Kicau burung terdengar merdu, udara sejuk menerpa wajah. (Name) menghirup oksigen sebanyak mungkin, ia merasa seperti sudah terkurung di suatu tempat pengap untuk waktu yang lama. Keranjang cucian disanggul pada pinggulnya, ia baru saja selesai menjemur beberapa kain dan pakaian. Matanya menelusuri pemandangan indah dari atap kediaman Phanthomhive. Hanya ada hutan sejauh mata memandang, jauh di ujung hutan terdapat sebuah danau indah yang berhasil membuat dirinya penasaran.
"Kapan kapan aku kesana." Gumam nya seraya berbalik hendak kembali turun.
"(Name)!"
Namun langkahnya tertahan setelah sebuah teriakan meneriaki namanya. Ia mengurungkan niat. Dirinya kembali berhimpitan dengan pembatas atap, menatap kebawah. Ada Sebastian disana.
Seketika ingatan kemarin lusa terlintas di kepalanya, wajahnya sedikit terasa panas.
"A-ada apa?" Tanya nya setengah berteriak.
"Lemparkan keranjang cucian mu."
"Untuk?"
"Lempar saja cepat."
Gadis itu segera melepas keranjang nya kebawah, harap-harap Sebastian menangkapnya dengan tepat.
"Terimakasih." Ucap pria itu setelah mendapatkan apa yang ia inginkan kemudian berlalu entah kemana.
"Ha?"
《♡●●♡●●♡●●》
"Ini daftar belanja yang akan kau beli." Ucap kepala pelayan seraya memberikan secarik kertas padanya.
Ia tatap deretan tulisan disana dengan cermat, mengabaikan Sebastian yang menunggu sebuah pertanyaan darinya.
"Apa aku pergi sendiri?"
Sebastian mengangguk singkat, "semua sibuk mengurus pekerjaan mereka masing-masing. Maaf (name) kau bisa sendiri kan? Kita harus membuat lady Elizabeth bahagia dengan acara ulang tahun nya."
(Name) menghela nafas. Ia memasukkan kertas kedalam saku.
"Baiklah."
"Jangan lama karena aku memerlukan bahan itu secepatnya."
"Iya iya aku berangkat dulu." (Name) berbalik dan berjalan menuju pintu keluar.
Sebuah keganjalan yang tiba-tiba datang membuat langkahnya tertahan. Tangan ramping nya itu tak jadi memutar knop pintu, ia lalu berbalik kembali menatap Sebastian.
"Dengan apa aku ke pasar?"
"Benar juga. Ah aku akan memberikan mu kereta kuda."
"Tapi itu kan milik bõcchan."
"Bõcchan pasti mengerti tenanglah. Tunggu sebentar ku siapkan kereta kudanya dulu."
《♡●●♡●●♡●●》
Karena perintah Sebastian yang menyuruhnya untuk cepat membuat ia harus berlari dari satu toko ke toko lain nya. Sudah ada tiga keranjang penuh di kedua tangan nya. Hanya tinggal satu barang lagi dan selesai sudah tugasnya.
Dengan tubuh kecilnya ia berhasil menyelinap diantara kerumunan orang. Bergerak gesit seakan diburu waktu.
"Akh!"
Namun dirinya gagal untuk kali ini.
Tanpa sengaja ia menabrak seseorang dengan cukup keras. Beberapa barang belanjaan nya terjatuh berceceran. (Name) mendesah kecewa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Yes My Lady {Book 1 End}
RomanceMata merahnya yang menyalak di kegelapan malam sangat membekas di memori. Wajah tampan nya menyunggingkan senyum sempurna, gadis itu tahu arti yang tersembunyi pada senyum pria bersetelan serba hitam tersebut. Padahal tubuhnya bergetar takut, hati k...