untuk mendekatimu karena aku sudah melukaimu terlalu dalam. A...apakah tidak ada kesempatan kedua untukku."ucap stella sendu" dan lagi, sebenarnya ada yang ingin kukatakan, dan ini peringatan untukmu, jadi aku berharap mulai saat ini kamu jauhi novi dia bukan orang yang baik dan kupikir dia akan menyakitimu."
KAMU SEDANG MEMBACA
LIFE GOES ON (TAMAT) Belum Revisi
FanfictionSEBELUM MEMBACA JANGAN LUPA FOLLOW 🏁 _________________ Aku kesepian..... Aku terluka..... Aku hancur..... Tiga kalimat itu berhasil lolos dari pendengaran ku,! "Apa yang kukatakan?." "kenapa rasa sesak ini tidak berhenti, apa yang...