9. Hope

6.5K 926 18
                                    

"Kau ingin tetap disini? Disaat tidak ada seseorang yang mengharapkan mu lagi? Ayahmu tidak pernah mencintaiku bagaimana mungkin dia akan mencintaimu sebagai anaknya? Dia mencintai orang lain!" Bahu kecilnya di tekan oleh kedua tangan, pria itu menyuruh anaknya untuk menghadap kearahnya.


"Kau tak ingin ikut ibumu?" Satu buah pertanyaan kembali muncul, matanya yang basah ia gunakan untuk menatap anaknya yang sedari tadi hanya diam.




Anak itu mengusap air mata milik ibunya, setalahnya ia berbalik menuju rumah mewah didepan sana, meninggalkan ibunya seorang diri. Lagi pula pria itu yang memutuskan untuk pergi lalu kenapa Mark harus ikut kepadanya.




Mark kecil tau, ayahnya tak pernah mencintai ibunya.



"Aku tak butuh kasih sayang atau cinta darinya. Aku hanya menginginkan kekuasaan miliknya, Bu! Dan jika aku ikut bersamamu aku tau kau tak akan mendapatkan semua itu!"


























•🐰 You Crazy Me 🦊

























Renjun tersentak pelan disaat pintu kamar miliknya dibuka, nafasnya sedikit tersengal disaat mendapati Jaemin dengan keadaan kacau mendekat kearahnya.


Matanya memerah dengan baju serta rambut pria itu yang acak-acakan. Renjun menyimpulkan kalau pria itu sedang dalam keadaan tidak baik-baik saja.


Jaemin tidak dalam kontrol diri yang baik, dan itu adalah sebuah ancaman tersendiri baginya.



Tubuh renjun berjalan mundur, tangannya meraba sesuatu dibelakang tubuhnya untuk pertahanan diri, namun yang ia dapat hanya sebuah vas bunga.


Pegangan pada vas kian mengerat disaat tubuhnya sudah tak memiliki akses untuk mundur lagi, bersamaan itu pula Jaemin berjalan kearahnya dengan mata memerah.



Bruk!

Namun ketika sudah sampai dihadapan, Jaemin malah jatuh dengan posisi duduk bersimpuh serta kepalanya yang kian menunduk. Pria Na menunduk dalam, dan Renjun dapat melihat bagaimana tetesan air mata itu keluar menghujani lantai.



Jaemin menangis?



Kenapa?


Kenapa dia menangis di hadapan Renjun?



Kenapa pria itu menunjukkan sisi lemahnya dihadapan renjun?



Pikiran renjun kosong, dia tak mengerti apa yang Jaemin lakukan, sontak saja pegangan vas di tangannya terlepas, membiarkan benda yang terbuat dari keramik itu menggelinding dilantai.




"Renjun" Jaemin menarik tangannya sekali hentak membuat Renjun yang belum siap akan gerakan Jaemin yang tiba-tiba membuatnya terjatuh dengan lutut yang bertumpu pada lantai.



Jaemin menatap nya, kedua manik tajam itu basah. Dan renjun hanya terdiam disaat pria Na memeluknya begitu erat, menumpahkan seluruh air mata yang selama ini ia tahan.


Membiarkan renjun melihat dirinya yang rapuh.



"Aku membunuhnya" suaranya terdengar lirih memasuki gendang telinga milik renjun, disaat Renjun menahan nafas menunggu lanjutan dari perkataan pria Na. "Aku membunuh ayahku. Seseorang yang sangat ku benci hingga akhir hayatnya. Tetapi aku tak mengerti kenapa aku menangisi kematiannya, seperti aku menangisi kematian ibuku? Aku tak mengerti dengan diriku, renjun. Apa kau bisa mengerti diriku disaat aku sendiri pun tak bisa?"



You Crazy Me | JaemrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang