Sesuai janji kalau mencapai 510 followers maka cerita ini akan up tapi ternyata melebihi ekspektasi saya ya terimakasih ^~^
Selamat membaca
°
°
°Marrie menahan suara melihat seseorang yang dibawa Sebastian kembali, gadis berkacamata itu segera membantu membawakan barang-barang nya ke kamar. (Name) kira ia akan menempati kamar lama nya yang gelap dan kecil akan tetapi Bocchan memberikan nya fasilitas yang lebih baik, mungkin karena kondisinya yang tengah hamil.
Sementara itu di sisi lain seorang pria bersetelan serba hitam tengah sibuk mendengarkan nasehat kepala koki tempat nya bekerja. Ia mendengarkan petuah dari seorang manusia perihal mengenai kehamilan. Sebenarnya ia tidak akan melakukan ini jika bukan (name) orang nya. Dirinya iblis, sudah banyak manusia yang bisa ia hamili karena nya kemudian diabaikan begitu saja akan tetapi wanita yang ia hamili kali ini adalah (name).
Entahlah..mengingat bayangan masa lalu saat pertama kali melihat wanita itu ia mulai sedikit tertarik pada nya. Seharusnya rasa ketertarikan iblis pada manusia itu hanya berlaku pada bocchan, Ciel Phantomhive.
"Kau mengerti Sebas?"
"Saya mengerti. Jadi dia harus lebih sering makan makanan yang bergizi," ucapnya seraya mencatat ulang.
"Benar."
🌺🌺🌺🌺🌺
"Bagaimana keadaan mu (name)?"
Suara Ciel membuatnya refleks berdiri, wanita itu kemudian membungkuk hormat pada nya.
"Saya baik, terimakasih sudah memberikan saya fasilitas nyaman seperti ini, bocchan."
Anak kecil berwajah sombong itu tersenyum khidmat seraya mengangguk kecil. "Katakan saja ini berkat Sebastian. Karena dia yang sudah membuat mu seperti ini maka aku wajib memberikan fasilitas terbaik sebagai rasa bersalah ku."
Iris (name) melirik pada pria tinggi yang berdiri di belakang tuan nya itu. Benar juga, padahal ini bukan murni kesalahan Sebastian, ini karena obat yang ia minum. Karena itu Sebastian jadi terlibat ke dalam masalah nya.
"Sebenarnya ini bukan salah Sebastian, dia hanya mem-"
"Iblis tetaplah iblis. Seburuk apapun kondisi mu jika dia menghargai mu dia tidak akan melakukan itu, (name)" Ciel memotong cepat, membungkam (name).
"Tapi tuan ku-"
"Terima saja kebaikan ku dan kau boleh memanfaatkan dia atas rasa tanggung jawab nya. Sebastian kau dilepas tugas selama kehamilan (name) dan prioritas kan dia."
"Tapi-"
"Baik.. bocchan."
Setelah nya Ciel keluar begitu saja tanpa mendengarkan pendapat (name). Meninggalkan nya dengan seorang iblis yang saat ini berstatus calon ayah.
Ya..calon ayah walaupun (name) tahu Sebastian tidak akan pernah menikahi nya.
🌺🌺🌺🌺🌺🌺
"Bagaimana keadaan mu?"
Keheningan kamar enyah ketika ia melihat pemilik suara berat itu muncul dari balik pintu, berjalan masuk dengan sebuah nampan berisikan beberapa makanan di tangan kiri nya.
"Aku baik, ada apa?"
Sebastian meletakkan nampan di atas nakas kemudian menatap (name) lekat. Iris kemerahan nya itu seolah ingin mengatakan sesuatu akan tetapi ada yang membuat bibir nya terkunci rapat.
"Ah tidak..saya hanya ingin memastikan."
"Sebastian." (Name) memanggil dengan suara lembut. Memutuskan pandangan mereka.
"Ya?"
"Jika kau merasa keberatan jangan memaksakan diri-"
"Berhenti bicara seperti itu atau aku akan mengambil janin mu." Kali ini pria itu memotong cepat.
Berjalan mendekat lalu berjongkok di hadapan nya. Jari lentik berbalut sarung tangan itu memegang dagu (name) dengan lembut.
"(Name) ini mungkin konyol tapi bisakah kau percaya pada ku?"
Wanita yang diajak bicara itu terbungkam untuk beberapa saat, menikmati tatapan iris yang saling bertumbuk satu sama lain.
"Lantas hal apa yang membuat mu rela bertanggung jawab seperti ini?"
"Karena kau yang membuat bocchan memanggil ku." Sebastian mendekatkan wajah.
"H-ha? Apa maksud mu."
Sebastian terus mendorong wanita itu hingga ia berhasil mengunci nya di atas kasur. Menatap nya dengan lekat.
"Kau ingin mengingatnya dalam keadaan seperti ini?" tanya Sebastian dengan suara rendah namun terdengar lembut.
"Apa maksud mu?"
"Kau adalah alasan mengapa bocchan memanggil ku saat itu."
(Name) memilih diam menunggu Sebastian melanjutkan ucapan nya. Ada sesuatu yang ia lupakan, ada sebagian memorinya yang hilang akan tetapi (name) merasa baru bertemu dengan bocchan dan lelaki ini.
"Apa...aku reinkarnasi?" Akhirnya (name) berbicara.
Sebastian menggeleng pelan, "Lebih tepatnya hampir." Lalu pria itu duduk di sebelah (name). Menimbang langkah baik apa yang harus ia lakukan untuk ke depan nya.
"Makanlah sarapan mu ...," Sebastian berdiri.
"... Lalu temui aku di taman jam sembilan nanti." Setelah itu ia pergi meninggalkan nya seorang diri.
Meninggalkan wanita hamil dengan kebingungan yang memenuhi kepala.
🌺🌺🌺
Dua hari yang lalu
"Apa bocchan yakin untuk mengatakan nya dengan kondisi yang sedang seperti itu?"
Pria kecil penuh kebijaksanaan itu menghela nafasnya pelan kemudian berbalik menatap pelayan setia nya.
"Aku merindukan sikap ramah dan senyum nya."
"Itu artinya bocchan ingin merasakan memiliki kakak lagi?"
"Bukan seperti itu bodoh! Melihatnya membuat ku geram dan bersalah di dalam waktu yang sama. Kembalikan saja aku ingin menyambutnya."
Sebastian mengangguk lalu setelahnya pergi meninggalkan ruangan.
Bersambung
06/08/21
Next?
Oke...jika sudah mencapai 530 followers seperti chap ini saya akan up cepat dan segera menyelesaikan ceritanya ^~^
KAMU SEDANG MEMBACA
Yes My Lady {Book 1 End}
RomanceMata merahnya yang menyalak di kegelapan malam sangat membekas di memori. Wajah tampan nya menyunggingkan senyum sempurna, gadis itu tahu arti yang tersembunyi pada senyum pria bersetelan serba hitam tersebut. Padahal tubuhnya bergetar takut, hati k...