mendadak

191 28 1
                                    




Aku masih belum selesai keheranan dan sibuk mencerna banyak hal akibat kedatangan mas Bram kerumah beberapa saat lalu, bahkan tanpa pemberitahuan apa apa. Bukannya aku ingin dikabari lebih dulu olehnya--maksutku aku tidak menyangka kalau mas Bram sepertinya tidak hanya sedang iseng iseng semata mendekatiku.

Kupikir dia hanya penasaran denganku atau mungkin dia memang sungguhan ingin akrab saja.

Aku bukannya gampangan karena begitu saja dengan mudahnya mengiyakan ajakannya untuk keluar beberapa hari lalu, aku sudah bilang kan mas Bram itu bukan benar benar orang asing. Aku juga tidak enak hati jika menolaknya mentah mentah, terlebih mas Bram itu orang baik. Kami berdua saling mengenal, tapi buatku hanya sekedar itu.

"APA APAAN NEH KAK?" sepulangnya mas Bram dari sini, sontak saja Jul langsung menyeretku kedalam lalu berakhir berteriak heboh begini

"Gue juga nggak ngerti Jul."

"Ngapain sih masih lo tutup tutupin? Gila aja dia sampe main kerumah nyariin lo." Jul belum henti hentinya begitu heboh nyerocos seolah menginterogasiku "Jangan ngelak lagi ya lo kak, tadi waktu gue samper kedepan terus gue tanyain mau apa dia langsung sokab pula sama gue."

Kalau kalian ingin tau, raut Jul sekarang sama persis seperti saat kami berdua sedang menggunjing jidah diam diam karena sedang kesal pada jidahku itu.

"Sokab gimana?"

"Gue kira dia nyariin jidah mau mesen kue, eh pas gue tanya mau apa dia jawab begini 'Jul ya?', lah gue bingung dia kok tau nama gue. Sok kenal banget kan tuh orang sama gue.."

"Taunya dari gue,"

"TUH KAN. Jangan jangan dia udah jadi cowok lo sekarang?"

"DIBILANGIN MAS BRAM TUH BUKAN SIAPA SIAPANYA GUE JULKARNAIN."

"Ya Allah, minta disambit ya kalian berdua?!" seketika aku dan Jul sama sama menoleh karena suara jidah yang terdengar berteriak dari dapur menegur kami berdua yang mengganggu ketenangan hidupnya

"Asli deh, mesra benget ya lo kak manggil mAs bRaM nya?"

"Mesra gimana sih maksut lo?"

"Yang lain kek selain mas."

"Kok lo sewot begini sih Jul? Lagian gue tuh sungkan sama dia makanya manggil begitu. Kalo gue panggil bang, kayaknya terlalu sok akrab. Ngerti gak lo?"

Jul sudah pernah menuduhku ada apa apa dengan mas Bram akibat dia yang sempat memergoki ku pulang kerumah diantar oleh mas Bram jam sebelas malam karena tidak sengaja bertemu di kafe selepas bertemu dengan anak anak hima yang sebagian besar para adik tingkatku.

Menginjak semester akhir sekarang aku sudah tidak lagi aktif atau masih sibuk dengan organisasi, belum lama ini aku baru selesai magang di salah satu perusahaan penerbitan dan ditempatkan di bagian marketing. Aku cukup beruntung karena bisa mendapat slot disana yang notebenya termasuk salah satu perusaan yang lumayan punya nama.

Jul bertingkah begini bukan karena tidak suka pada mas Bram, dia memang selalu bertingkah usil begini sedari dulu.

Sebetulnya saat ini aku bukan hanya terkejut karena kedatangan mas Bram kerumah, hal aneh lainnya yang kumaksud adalah reaksi jidah yang terlihat biasa biasa tanpa bertanya apapun padaku. Jidah hanya bersikap sewajarnya. Justru itu yang menurutku tidak wajar. Jidah bukan seperti jidah yang biasanya, sampai sampai membuatku menerka nerka. Harusnya jidah juga sama hebohnya dengan reaksi Jul sekarang.

Begini,

Ada seorang langganan jidah yang juga sekaligus merangkap sebagai tentangga jauh kami, datang tiba tiba. Seorang laki laki yang tau tau datang kerumah dengan gelagat ingin mendekatiku. Bukannya itu aneh?

Get YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang