"Bang El! Bang Ar!" Seru Marsha saat Axcel dan Arcel menyambunya di bandara.
"Akhirnya dokter kita pulang juga," kata Arcel
"Sehat Sha?" Tanya Axcel setelah Marsha melepaskan pelukan mereka.
"Sehat dong, walau agak kaget sama cuaca aja," balas Marsha.
"Tumben kalian berangkat bareng?" Tanya Adi sembari membawa barang Marsha.
"Gak ada kerjaan di kantor," balas Arcel.
"Axcel juga."
"Ya sudah, pulang yuk. Mommy capek duduk di pesawat puluhan jam," kata Hera dan mereka berdua segera membantu orang tuanya membawakan koper.
"Gak ada kabar apa-apa gitu? Selama aku di Harvard kelihatannya tenang-tenang aja di sini," kata Marsha melihati kakak-kakaknya.
"Iyalah tenang. Gak ada perusuh," kata Arcel sambil tertawa.
"Ih! Bang Ar!" Kesal Marsha sambil memukul bahu Arcel dari belakang.
"Sha, jangan dipukul. Nanti oleng, kecelakaan. Kamu yang salah," kata Arcel karena ia yang mengemudi.
"Hm!" Marsha membuang muka.
"Jangan ngambek gitu lah. Masa sama kakak aja ngambek, gak kangen nih jarang ketemu."
"Habisnya sih! Waktu aku pulang bang Ar sama bang El gak pernah di rumah. Keselkan aku."
"Abang kan tugas Sha, tapi dua tahun lalu kamu pulang ketemu abang kan?" Tanya Axcel dan Marsha mengangguk.
"Bang Ar tuh! Palingan juga berduaan kan sama Ceweknya!" Ejek Marsha.
"Apaan sih kamu micin!" Kata Arcel sembari salah satu tangannya meraih tangan Marsha dan menekan dahi adiknya.
"Abang!" Geram Marsha.
"Ya ampun ribut banget kalian," kata Hera yang pusing karena perjalanan jauh.
"Bang Ar tuh mom!" Adu Marsha.
"Kok aku?" Balas Arcel tak mau disalahkan.
"Ngalah aja. Perempuan itu selalu benar. Apalagi anak bungsu," kata Axcel menengahi.
"Abang El!" Kesal Marsha.
"Hahaha bener tuh bang," kata Arcel sambil tertawa.
"Ih! Kalian kok makin jahat sih!" Seru Marsha mukuli bahu kedua abangnya.
"Ya ampun salah lagi gua," kata Arcel mengus dada.
"Hi!" Geram Marsha.
Setelah sampai di rumah, kedua orang tuanya langsung menuju kamar karena kelelahan. Sedangkan Marsha masih manja-manjaan sama abangnya. Sekitar mau magrib Axcel baru pamit pulang.
Marsha bahagia sekali hari ini dapat berkumpul kembali dengan abang-abangnya. Rasanya kembali seperti dulu. Ingatkan Marsha besok ia harus menemui keponakannya. Jujur, Marsha sangat ingin bertemu dengan Alif.
"Sha, abang balik dulu ya ke Bandung. Kamu langsung istirahat saja, besok juga istirahat. Abang balik dulu."
"Hehehe, makasih bang. Jangan lupa sampein salam aku ke calon kakak ipar. Udah main lamaran diam-diam nih...."
"Hah... abang balik dulu!" Kata Arcel malas menanggapi ucapan Marsha.
Namun kali ini Arcel tak mengendarai mobilnya sendiri. Karena ia menjemput Marsha menggunakan mobil Axcel tadi. Jadilah saat ini Arcel dijemput oleh Alvaro.
"Pak," kata Alvaro memberi Arcel sebuah map coklat besar kemudian melajukan mobilnya.
Arcel membuka map yang berisi berbagai dokumen itu. Kemudian ia mulai membaca dengan teliti dan detail. Arcel tak melepaskan fokusnya sama sekali dari dokumen itu hingga ia mengangkat kepalanya. Menandakan kegiatannya sudah selesai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Twins
Teen FictionWAJIB FOLLOW YAHHH | SUDAH ENDING| Dua anak kembar yang tak sedarah namun mereka lahir di hari, tanggal, bulan, tahun bahkan dari rahim yang sama, namun berbeda. Axcel & Arcel tak pernah terpisah sangat akrab saling mengasihi namun ternyata keduanya...