Jaemin melangkahkan kakinya cepat, tangannya terkepal erat dan disaat seseorang yang tengah ia cari sudah berada di hadapannya, tanpa kata Jaemin langsung menarik pundak milik Mark sekaligus, setelahnya satu buah pukulan mendarat pada rahang tegas milik pria itu.
Mark mendecih dengan sudut bibirnya yang sobek. Pria itu menatap Jaemin sejenak dengan tatapan tajam— tak mengerti maksud Pria Na yang tiba-tiba memukulnya.
"Apa maksudnya semua ini?" Mark berdiri sambil berdecak disaat rasa sakit ia rasakan pada sudut bibirnya yang sobek, hampir saja gigi miliknya patah akibat pukulan dari jaemin yang tak main-main.
"Berhenti berpura-pura, dimana Huang renjun!" Kerah baju nya di cengram oleh Jaemin, wajahnya mengeras seiring dengan amarah yang tak bisa di tahan lagi.
"Kenapa kau bertanya padaku?"
"Karena tidak ada orang lain yang akan melakukan hal seperti ini selain dirimu!"
"Aku tidak tau, brengsek!" Tarikan pada kemeja terlepas disaat Mark menghentak tubuh Jaemin dengan keras, membuatnya terdorong kebelakang.
"Aku bahkan tidak pergi kerumah sakit untuk melihatnya, bagaimana bisa dia ada bersamaku?" Mark melanjutkan ucapannya. "Periksa saja jika kau tak percaya!" Setelahnya Jaemin beralih menatap hyunjin— hyunjin yang mengerti maksud dari jaemin pun segera memasuki setiap inci rumah Mark bersama anak buahnya yang lain.
"Semua ini terjadi karena dirimu"
"Na Jaemin. Aku tidak pernah melakukan suatu hal tanpa alasan yang jelas, semua ini terjadi karena dirimu— aku hanya terlalu muak dengan kelakuanmu!"
Itu benar, Mark tidak pernah melakukan suatu hal tanpa alasan yang jelas, pria itu selalu tenang kecuali jika dia di usik maka Mark tidak akan tinggal diam. Setelah semua yang terjadi— Jaemin mengakui kalau semua ini di mulai karena ulahnya sendiri, Jaemin tak selalu bisa menjadikan seseorang kambing hitam.
Ia sudah salah melangkah dari awal.
"Seharusnya waktu itu aku tak menerima uluran tanganmu.." ucapan Jaemin lirih sambil menatap Mark, membawa pria itu pada satu ingatan masalalu, melalui netranya.
Hari terburuk bagi Jaemin adalah hari dimana ibunya meninggal.
Dia tak tau apa yang terjadi, dia tak mengerti apapun— dia tak mengerti kenapa ibunya berakhir seperti ini, hal yang tak pernah ia duga sebelumnya.
Hanya ada satu nama yang terlintas dalam benaknya, Huang renjun!
Pemuda manis itu yang membuat semua hal ini terjadi. Jaemin marah hanya dengan menyebut namanya.
"Hiks.. ibu" tubuhnya bersimpuh di hadapan gundukan tanah yang mengubur ibunya.
Jaemin tak mampu untuk berdiri.
Jaemin tak tau harus pergi kemana.
Jaemin kehilangan arah, bersamaan dengan ibunya yang pergi.
"Menangis tidak akan menyelesaikan semuanya, kau tidak akan mendapatkan apapun jika hanya mengeluarkan air mata" suara itu terdengar bersamaan dengan hembusan angin.
Orang yang sama.
Jaemin mengenali suara itu.
"Apa kau hanya akan terdiam seperti ini? Kau bisa melampiaskan segalanya. " Jeda sejenak, ucapannya sengaja ia gantung untuk membuat fokus Jaemin beralih beralih padanya. "Balas dendam. Kau bisa membalaskan dendam atas kematian ibumu"
KAMU SEDANG MEMBACA
You Crazy Me | Jaemren
Fanfiction[Completed✓] Na Jaemin menggila karena Huang Renjun Start : 5 Juli 2021 Fin : 8 Agustus 2021 ©Tykook57