Pagi ini Aksa terbangun dari tidurnya menatap sekitar dan ia sadar jika ia sudah berada dikamar mansion keluarganya.
Semalam setelah makan malam Daddy, mommy serta para abangnya datang untuk menjemputnya, dengan tak rela Rey pun menyerahkannya dengan syarat mereka tidak boleh melarang Aksa untuk menemuinya dan merekapun menyetujuinya.
"Selamat pagi Dad, mom dan abang abang"sapa Aksa saat sudah mencapai ruang makan dimana keluarganya berada.
"Pagi adek"sapa mereka bersamaan
"Gak sekolah lagi?"tanya Tristan seraya menatap adiknya itu yang masih memakai piyamanya.
Aksa cengengesan mendengar pertanyaan abangnya itu, dengan santai anak itu menjawab.
"Gak, kasian temen temen kalo Aksa sekolah"ujarnya santai membuat mereka yang mendengar jawaban anak itu mengenyit bingung.
"Maksudnya gimana dek?"tanya Gerald
Aksa menatapnya sekilas, "Iya kasian ntar mereka kalah saing sama Aksa yang jenius ini"sombongnya seraya menaikan dagunya angkuh.
Para abangnya mendengus malas mendengar jawaban itu, bisa busanya adiknya yang polos itu kini berucap dengan sombongnya.
Sarapan pun berjalan dengan khidmat meski sesekali bocah itu menjahili para abangnya. Setelah sarapan semua kembali keaktivitasnya masing masing kecuali Aksara yang memilih kembali kekamarnya dan melanjutkan tidurnya.
Mengenai Papi Rey sebenarnya Aksa ingin menemuinya hari ini namun mommy dan daddynya bilang mereka semua akan mengunjungi Rey bersama sama nanti saat jam makan siang.
Aksa mulai terlelap mengarungi mimpinya hingga tepat jam sepuluh siang ia terbangun akibat guncangan pelan ditubuhnya dan saat membuka matanya didepannya ada sang mommy yang menatapnya sendu jangan lupakan airmata yang terus mengalir dipipinya.
"Mom, kenapa?"tanya Aksa khawatir
Sandra tanpa banyak bicara lebih memilih memeluk sang putra bungsunya itu dengan erat, isakannya kian terdengar membuat Aksa bingung tak mengerti dengan apa yang terjadi.
"Papi Rey Sa"lirih Sandra namun tak melanjutkan ucapannya..
Aksa terdiam perasaannya mendadak tak menentu saat mendengar nama papinya, pikiran negatif mulai menghampiri pikirannya apalagi mommynya ini menangis.
"Papi kenapa mom?"desak Aksa tak sabaran
"Papi udah gak ada"
Hancur sudah pertahanan Aksa tangisnya pecah saat itu juga, meski baru bertemu namun nyatanya Aksa sudah menyayangi papinya itu.
Keduanya saling memeluk diiringi tangisan pilu, saling menguatkan satu sama lain hingga Daddy dan ketiga abangnya menghampiri turut memeluk keduanya menguatkan lalu mengajak keduanya untuk pergi kepemakaman.
Aksa menatap sendu gundukan tanah dihadapannya, sesak rasanya saat orang yang kita sayang pergi meninggalkan untuk selama lamanya.
Setengah jam berlalu Aksa hanya diam menatap nisan bertulisan nama papinya itu, kini hanya tinggal Aksa dan keluarganya saja disini, menatap Aksa sedih saat anak itu menangis dalam diamnya..
Abizar sudah tak kuat membiarkan adiknya seperti itu lebih lama lagi, ia segera membawa adiknya kepelukannya mengusap punggung adiknya itu seraya membisikkan kata kata penenang namun bukannya tenang anak itu malah menangis kencang.
"Ikhlas baby, biarkan papi Rey tenang disana.... Papi sudah sembuh, papi udah gak kesakitan lagi sekarang. Ikhlas baby harus ikhlas"bisik Abizar
Mereka membiarkan Aksa menangis sepuasnya lalu membawa pulang setelah anak itu mulai tenang.
Seminggu berlalu Aksa menjadi anak yang pendiam membuat keluarganya khawatir, mereka sering memergoki anak itu menangis dimalam hari seraya memeluk pigura foto Rey.
Nyatanya kehilangan itu begitu membekas dihati Aksara, sakit sekali saat orang yang baru ditemui namun ia sudah menyayangi orang itu dan orang itu kini telah tiada.
"Ayo bangkit, jangan tenggelam dalam kesedihan, Aksa gak mau kan kalo papi sedih disana?"tanya Xavier saat lagi lagi ia memergoki anaknya itu tengah menangis, Aksa menggeleng mendengar pertanyaan daddynya.
Xavier memeluk putranya itu mengecup dahi sang putra lalu mengusap airmata dipipi putranya itu, "Ayo tersenyum buat papimu itu bangga"ujar Xavier seraya tersenyum.
Aksa terdiam sejenak sebelum bibirnya mengukir senyum manis lalu memeluk daddynya erat.
"Kepergiannya meninggalkan luka dalam hatinya,namun nyatanya ia tak bisa terlarut dalam kesedihan. Perjalanannya masih panjang ia harus membuat orang orang tercintanya bahagia."
Inilah sepenggal cerita tentang Aksara Geovano, kesayangan semua orang yang ahrus merasakan arti dari kehilangan salah satu orang tersayangnya.
!!!TAMAT!!!
SELESAI SUDAH KISAH INI, MESKI MASIH TERLALU BANYAK SEKALI KEKURANGANNYA, NAMUN ALHAMDULILLAH NYA CERITA INI BISA SAMPAI DITITIK TERAKHIRNYA.
CERITANYA MEMANG SUDAH SELESAI, NAMUN KENANGANNYA AKAN SELALU DIKENANG. _CINDY RANTIKA
Terimakasih teruntuk kalian yang sudah mau menyempatkan membaca cerita ini, sungguh luar biasa saya tak pernah menyangka bisa sampai dititik ini. Maaf bila ceritanya kurang berkesan karna memang saya hanyalah seorang amatir yang masih haus akan ilmu kepenulisan.
🔥Terimakasih dan sampai jumpa dicerita saya yang lainnya 🔥
Salam sayang
Cindy Rantika
Jumat, 06 Agustus 2021
KAMU SEDANG MEMBACA
AKSARA GEOVANO {PROSES REVISI}
Teen FictionJANGAN LUPA FOLLOW, VOTE AND COMMENT 😍 TAHAP REVISI Namanya AKSARA GEOVANO, anak laki laki berusia 14tahun. Hidup tanpa dampingan orang tua kandungnya membuat anak ini menjadi sosok tangguh juga dewasa sebelum waktunya. 14tahun hidupnya ia habiskan...