10 (21+)

4.2K 98 17
                                    

"And let me play with your friend down here too," bisik Aruna sensual sembari meremas junior Nathan yang sudah sangat tegang.

"Yes, please. Only you who can make me so hard, Miss."

Dan bibir mereka kembali beradu, lidah mereka saling menginvasi bibir satu sama lain.

Tangan mungil Aruna meraba batang kelamin Nathan yang mengeras lalu menekannya lembut, membuat pemuda itu mengerang tertahan di sela ciuman mereka.

Aruna memutus ciuman mereka dan beralih turun, berlutut di antara kaki Nathan. Ia kemudian menurun celana pemuda itu beserta boxer-nya.

Mata Aruna memandang takjub pada penis Nathan yang langsung menjulang begitu dikeluarkan dari sangkarnya. Padahal ini bukan pertama kalinya melihat penampakan kelamin pemuda itu.

"Don't stare too much, Miss," goda Nathan membelai pipi Aruna yang seketika merona.

"No, I don't."

"Touch it," perintah Nathan yang langsung dituruti oleh Aruna. "Mmmhhh yessshhh..." erangnya ketika tangan mungil Aruna memegang penisnya sedikit lebih keras dan menaik turunkannya perlahan.

"OH SHIT!" serunya terkaget saat merasakan kejantannya masuk ke dalam mulut Aruna yang hangat dan basah.

Tangannya kini berada di sela rambut Aruna, menuntun kepala gadis itu naik turun mengurut penisnya dengan bibir mungilnya secara perlahan.

"UHUK!" Aruna tiba-tiba tersedak karena tidak sengaja mengulum milik Nathan terlalu dalam.

"Are you okay?" Tanyanya khawatir sembari menghapus jejak saliva di sekitar bibir gadis itu.

"I'm okay. It's just... too big," jawabnya dengan wajah polos.

Nathan mengulum bibir bawahnya. Terlalu susah menahan diri untuk tidak langsung menerkam Aruna yang terlampau menggemaskan.

Pemuda itu mencium sekilas bibir Aruna dan mengisyaratkan gadis itu untuk melanjutkan urusan mereka yang tertunda. Ia sudah tidak bisa menahannya lagi.

Aruna menurut lalu kembali menjilat lembut penis besar Nathan yang langsung disambut oleh erangan lirih dari pemuda itu.

Pikiran Nathan mulai menggila. Gadis idamannya, yang selalu muncul di dalam mimpinya, kini berada di antara kedua kakinya, mengulum kejantannya di dalam mobilnya. Ah, fantasinya semalam benar-benar menjadi kenyataan.

Pemuda itu menatap Aruna yang masih memaju mundurkan kepalanya, memanjakan penisnya. Namun matanya justru terfokus pada sedikit cairan yang tiba-tiba menetes di paha mulus gadis itu. Mulutnya menyeringai nakal, mengetahui darimana cairan itu berasal.

"UGHH!" jerit Aruna tertahan ketika merasakan sesuatu memasuki lubang vaginanya.

"Kenapa sayang?" Tanya Nathan pura-pura bingung, padahal kini jari tengah tangan kanannya tengah keluar masuk vagina Aruna secara perlahan.

Aruna diam saja, hanya terus mengulum kejantanan pemuda itu sembari mendesah. Yang mana getaran dari mulut Aruna membuat hasratnya semakin gila.

Namun karena jari Nathan semakin cepat menginvasi vagina Aruna, gadis itu tidak bisa menahannya lagi dan melepas kulumannya pada penis Nathan dan mendesah hebat.

"Mmmmhhh.. aaahhh..." tangan gadis itu mencengkeram erat lengan Nathan karena kakinya sudah lemas seperti jeli.

Nathan yang melihat Aruna mendesah hebat dengan wajah bergairah langsung mencium gadis itu dengan brutal. Ia kemudian membaringkan tubuh gadis di jok belakang mobil dan memandang wajahnya yang berkeringat beserta dadanya yang naik turun akibat kelelahan.

Position(s)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang