Tugas nya membersihkan kebun pagi ini sudah selesai. Dengan bantuan Finny semuanya berjalan dengan cepat. (Name) mengusap peluh yang membasahi pipi nya, ia menghela nafas puas melihat hasil kerja kolaborasi nya dengan Finny.
"Kita tos dulu (name) san!"
"Yeay!" Sorak mereka bersamaan.
Beberapa detik acara sorakan itu selesai tiba-tiba terdengar teriakan seorang wanita dari belakang mension mewah keluarga Phanthomhive. Tanpa berfikir panjang kedua orang tersebut segera berlari menuju sumber suara.
"Apa yang-"
"Ah...kalian datang terlambat." Ucap Sebastian dengan beberapa tumpukan piring mendarat di tangan nya serta seorang meid wanita dalam pelukan nya.
"Mey-rin san! Apa kau tidak apa apa?" Tanya Finny mulai khawatir.
Yang ditanya hanya mengangguk dengan wajah kemerahan.
"A-aku tidak apa apa Finny..."
"Sungguh? Ada yang terluka?"
(Name) menghela nafas. Ia kira ada wanita yang sedang dalam bahaya dan perlu pertolongan. Tiga minggu berdiam disini belum membuatnya merasa terbiasa. (Name) mengabaikan Mey-rin dan Finny. Ia berjalan mendekati Sebastian dan meminta piring dari tangan pria tersebut.
"Biar aku yang membereskan nya."
"Oya baik sekali kau tapi terimakasih." Sebastian mendekatkan wajah pada telinga (name)
"Nona pedang hitam ratu. Ah maksud ku mantan pedang hitam ratu."Karena terdorong emosi (name) menginjak permukaan sepatu Sebastian dengan keras lalu merebut tumpukan piring dari tangan nya. Sang korban hanya meringis sedikit mendapati kejutan kecil seperti itu.
"Mey-rin san ini mau dibawa kemana?"
"Ruang tengah untuk jamuan makan malam."
"Akan ada tamu?"
Mey-rin mengangguk.
Baiklah jika seperti itu. (Name) segera berlalu meninggalkan mereka. Minus Sebastian, pria itu ternyata mengikuti nya di belakang dan meminta Finny serta Mey-rin untuk diam. Tak heran jika langkah iblis tak terdengar oleh indra pendengaran manusia.
《♡●●♡●●♡●●》
"Bõcchan tamu anda sebentar lagi akan tiba." Jelas Sebastian seraya meletakkan sepotong kue beserta teh diatas meja kerja Chiel.
"A, bagaimana persiapan nya?" Tanya Chiel tanpa mengalihkan tatapan dari selembar kertas ditangan nya.
"Semua sudah beres tuan muda."
"Hn." Chiel meletakkan kertas diatas meja lalu meraih cangkir teh dan menyesap isinya.
"Earl grey kah?"
"Ya tuan, apa anda ingin ganti?"
"Tidak. Earl grey juga pas di minum untuk afternoon tea. Berapa jam tamu ku datang?" Ia menyuap sepotong kue.
"Tiga puluh menit lagi tuan ku."
"Tch dan kau malah menyuruh ku makan? Bereskan semua dan segera temui tamu nya."
Sebastian membungkuk hormat. Ia membiarkan Chiel berlalu keluar ruangan. Setelah pintu tertutup Sebastian menghela nafas, menatap sedih pada sepotong kue yang tidak habis tersebut.
"Yare yare padahal tidak baik membuang makanan." Gumamnya.
《♡●●♡●●♡●●》
KAMU SEDANG MEMBACA
Yes My Lady {Book 1 End}
RomanceMata merahnya yang menyalak di kegelapan malam sangat membekas di memori. Wajah tampan nya menyunggingkan senyum sempurna, gadis itu tahu arti yang tersembunyi pada senyum pria bersetelan serba hitam tersebut. Padahal tubuhnya bergetar takut, hati k...