Anak Brandalan |8

128 49 9
                                    

Hai hai..

Kemaren lagi sibuk ngerevisi jadi ga sempet up!! Sorry yaa..

Jangan lupa buat vote nya!-

Happy reading ✨

Deg!

Siapa yang tak peduli dengan Varo? Ia bahkan sangat peduli sekali dengan Varo. Apalagi Varo adalah orang yang paling memperhatikan nya disaat kedua orang tua nya tak mempedulikannya.

Dan sekarang, Arya tiba-tiba saja datang dalam kehidupan mereka dan ingin memisahkan mereka? Hh! Anka benar-benar membenci cowok brengsek itu!!

+6289678....

Kalo Lo gak mau
kejadian ini terulang,
Besok pulang sekolah
Temuin gue!

---

Hari sudah pagi, walau sang Mentari masih malu-malu untuk menampakkan sinarnya.

Anka bangun lalu bersiap untuk bergegas berangkat menuju sekolah. Seperti biasa, ia langsung menuju ke dapur untuk menyiapkan makanan untuk Varo. Ya walaupun sekarang Arya sudah hadir diantara mereka berdua, tapi tak apa kan, jika Anka masih membuatkan makanan untuk Varo? Lagipula mereka tidak memiliki hubungan spesial apapun.

Setelah semuanya siap, dan Anka pun sudah beres dengan atribut sekolahnya, ia langsung berlari kecil menuju sepeda nya yang terparkir di garasi rumahnya. Ternyata di keranjang sepedanya ada sesobek kertas yang dilipat menjadi dua bagian. Anka langsung mengambilnya dan membaca surat itu.

Mama hari ini mau berangkat ke bandara. Mama ada urusan di luar kota, tapi gak lama kok cuman sebulan aja..

Jaga diri baik-baik ya anak mama..
See you sayang!-

"Tinggal aja terus!! Lagian aku juga udah terbiasa hidup sendirian kok!" Gerutu nya kesal sambil merobek secuil kertas itu dan membuangnya di tempat sampah.

Anka memakirkan sepedanya ketika sudah berada di parkiran. Seperti biasa, ia menyapa satpam dengan ramah sebelum memasuki sekolahan.

Dan betapa terkejutnya ia, saat melihat Varo sudah berangkat ke sekolah hari ini. Dan juga ditemani oleh seorang..cewek!

Perasaan kesal dan lega bercampur aduk di dalam hatinya. Pertama, ia lega karena ternyata Varo sekarang tidak apa-apa, tidak ada luka yang serius seperti nya. Dan kedua, ia kesal karena sifat Varo bisa berubah secepat ini. Memang sebenarnya, semua ini salahnya juga karena kemarin ia tak menghiraukan larangan Varo untuk tak menacri masalah dengan Arya, tetapi tetap saja ia lakukan. Dan setelah semuanya telah terjadi barulah ia menyesal! Rasanya Anka ingin memutar waktu untuk kembali!!

Anka memasuki kelas dengan kesal, lantaran tidak akan ada lagi yang mempedulikannya saat ini. Orang tuanya sibuk dengan pekerjaan nya masing-masing dan sekarang, Varo juga sudah berubah.

Ia tak begitu memperhatikan saat pelajaran dimulai. Ia terus memikirkan apa yang akan terjadi jika tidak ada Varo. Dan yang lebih takutnya lagi.. jika ia harus berhubungan dengan Arya! Mungkin setiap harinya ia akan disiksa habis-habisan.

Aduh, bagaimana ini?
Ia mengacak rambutnya frustasi. Dan tak terasa pelajaran pun selesai. Ia tak begitu menghiraukan nya. Bahkan sekarang ia terus melamun tak tau, pikirannya kosong saat ini.

"Hai An!" Tiba-tiba ada seseorang yang berhas membuat Anka terkejut dan tersadar dari lamunannya.

Anka hanya tersenyum sambil melihat ke arah cewek itu.

"Em, Lo udah punya kelompok belum buat tugas Prakarya?"

Seketika Anka bingung dan mencoba untuk mengingat-ingat kembali, apakah ada guru yang menyuruh untuk kerja kelompok?
Tapi hasilnya NIHIL ia tidak ingat sama sekali.

"Em.. yang mana ya?" Ucap Anka sambil menggaruk kepalanya yang tak gatal sama sekali.

Cewek itu menghela nafas panjang. "Masa kamu udah lupa sih? Padahal pak Margini baru ngomong loh tadi sebelum pelajaran ditutup"

Jelas Anka tak ingat! Ia saja tak begitu memperhatikan pelajaran tadi!

"Oh, iya.. belum! Aku belum punya kelompok kok" ucapnya berpura-pura tau akan tugas ini.

Cewek itu menarik nafas lega. "Yaudah bareng kita aja! Anggota kita kurang satu nih!" Ucap Nindi sambil menunjuk cewek yang berdiri di belakangnya.

Wajahnya tak terlalu asing dimata Anka. Ya! Itu adalah Karin! Yang tadi pagi bersama Varo! Rasanya begitu menyebalkan saat mengingat kejadian tadi pagi.

Anka memutar bola matanya kesal! Bagaimana ia bisa bekerjasama dengan orang yang menyebalkan baginya? Tapi mau bagaimana lagi, jika ia tak mau berkelompok dengan Nindi dan Karin, lalu ia akan berkelompok dengan siapa?

"Oke!" Akhirnya hanya kata itulah yang bisa terucap dari bibirnya kali ini.

---

Jam pelajaran telah usai, waktunya untuk pulang. Hari ini ia ditemani oleh Nindi dan Karin. Ya walaupun rasanya masih menyebalkan jika ia melihat wajah Karin.
Tapi ia sepertinya teringat oleh sesuatu!

Ia lalu memukul keningnya sendiri. Dan tiba-tiba Arya dan teman-teman nya datang menghampiri mereka. Apakah Arya akan marah karena ia lupa dengan perjanjian tadi malam?

"Em... kalian pulang aja duluan!" Ucapnya sambil menengok ke arah Nindi dan Karin.

Tapi disi lain, ternyata kali ini Regan sedang menatap dalam-dalam.. bukan! Bukan Anka yang ia tatap tapi.. Karin! Ia terus menatap cewek itu cantik! Batinnya.

Lalu, Karin dan Nindi pun langsung berpamitan untuk pulang terlebih dahulu. Karena tugas nya masih dikumpul Minggu depan, jadi masih ada waktu di lain hari untuk mereka mengerjakannya.

Mata Regan masih belum berpaling dari Karin. Ia terus menatap kepergian Karin. Lalu teman-teman Arya pun juga ikut berpamitan untuk pulang duluan, karena mereka tau apa yang akan terjadi sekarang!

Makasii buat yang udah baca dan vote💛

Jangan bosen-bosen yaa!-
Ceritanya udah panjang kok ini!! Untuk menebus rasa bersalah aku karna kemaren ga update!!

Penasaran gak sih sama apa yang akan terjadi sama Arya dan Anka?

Stay tune ya✨

Makasii!-

Anak Brandalan (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang