°°10°°

227 128 397
                                    

Ada yang nungguin gak nih?

Jangan lupa vote dan coment di setiap paragraf ok, biar cepat update-nya

Happy reading❤️

°°°

"STOP!" Teriak Gilang lalu melangkah untuk mendekat kearah Arsha. Kedua tangannya ia gerakkan untuk melepaskan tangan Arsha dari kedua manusia yang menyebalkan.

Dari jarak sedekat ini, Arsha dapat mencium aroma mint dari tubuh Gilang. Jantungnya berdetak dua kali lebih cepat tanpa ia minta.

"Arsha nggak mau sama kalian. Maunya sama gue." Ucap Gilang lalu menggenggam tangan Arsha untuk kembali melangkah menuju UKS.

"Dih, kepedean lo. Dasar jelek!" Ucap Arsha.

"Mata lo burem? Ganteng gini di bilang jelek."

"Kita ditinggal Sha?" Tanya Jonathan dan Jauzan serempak.

"JONATHAN, JAUZAN! KALIAN NGGAK DENGAR BEL BUNYI?" Teriak Pak Asep-- guru BK yang sedang bertugas.

"Pak botak ngapain sih lewat sini?" Gerutu Jauzan lalu melarikan diri sebelum pak Asep membawanya ke lapangan.

Jonathan tidak tinggal diam, dia menarik kerah baju belakang Jauzan lalu berlari mendahului Jauzan. Jauzan tidak terima, lalu membalas perbuatan Jonathan padanya. Begitu seterusnya, hingga akhirnya kerah baju mereka ditarik bersamaan oleh pak Asep dari belakang. "Mau kemana kalian?"

"Ya ke kelas lah pak, kan udah bel." Balas Jauzan sambil berusaha melepaskan tangan pak Asep dari bajunya.

"Iya pak, kan kita mau belajar biar makin goblok." Saut Jonathan.

"Heh bodoh, belajar biar makin pinter bukan goblok."

"Terserah gue sih. Mulut juga mulut gue. Kecuali gue minjem mulut lo, baru deh lo bisa protes."

"Adek kelas kok mirip setan. Nggak ada sopan-sopannya sama gue."

"Lah elo? Titisan dajjal."

"Mana ada, orang gue titisan Mama Papa gue kok."

"Bisa diam nggak? Panas kuping saya dengerin kalian ngoceh dari tadi." Ucap pak Asep sambil menggiring mereka ke lapangan.

"Apa pak? Kupingnya panas? Sini saya tiupin." Ucap Jonathan dan Jauzan serempak.

"Lo ngapain ngikut omongan gue?" Tanya mereka serempak lagi.

"Ya Tuhan. Kalian lari sepuluh kali dari sekarang!" Pekik pak Asep setelah sampai di pinggir lapangan.

"Sekarang pak?" Tanya mereka serempak.

"Tahun depan. Ya sekarang lah pake nanya!" Pekik pak Asep membuat mereka lari mengelilingi lapangan dengan saling mendorong dan menyenggol.

Di lain sisi. Arsha meringis kesakitan karena Gilang mengobatinya tanpa ada kelembutan sedikit pun. "Lo bisa nggak ngobatinnya dengan lemah lembut?"

"Nggak!"

"PELAN-PELAN DONG!"

"Nggak ada yang lagi lari!"

Gilarsha (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang