05

3.7K 126 16
                                    

"Ru, gue juga mau dipuasin." Bisik Nathan di telinga Aruna kemudian menuntun tangan Aruna untuk menyentuh adiknya yang sudah mengeras.

Wajah Aruna berubah panik. "G-gue nggak tau caranya."

Nathan tersenyum geli kemudian mencium bibir Aruna sekilas. "Gue ajarin," katanya sambil mengelus rambut Aruna.

Nathan menuntun tubuh Aruna untuk berdiri. Ia kemudian melepas celananya sekaligus dengan celana dalamnya.

Mata Aruna terbelalak, melihat kejantanan Nathan yang besar, panjang, dan kecokelatan. Well, ini juga kali pertama Aruna melihat alat kelamin laki-laki secara langsung.

"Duduk," perintah Nathan setelah mengalasi lantai dengan bantal agar pantat Aruna tidak kedinginan.

Aruna menurut kemudian duduk di hadapan Nathan yang duduk di atas kasur dengan kejantanannya yang mengacung tegak.

"Pegang." Nathan mengarahkan telapak tangan Aruna untuk menyentuh penisnya.

Aruna yang kebingungan kemudian menyentuh benda berurat itu dengan takut-takut.

"Aaahh digenggem, Ru," pinta Nathan.

Aruna memberanikan dirinya untuk menggenggam penis Nathan. Kemudian dari ujung penisnya keluar cairan bening. Bagaimana pun ini adalah kali pertama kejantanannya disentuh perempuan, membuat Nathan merasakan sensasi yang berbeda.

"Sshhh naik turunin, Ru."

Tangan Aruna langsung bergerak naik turun, masih dengan menggenggam erat penis Nathan. Cairan pelumas pun keluar semakin banyak dari ujung penis.

Aruna bingung, namun rasanya ia ingin menjilat benda yang sedang digenggamnya sekarang. Gadis itu kemudian menjilat sedikit cairan yang keluar dari penis Nathan.

"Ssshhh ahhhh Aru, lo ngapaiinnn??" Nathan terkejut ketika lidah Aruna menyentuh penisnya, tapi ia juga merasa keenakan.

Aruna yang mengerti kalau Nathan merasa enak lalu mulai menjilati sekeliling penis Nathan. Dari ujung hingga pangkalnya, membuat Nathan menggelinjang tidak karuan.

"Mmmhhhh Aru, itu kotorhhh aaahhh sshhh." Namun Aruna tidak menggubris dan terus menjikati adik Nathan.

Penis Nathan yang sudah basah dengan air liur Aruna, membuat Aruna bisa lebih mudah menaik turunkan tangannya.

Nathan? Jangan ditanya, pemuda itu sudah mendesah kencang. "Oohhh shhh Aruna sayanggghh enak bangettthhh shhh..."

Nathan memaju mundurkan pinggulnya, membuat Aruna juga mempercepat temponya.

"Sshhh gue mau keluarrhhh ahhh..."

Kemudian cairan berwarna putih kental keluar dari penis Nathan dan membasahi dada Aruna.

Aruna sudah ingin protes karena air mani yang mengotori bajunya, namun lagi-lagi Nathan membungkam mulut Aruna.

"Enak banget sayang..." bisik Nathan kemudian mencium pelipis Aruna.

"Iya, tapi baju gue kotor!" Kesal Aruna.

Lagi-lagi Nathan hanya tersenyum nakal. "Kan habis ini dilepas."

Dan bibir Nathan kembali bertemu dengan bibir mungil Aruna. Melumatnya dengan lahap sambil mengabsen giginya Aruna satu persatu.

"Mmhhh..." Aruna melenguh tertahan ketika tangan besar dan hangat milik Nathan menelusup ke dalam tank topnya dan melepas kaitan branya sebelum memijat payudara kirinya.

Merasa kain itu menghalangi kegiatannya, Nathan menghentikan sebentar ciumannya dan melepas baju Aruna sehingga mereka berdua sekarang sama-sama telanjang.

Position(s)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang