Dua minggu berlalu tidak terasa liburan sekolah yang murid-murid impikan itu sekarang sudah berakhir dan mereka harus siap kembali berangkat ke sekolah.
"Ya ampun iket pinggang gua mana anjir!" Teriak Arcel yang selalu ribut saat hari pertama masuk sekolah.
"Star! Jangan teriak-teriak nanti tetangga keganggu!" Suara mommy nya meninggi hal itu semakin meramaikan suasana pagi ini.
"Sweetheart, mau mereka teriak sekencang mungkin tidak akan ada tetangga yang terganggu. Rumah kita kan jaraknya cukup jauh dari tetangga," bela suaminya yang memakan sarapannya dengan tenang.
Yah, karena rumah mereka yang sangat besar itu. Jarak antara rumah samping dengan tetangga adalah taman yang sangat luas, di sisi yang sampingnya lagi ada lapangan basket sebagai jarak dengan tetangga lain dan di sampingnya juga ada kolam renang. Dibelakang juga ada hamparan kebun bunga dan buah milik Hera. Seolah rumah ini di lihat dari depan sempit karena jarak rumah dan gerbang cukup dekat, namun saat berbelok ke samping akan ke garasi bawah tanah, pandangan akan disuguhkan dengan taman yang luas dan rindang.
"Tapi mas-"
"Dad! Aku juga mau dipanggil Sweetheart kayak mommy," seru si kecil.
"Tapi itu panggilan sayang Daddy princess," kata Adi sambil mencubit pipi Marsha.
"Gak mau pokoknya mau dipanggil kayak mommy!" Kata Marsha ngambek.
"Mom, lihat dasiku?" Tanya Axcel dari atas.
"Ya ampun Tweety! Kamu juga? Ini nih semalam mabar terus sampai lupa besok sekolah!" Bukannya mendapat jawaban Axcel justru mendapat omelan dari mommy nya.
Itu karena semalam se hari sebelum mereka masuk semester dua ini, Delavar sepupu mereka putra Uncle Danielnya datang sembari membawa file game terbaru yang akan dirilis oleh perusahaan papanya.
Sebenarnya Axcel sudah menolak dan ingin menggantinya dengan akhir pekan berikutnya. Tapi karena paksaan Arcel yang penasaran mereka jadilah bermain di kamar Arcel sampai larut. Bahkan saat keduanya bangun mereka tidak tau Delavar sudah hilang kemana, dijemput orang tuanya pagi-pagi buta.
Setelah aksi membedah kamar, keduanya sudah turun dari atas dan hendak langsung berangkat. Saat keduanya minta salim, Hera tidak memberikan tangannya.
"Mom, sepuluh menit lagi masuk nih!" Kata Arcel memohon ke mommy nya.
"Kalian belum sarapan! Mommy sudah buat sarapan pagi-pagi, kalian mau melewatkan sarapan?" Tegas Hera sambil berkecak pinggang.
"Tapi mom, kita sudah bawa bekal 10 menit lagi mom!" Kata Arcel sudah menghentak-hentakkan kakinya.
"Sudah ayo makan dulu," kata Axcel menarik Arcel. Mommy mereka tidak dapat dibantah dan dari pada mereka tidak mendapat salim dan restu dari Mommy.
Karena pernah Axcel dan Arcel berangkat sekolah tidak meminta restu ke mommy nya saat mommy nya sedang di Bogor waktu berkabung wafatnya eyang buyut mereka. Keduanya lupa menelfon waktu itu dan berakhirlah hari sekolah keduanya sial dari berangkat sampai pulang kembali. Setelahnya keduanya tidak berami keluar tanpa izin mommy mereka.
Keduanya makan dalam dua menit seperti saat pendidikan karakter dan langsung salim kemudian tancap gas ke sekolah.
Mereka tidak peduli ngebut saja sampai saat mereka di depan sekolah gerbang sudah hendak ditutup oleh satpam.
"Kalian telat ya?" Tanya Satpam menghalangi keduanya.
"Pak, jalanan macet tolong beri kami masuk pak," kata Arcel memohon sambil menyatukan tangannya di depan dada.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Twins
Teen FictionWAJIB FOLLOW YAHHH | SUDAH ENDING| Dua anak kembar yang tak sedarah namun mereka lahir di hari, tanggal, bulan, tahun bahkan dari rahim yang sama, namun berbeda. Axcel & Arcel tak pernah terpisah sangat akrab saling mengasihi namun ternyata keduanya...