Aruna mengerjapkan matanya beberapa kali karena Nathan yang tiba-tiba bangkit dari tidurnya dan duduk di hadapannya.
Pemuda yang tersenyum lembut itu kini mensejajarkan wajah mereka dan membelai pipi Aruna.
"Gue nggak akan ngebiarin orang lain nyakitin lo, Ru."
Aruna memejamkan matanya ketika Nathan memperpendek jarak di antara mereka sehingga kini ia bisa merasakan hembusan napas hangat pemuda itu. Tangan Aruna terangkat, menggenggam tangan Nathan yang masih mengelus lembut pipinya.
"Aruna..."
Gadis cantik itu membuka matanya dan menatap kristal hitam yang menatapnya dengan mendamba.
"Gue sayang banget sama lo," lanjut Nathan lalu menyapu bibir Aruna dengan bibirnya.
Tangannya yang semula ada di pipi Aruna kini bergeser ke belakang kepala gadis itu agar lebih mudah memperdalam ciuman mereka.
Tubuh Aruna melemas, terbuai karena permainan nikmat yang diciptakan oleh lidah Nathan di dalam mulutnya. Sehingga tanpa sadar kini ia sudah kembali berbaring di atas kasur dengan Nathan diatasnya, masih memimpin ciuman mereka.
Aruna menghirup udara sebanyak-banyaknya setelah Nathan melepaskan tautan bibir mereka berdua. Gila. Pemuda itu bahkan kini sedang tersenyum sambil mengelap bibir Aruna yang terdapat banyak jejak saliva mereka.
"Rasanya gue bisa gila kalau nggak miliki lo, Ru. Tiap kali liat lo gue tu selalu ngerasa-"
Nathan terpaksa memotong kalimatnya karena bibirnya sudah dibungkam oleh Aruna. Ia tersenyum miring di sela ciuman mereka karena kapan lagi Aruna mau bermain agresif seperti sekarang? Ia pun membiarkan Aruna mengambil alih permainan dan membiarkan gadis itu membalikkan posisi mereka.
Lidah Aruna saling beradu dengan milik Nathan. Posisinya yang menindih tubuh pemuda itu juga membuatnya lebih mudah mendominasi.
Tapi pikirnya bahwa Nathan akan menurut di bawah kendali Aruna? Tentu saja tidak. Karena tangan berurat milik Nathan sudah menjelajah turun menyibak gaun tidur Aruna dan menyelinap masuk ke dalam celana dalam gadis itu.
"HHMMPP-"
Aruna yang terkejut dengan serangan dadakan Nathan hampir saja melepas ciuman mereka kalau saja Nathan tidak dengan cepat menahan kepala gadis itu dengan tangan satunya.
Nathan menyeringai di tengah ciuman mereka ketika Aruna kehilangan kendali karena rangsangan dari tangannya yang terus menggosok lubangnya.
Tangan Nathan yang semula berada di belakang Aruna kini turun menyingkirkan tali tipis gaun tidur gadis itu dari bahunya.
"Ooohh.." lenguhan lolos dari mulut Aruna bersamaan dengan tangan Nathan yang meremas dadanya.
"No bra, eh?" Ejek pemuda itu tanpa menghentikan gerakan kedua tangannya. "Lo mau tidur sekamar sama cowok dan udah berani nggak pake bra? Naughty girl."
KAMU SEDANG MEMBACA
Position(s)
FanfictionTentang 2 anak manusia yang mulai penasaran mature content for 18++