Setelah perhelatan yang lumayan panjang dengan aksi saling melumat bibir pasangannya, Aruna menjambak rambut Nathan agak kencang agar pemuda itu menyudahi aksi mereka karena Aruna sudah tidak memiliki pasokan oksigen lagi.
"Adu-du-duhh.... jangan dijambak dong, Ru! Sekali-kali jangan pake kekerasan napa sih??!"
"Ya lo sih nggak mau berhenti! Gue kan nggak bisa napas!" Sewot Aruna.
Nathan hanya bisa tertawa gemas karena wajah kesal Aruna yang tampak lucu.
"Manis," ujarnya sembari menghapus jejak air liur di sudut bibir Aruna. "Bibir lo manis, rasa eskrim."
"Iya, bibir lo pahit, ngopi mulu!"
"Minta eskrimnya dong, biar lo bisa ngerasain manis di bibir gue."
Aruna langsung teringat dengan eskrim yang digenggamnya. Namun sayang sebagian besar eskrimnya sudah meleleh, membasahi tangannya.
"Yaahhh, meleleh eskrimnya!" Aruna kecewa karena eskrimnya yang berharga terbuang sia-sia.
Namun raut wajahnya berjengit ketika benda kenyal menyapu tangannya.
"NATHAN! LO APA-APAAN SIHH??!" seru Aruna ketika dilihatnya Nathan menjilati siku tangannya, kemudian semakin naik, mengikuti jejak lelehan eskrim di tangam Aruna.
"Nathann..." desis Aruna.
Nathan yang dipanggil kemudian menjilati tangan gadis itu sambil menatapnya intens, membuat darah gadis itu berdesir semakin kencang.
Aruna tidak mengerti. Padahal Nathan hanya menjilati tangannya, tapi tubuhnya memanas, dan ia mulai memikirkan hal-hal erotis.
Lidah Nathan bergerilya semakin naik ke pergelangan tangannya, lalu perlahan menjilati sela-sela jemarinya.
Wajah Aruna memerah, dan perasaan itu kembali datang. Tangannya yang dijilat, tapi justru area pangkal pahanya yang bereaksi. Dan mata Nathan yang tak lepas dari wajahnya membuat gadis itu bersemu merah.
Pahanya semakin merapat kala lidah Nathan menyapu bersih sisa eskrim di jari-jarinya secara perlahan. Harusnya Aruna merasa jijik, tapi ia justru membiarkan lidah Nathan bergerak sesuka hatinya, bahkan sampai mengulum jarinya ke dalam mulutnya.
"Nath..." suara Aruna mulai terdengar parau.
Hingga akhirnya pemuda itu melahap habis eskrim yang tersisa di genggaman Aruna lalu kembali meraup bibir Aruna dengan beringas.
Aruna tak dibiarkannya untuk mencerna situasi, lidahnya mendorong bibir gadis itu agar mulutnya terbuka. Di momen Aruna membuka mulutnya, Nathan meloloskan lidahnya, mengoper es krim yang tersisa di mulutnya, membagi sensasi dingin namun manis pada gadis itu.
Meskipun mulutnya terasa dingin, namun anehnya tubuhnya semakin memanas. Terutama ketika Nathan semakin mendorong tengkuknys dan tangan kirinya meremas pantatnya.
"Eeuungghhh.." tanpa sadar Aruna melenguh, terbuai dengan lumatan yang diberikan Nathan dan mulai membalas ciuman pemuda itu-tak kalah bergairah.
Nathan menyatukan dahi mereka dan menatap dalam mata pekat gadisnya. "I think I'll be crazy if I can't have you."
"Then, make me yours."
Kali ini Nathan yang dikejutkan oleh Aruna yang tiba-tiba mengecup lembut bibirnya.
"No turn back, baby."
Pemuda itu tersenyum sebelum kembali mempertemukan bibir mereka, menuntun tubuh mungil Aruna untuk masuk ke dalam mobil tanpa melepaskan tautan bibir mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Position(s)
FanfictionTentang 2 anak manusia yang mulai penasaran mature content for 18++