4. Pertemuan

548 81 26
                                    

Please give Kastara dan Akhir vote🥺
and i hope you like it🤍
enjoy🦦
•••
"If you change the way you look at things, the things you look at change." — Wayne Dyer

"Nama gue Niam, panggil aja sayang" Ucap Niam mengulurkan tangannya. El sedikit terkekeh.

"Sayang pala mu!" Ucap Baskara menoyor adiknya itu.

El terkekeh melihat perubahan ekspresi Niam ketika ditoyor oleh abangnya,"Gue Elmiera, panggil aja El biar nggak kepanjangan" Ucap El membalas uluran tangan Niam.

"Kalo gue panggil cantik nggak masalahkan?" Tanya Niam membuat El tertawa.

Niam menatap El bingung. Baskara hanya menggelengkan kepalanya melihat kelakuan adik-laki lakinya.

"Emang rada geser dia, maklumin aja ya El" Ucap Ale dibalas tatapan malas oleh Niam.

"Bang gue lanjut ya" Izin El pergi untuk latihan.

Belum El kembali latihan, Valmira dan 2 anggota yang lain datang. Aelin dan Jafira namanya, mereka menjadi gitaris andalan bagi Meizo.

Meizo sendiri sudah cukup lama terbentuk. Beberapa kali mereka manggung dicafe dan banyak juga penggemar mereka yang datang, walaupun tidak sebanyak itu.

"Nebus rasa bersalah ye, El?" Ledek Aelin sambil menyiapkan gitarnya.

El terkekeh bersama Jafira,"Tau aja" Balas El sebagai penutup dari obrolan mereka.

Hari semakin gelap dan Meizo sudah siap untuk menemani malam para pengunjung 'Langka' bersama langit gelap tanpa sinar bintang maupun bulan.

"Test.. Hallo semuanya!" Sapa Valmira yang disambut riang oleh pengunjung cafe.

"Walaupun hari ini gelap, mendung, nggak ada bintang. Semoga lagu lagu yang akan kami bawakan bisa jadi pengganti bintang buat malam ini" Ucap Valmira dibalas sorakan meriah.

"Ada kata kata yang ingin sampaikan oleh Elmiera, sebelum kami memulai lagu pertama" Ucap Valmira tiba tiba yang sudah biasa bagi El.

"Untuk kalian yang belum move on, denger ya.." Ucap El diiringi petikan gitar Aelin dan juga Jafira.

Niam yang duduk dikursi paling dekat dengan El mendengarkannya dengan seksama, lebih fokus di banding mendengarkan penjelasan materi dari guru.

"Jangan pernah lari ke manusia yang nggak pernah mengharapkan dirinya untuk dikejar, berhenti sekarang. Sayang boleh, bego jangan." Suara sorakan dan kata kata yang reminder untuk pejuang move on, menjadi pembuka lagu pertama dari Miezo.

Semakin malam, pengunjung 'Langka' semakin ramai. Tapi Kastara dan Gasta masih belum terlihat batang hidungnya, El yang masih diatas panggung terkadang menyebarkan pandangannya untuk mencari duo sejoli itu.

Lagu terakhir sudah dinyanyikan, tapi duo sejoli itu masih belum datang."Nungguin siapa si lo?" Tanya Aelin melihat El yang masih menatap para pengunjung.

"Kastara sama Gasta, katanya mau dateng tapi nggak muncul muncul." Ucap El mengalihkan pandangannya,"Temenan sama bocah pikun repot ya bun" Lanjut El dibalas kekehan oleh Jafira.

Sudah mereka selesai dengan barang masing masing, El dan yang lainnya menghampiri Rizkie."Bang, kita balik ya. Sorry gue nggak bisa ikut closingan" Ucap Valmira sambil menunjuk pintu keluar lalu pergi lebih dulu setelah melihat Rizkie mengangguk.

"Lo pada balik sama siapa?" Tanya Rizkie meletakan gelas yang berisi latte ditangannya.

"Sama Aelin gue" Ucap Jafira membenarkan tas gitarnya.

Kastara dan AkhirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang