3. Anak Tunggal

767 96 33
                                    

Please give Kastara dan Akhir vote
sorry if there's a typo
and enjoy🦦
•••
"If you really want to do something, you'll find a way. If you don't, you'll find an excuse." ―Jim Rohn

Kastara diam setelah mendengar seorang perempuan yang lebih pendek darinya itu memanggil namanya tanpa embel embel "Abang".

"Panggil lagi gue kaya gitu, nggak ada fasilitas game lo dikamar gue" Ancam Kastara kepadanya lalu menghampiri Mamahnya yang berada didapur.

"Yaelah bang, baperan amat" Ucap Karin.

Karina itu sepupu Kastara dari keluarga Mamahnya. Karena orang tua Karin sering dinas diluar pulau, jadi sedari kecil Karin sudah tinggal bersama keluarga Kastara.

Kastara adalah anak tunggal sebenarnya, karena dari umur 6 tahun Karin sudah tinggal bersama. Kastara tidak pernah merasa kesepian seperti anak tunggal pada umumnya.

"Ada siapa Mah?" Tanya Kastara mendekati Mamahnya.

"Tamunya papah didepan" Ucap Mamah menatap anak laki lakinya,"Gimana hari ini?" Tanya Mamah.

"Biasa aja si, tadi jalan sama El sama Gasta terus nongkrong bentar abis itu balik" Jawab Kastara melepaskan tasnya dan duduk dimeja makan.

Karin meletakkan air minum untuk Kastara,"Kok Kak El nggak kesini sini lagi si?!" Omel Karin.

"Lo kebawelan Rin" Celetuk Kastara yang dibalas rengekan oleh Karin.

"Mah... Abang ngeselin, udah baik Karin kasihin air!" Dumel Karin sambil menatap sebal Kastara yang sudah memasang wajah tengilnya.

"Tapi iya, El sama Gasta jadi jarang main kerumah" Ucap Mamah sambil mengelus rambut Karin.

"Makan dulu dek" Ucap Mamah menyodorkan kacang ijo buatannya ke Karin.

Kastara mengambil kembali tasnya dan merebut kacang ijo Karin,"Lagi sibuk Mah, ngurusin LPJ segala macem." Karin membulatkan matanya.

"Mamah! Kacang ijo Karin!" Rengek Karin menatap Mamahnya yang baru saja duduk.

"Abang..Ambilin lagi kacang ijo buat adeknya, cepet" Ucap Mamah sambil menatap anak laki lakinya itu.

"Abang mau belajar, jangan manja ah" Ucap Kastara menaiki tangga dengan santai menuju kamarnya.

Karin menghentakkan kakinya sebal membuat Kastara tertawa, meledeki Karin adalah hobinya sejak Karin lulus SMP.

Kastara mengeluarkan semua isi tasnya lalu pergi untuk mandi. Memakai baju hitamnya yang banyak, Kastara pergi ke meja komputernya untuk belajar dan menyiapkan beberapa berkas untuk OSIS sampai larut malam.

•••

Pagi datang, Kastara turun ke bawah untuk sarapan dengan baju sekolahnya yang masih berantakan.

"Yaampun bang, masa iya ketua OSIS kaya gini" Ucap Mamah meletakan piring dimeja makan.

Kastara hanya terkekeh sambil meletakan tasnya di kursi,"Sini dulu dasinya, itu kemejanya dimasukin yang bener" Omel Mamah membantu Kastara merapikan seragamnya.

Tidak lama Karin juga turun dengan seragam yang rapih dan mukanya yang masih ngantuk,"Adek udah mandi?" Tanya Mamah menatap ponakan yang dia anggap anaknya.

"Udah Mah, emang aku Abang yang sering nggak mandi kalo sekolah" Terungkap sudah kartu Kastara.

Karena selalu bangun tepat waktu jadi Kastara tidak sempat untuk mandi, menyiapkan buku serta barang barang untuk kegiatannya diluar rumah itu sangat lama.

Kastara dan AkhirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang