°°12°°

199 114 427
                                    

Hai hai hai

Jangan ada yang siders ya. MAU GUA SANTET ONLINE?

 MAU GUA SANTET ONLINE?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sebut nama cefat!

Sebut nama cefat!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy reading ❤️

°°°

Gilang dan Jauzan melangkah keluar dari mobil Arsha dengan pikiran mereka masing-masing. Ada sedikit rasa bersalah dan khawatir terbesit di hati mereka.

"Balik lagi gak?"

"Dia nggak akan diculik kan?"

"Heh, balik yok. Ga enak gue sama Arsha. Kasian."

Jauzan berceloteh sedari tadi, namun hanya dianggap angin lalu oleh Gilang. Lagi pula, untuk apa mereka kembali? Toh, mereka sudah sampai di rumah Arsha. Iya kan? Gilang benar kan?

"Woy, hargain gue yang ngomong dong!" Pekik Jauzan karena merasa terabaikan.

"Sokab lo!" Balas Gilang berjalan menuju anak lelaki yang sedang bermain game di depan pintu rumah Arsha.

Jauzan mengikuti langkah Gilang dari belakang. "Langit, sendirian aja?"

Gilang memandang Jauzan lalu mendongak keatas. Memperhatikan Langit yang begitu cerah. "Enggak tuh, ada Awan juga."

Jauzan mengernyit, matanya mencari keberadaan Awan yang memang tidak ada disana. Lalu mengikuti arah pandang Gilang. Jauzan terkekeh kecil, lalu menepuk pundak Gilang cukup keras. Sementara tangan satunya menunjuk Langit yang kini menatap mereka. "Langit yang ini, bukan langit yang itu goblok."

"Hai Bang Zan, Hp Langit balu lhoh" Ucap Langit antusias.

"Bagus HPnya, nanti dijual ya!"

Gilarsha (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang