28. Confess

133 29 26
                                    

Halo halo wellcome buat yang baru baca dan udah yang dari dulu baca terima kasih banyak🥰
•••

Gasta melepas pelukannya, menatap El dengan penuh harap. El hanya tersenyum getir, El hanya tidak suka dikasihani, dan El tidak suka jika Gasta tau akan masalahnya ia akan merubah sikaonya seakan akan El orang yang paling rapuh.

Gasta mengusap lembut lengan El,"Maaf ya, gue terlalu maksa lo kayaknya" Ucap Gasta sambil tersenyum. El menatapnya dan mengangguk.

Gasta memilih untuk mengajak El keluar dari cafe dan kembali berjalan jalan mengelili Bandung dengan motornya. Karna sudah jam kantor dan jam sekolah, jalanan Bandung tidak terlalu padat masih nikmat untuk dilihat.

"Ta"

Gasta hanya mengangguk menanggapi panggilan El."Gue suka ngelukis" Ucap El menunggu respon dari Gasta.

"terus"

"Gue suka Kastara"

Gasta langsung menepikan motornya,"turun" Ucap Gasta. El langsung turun dari motor Gasta dan menatapnya takut. "lanjut" Ucap Gasta.

El menggelengkan kepalanya," Gue tau lo suka sama Kastara" Jawab Gasta membuat El terkejut.

"Kok bisa?"

"Keliatan, jelas."

El menundukkan kepalanya,"Itu bukan hal yang salah juga El, lanjutin ceritanya" Ucap Gasta melembut.

El mengintip ekspresi Gasta,"Nyokap sama bokap gue udah lama pisah rumah, itu alesannya kenapa kalian ngga pernah liat mereka bareng" Lanjut El.

"Gue tinggal sama Cece aja, terus diantara keributan keluarga gue ada Niam yang ngelindungin gue, Ta"

"Gue depresi berat Ta, Niam yang ngumpetin semua benda tajam dirumah, Niam yang selalu bawa gue jalan jalan kapanpun, selalu Niam Ta"

Setiap kata yang diucapkan oleh El terasa sangat sakit, Gasta menatap El kosong tidak tau harus bereaksi seperti apa, terlalu banyak informasi sekaligus.

"Ta.." Panggil El sambil mendekatkan dirinya ke Gasta yang ada dihadapannya, melihat Gasta yang tiba tiba berlinang air mata membuat El panik,"Ta? Kenapa?" Tanya El yang tiba tiba dipeluk oleh Gasta.

"Gue minta maaf.." Lirih Gasta, Ia tidak bisa manahan tangisnya lagi, Gasta tidak bisa membayangkan bagaimana El melewati hari hari seperti itu tanpa memberitaunya. "Kenapa gue nggak tau? Kenapa gue nggak peka ya El? Gue minta maaf...Gue bodoh banget"Racau Gasta disela sela tangisnya.

El melepaskan pelukan Gasta dan mengelus pipinya ,"See? i don't deserve your kindness Ta, gue malah buat lo ngerasa bersalah, gue bukan temen yang baik, gue juga nyakitin Tara, udah hampir 1 bulan kayanya gua ngga kontakan sama Kastara, ketemu iya tapi malah berantem terus akhirnya" Gasta menggelengkan kepalanya, menatap wajah El yang bingung.

"You're deserve the world, El. Gue nggak tau ada kekuatan apa yang ngebuat lo masih bertahan sampe sekarang, gue bener bener mau makasih sama Niam karna udah nemenin lo selama perjalanan buruk lo. Please mulai sekarang jadiin gue tempat berlindung lo juga" Ucap Gasta sambil mengusap air matanya yang masih menetes, El terkekeh. "Maaf ya Ta, padahal rekor nangis lo dikit banget, diputusin cewek aja lo nggak nangis" Ledek El membuat Gasta mencubit hidungnya,"Sempet lo ledekin gue begitu" El hanya tertawa.

"Kita pulang aja yuk, nanti gue dipukulin Niam kalo jam 2 kita belum pulang" Ucap Gasta kembali menaiki motornya, diikuti oleh El setelah menyetujui kalimat Gasta.

Selama perjalanan El benar benar merasa lega karena sudah tidak ada sesuatu yang harus El tutupi dihadapan Gasta, El berharap Gasta mengerti dan tidak terbebani oleh cerita hidupnya yang kata Gasta adalah kehidupan yang buruk. Walaupun belum semua yang El ceritakan tapi itu cukup membuat Gasta mengerti beberapa tentang dirinya.

•••

Lewat dari satu minggu setelah Gasta tau cerita El, Ia masih tidak menceritakan hal itu ke Kastara dan semakin hari Kastara pun semakin dekat dengan Valmira.

Setelah merasa Valmira pergi dari kursi mereka, Gasta mengangkat pandangannya dari handphone, memastikan bahwa Valmira tidak ada disekitar mereka."Lo lagi deket sama Val?" Tanya Gasta meletakan handphonenya menunjukan ke Kastara bahwa Ia ingin memulai obrolan yang serius.

"Kan emang deket, Ta" Jawab Kastara seadanya, sebenarnya Kastara tau apa maksud dari pertanyaan Gasta tapi Ia hanya enggan menjawabnya.

"Lo tau yang gue maksud ya nyet" Kastara hanya menghela napasnya tanpa ada niat untuk menjawab pertanyaan Gasta. "Kalo emang udah jadi babi, nggak usah berubah jadi manusia lo Tar" Ucap Gasta benar benar kesal.

Kastara menyirit kebingungan, karna tidak biasanya Gasta menaruh perhatian ke kehidupan romantisnya,"Sakit lo? Ada angin apaan tiba tiba nanyain begituan?" Gasta langsung sadar bahwa Ia memang tidak biasanya menanyakan hal ini.

Gasta mengangkat bahunya,"Penasaran aja, nggak biasanya juga lo deket sama cewek tapi nggak cerita" Jawab Gasta hanya direspon gelengan oleh Kastara,"Ya kalo gitu berarti gue nggak deket dengan niat pdkt anjing, gitu aja penasaran" Jawab Kastara.

Gasta hanya mengangguk,"Tapi gue liat si Val nggak ngerasa kayak gitu tuh" Ucap Gasta, Kastara hanya mengidikkan bahunya,"Kalo belum selesai sama El jangan lanjut ke Val, tuh dua anak perawanan temenan Tar"Kastara hanya mengangguk kan kepalanya tanpa menjawab ucapan Gasta.

"Ah emang kalo babi jawabnya cuma bisa ngok ngok"

"Anjing lo, Ta"

"Lo babi"

"Dari omongan lo dua minggu lalu mau minta maaf ke El, nggak ada anjing tindakannya omongan doang" Lanjut Gasta membuat Kastara membungkam mulutnya karena mengeluarkan kata kata yang terus menerus menamparnya.

"TANGAN LO BAU BANGET ANJING" Protes Gasta tidak direspon sama sekali oleh kastara.

"Bau lo dong" Balas Kastara kesal.

Memang kalau bicara dengan Kastara kalau belum sampai gendang telinganya pecah tidak akan di dengar olehnya, membuat Gasta menggelengkan kepalanya, bisa-bisanya Ella tahan.

•••

AKU BENER BENER MINTA MAAF😭 AKU SUSAH BANGET DAPET IDENYA JADI LAMA BANGET😭😭😭 INI AJA DIKIT BANGET . UNTUK KALI INI KARNA AKU TAKUT KALIAN NUNGGU LEBIH LAAMAAA😭😭 MAAFIN AKUUU😭😭

Suer tapi ngga janji secepat nya aku up ya🙏🏻🥲 kalo aku sanggup per minggu (ngga janji hehehe)

Kastara dan AkhirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang