15.
Hari ini di jam pertama kelas Chika kebagian pelajaran olahraga. Berhubung guru mereka tidak hadir karena sakit, jadi murid-murid nya di perbolehkan bermain bebas, asal masih dalam lingkup olahraga.
"Gio! Gue ikut main bakset yah," pinta Chika saat melihat Gio membawa bola basket.
"Lo nggak boleh capek chik, udah lah duduk aja!" suruh Gio.
"Sekali aja, masak yang lain main gue cuman duduk aja."
"Ya udah deh ayo, tapi kalau capek langsung istirahat ya!"
"Oke, siap!"
Chika mulai ikut bermain bersama Gio dan teman sekelas lain nya, berlari kesana kemari sambil menggiring bola dan berusaha memasukan nya ke dalam ring. Chika adalah satu-satu nya perempuan yang ikut bermain basket, selain karena dia hanya bisa bermain basket. Chika juga malas berdekatan dengan Cellin, dia sudah terlalu muak dengan tingkah Cellin.
Lama Chika ikut bermain, sampai tidak sadar kepala nya mulai pusing. Begitu Chika ingin melempar bola ke ring, dia langsung jatuh pingsan.
"Chika!!!" teriak Gio saat melihat Chika pingsan.
Gio langsung menggendong tubuh Chika, dan membawa nya menuju UKS. Semua siswa yang melihat pun ikut panik, bahkan Cellin sempat khawatir melihat keadaan Chika.
"Bu, periksa Chika dulu!" pinta Gio pada dokter penjaga UKS yang langsung dilaksanakan.
"Chika nggak apa-apa, cuman pingsan karena kecapekan. Tapi saya saran nya untuk konsultasi ke dokter di rumah sakit, karena saya curiga Chika juga punya penyakit bawaan. Saya permisi dulu!"
Gio mengangguk sebagai jawaban, kemudian berjalan mendekati tempat tidur Chika. Menatap wajah pucat itu, Gio akan membawa Chika ke rumah sakit sepulang sekolah nanti.
📚📚📚
"Chika! Kita ke rumah sakit dulu yuk," ajak Gio sambil memperhatikan Chika memasukkan semua barang-barang nya. Chika masih duduk di belakang sendiri.
"Rumah sakit? Ngapain?" tanya Chika heran.
"Tadi kan lo pingsan, ya kita cek keadaan lo lah!" jawab Gio.
"Ya elah yo, gue cuman pingsan biasa. Nggak perlu ke rumah sakit, lebay lo!" ujar Chika.
"Plis lah chik, ayo kita ke rumah sakit!" bujuk Gio.
"Gio, gue nggak apa-apa. Gue sehat," bantah Chika.
"Ayo lah chik, gue cuman mastiin aja. Tolong dong buat semuanya mudah," pinta Gio memelas.
"Oke, kita ke dokter. Puas lo?! Buruan!!" ucap Chika akhirnya kemudian berjalan keluar kelas.
Gio menyusul Chika dari belakang, untung nya hari ini Gio membawa mobil ke sekolah.
"Lo udah bilang ke Rendi kan, kalau lo pulang bareng gue?" tanya Gio saat mereka sudah di dalam mobil.
"Udah, buruan deh. Gue udah pengin cepat-cepat merasakan kasur kamar gue yang empuk," keluh Chika.
"Iya elah, nggak sabaran banget!" jawab Gio lalu menjalankan mobil nya menuju rumah sakit terdekat.
Begitu sampai di rumah sakit, Gio langsung membawa Chika bertemu dengan dokter kenalan nya untuk memeriksa setiap keluhan yang Chika alami, karena penyakit Chika yang tidak boleh capek itu sudah lama. Tapi belum diketahui ini hanya penyakit capek biasa atau karena bawaan dari penyakit mematikan dan semacam nya. Dokter sudah melakukan serangkaian tes pada Chika, dan hasil nya langsung keluar hari ini juga.
KAMU SEDANG MEMBACA
TRIGONOMETRI (END)
Teen Fiction"Lo pengin tau jawaban gue?" tanya Chiko yang di balas anggukan dari Chika. "Perasaan gue ke lo itu ibarat nilai dari Cos 90°. 0 atau bisa di ibaratkan menjadi kosong!" ujar Chiko. Chika tersenyum mendengar jawaban dari Chiko. "Makasih, setidaknya...