02

16.1K 1.3K 100
                                    

Pagi ini Aksa berjalan memasuki kelasnya, X IPA 1. Ternyata suasana kelas itu sudah ramai teman tannya sudah datang, mereka menghentikan aktivitasnya kala melihat sosok bocah imut itu, mengapa ada anak SD disini,pikir mereka.

Para kaum hawa memekik tertahan saking gemasnya kala bocah itu menatap mereka dengan tatapan polosnya, para kaum ada tak kalah heboh mereka menyerbu bocah itu.

Hai adek manis, kamu kesasar ya?

Halo adek, kamu mau cari abang ya?

Duh gemes banget sih,kamu kok disini?

Ya ampun ini anak sapa sih gumus amat deh

Adek manis banget sih

Duh gemes deh pen bawa pulang, buat oleh olh buat mama ku

Aksa beringsut mundur kala para cowo itu menatapnya liar seraya melontarkan kata kata yang membuatnya takut.

"Hai, kamu cari siapa hmmm?"tanya salah satu cowo itu seraya menghampiri Aksa.

Aksa menatapnya takut takut, cowo itu mengerti tatapan Aksa pun tersenyum menenangkan.

"Aku Varelino, adek cari siapa hmm?"tanya cowo itu begitu lembut.

"Aksa gak cari siapa siapa abang, ini kelas Aksa"ujar Aksa begitu polos membuat Varel menatapnya tak percaya.

"Khem... Hai abang Levin,adek...."Levin bingung bertanya seperti apa ditambah tatapan anak itu membuatnya gelagapan.

Aksa mengerucutkan bibirnya seraya menatap mereka kesal, "Abang abang, Aksa itu udah 15tahun Aksa sekarang kelas 10 karna Aksa ikut kelas cepet, Aksa kan pinter"ujar Aksa menyombongkan dirinya diakhir kalimatnya.

Varel tak tahan menahan gemas pun mencubit pipi Aksa membuat sang empu memekik kesal.

"Aww... Sakit"pekik Aksa seraya menjauh dari Varel.

"Hehehe...  Maaf ya, yaudah ayo masuk adek duduk sama abang ya kebetulan abang duduk sendiri"ujar Varel lalu mengandeng lengan Aksa kebangkunya yang berada dipojok depan.

Para kaum hawa itu menghampiri Aksa mengajaknya berkenalan, mengobrol semua hal, Aksa senang mempunyai banyak teman yang banyak, ia nyaman disini.

"Kak Angel cantik"puji Aksa dengan lugunya seraya menatap Angel polos, gadis itu salah tingkah akibat pujian bocah itu.

Teman temannya yang lain mendengus malas melihat Angel yang nampak malu malu.

"Ye bocil, udah berani goda goda cewe aja"sunggut Varel seraya menatap Aksa gemas.

"kak, Aksa punya coklat loh kakak mau gak"ujar Aksa antusias seraya menunjukkan coklat digenggamannya.

Angel menatap anak itu tertawa kecil ketika menyadari betapa antusiasnya anak itu, Angel jadi berharap memiliki adik yang imut seperti Aksa.

"Aksa gitu ya, masa cuma Angel aja yang ditawarin kak Sofia nggak"ujar Sofia membuat Aksa menatapnya.

"Kak Sofi mau kah?"tanya Aksa seraya menyodorkan potongan coklat kemulut Sofia, Sofia menerima dengan senang hati membuat Aksa tertawa senang.

"Abang abang"panggil Aksa seraya mencolek lengan Varel yang tengah memainkan ponsel.

Varel menoleh seraya tersenyum lebar,"Apa dek?"tanya Varel

Aksa diam membuat Varel dan yang lainnya menatap anak itu heran, Levin menyadari ada yang tidak beres dengana nak itu pun mendekat.

"Ade kenapa hmm?"tanya Levin seraya mengusap rambut Aksa lembut.

"Adek sakit?"tanya seorang cowo yang diketahui bernama Rendi.

Mereka mendekat kearah Aksa lalu menatap intens wajah anak itu yang abru mereka sadari ternyata begitu pucat.

"Yaampun, adek sakit? ayo ke UKS atau mau pulang?"cerocos Hani heboh

Aksa menggeleng tidak mau, kepalanya pusing namun ia tak mau dibawa keUKS apalagi pulang masa baru masuk sudah bolos.

"Ayo pulang aja dek, abang anterin lagian hari ini gak akan belajar soalnya gurunya lagi rapat"ujar Varel membujuk anak itu namun Aksa malah menatapnya berkaca kaca.

Varel dan yang lainnya gelagapan kala Aksa mukai terisak pelan.

"Eh eh adek kenapa? Jangan nangis gapapa ko kalo gak mau pulang"bujuk Levin panik.

"Abang,Aksa mau gendong"rengek Aksa membuat Varel tanpa basa basi menggendong Aksa.

Menimang anak itu hingga tanpa disadari Aksa mulai terlelap digendongan Varel.

"Huaaa mommy Rere mau punya adek kaya Aksa"pekik Renata kala menatap wajah polos nan lugu Aksa ketika terlelap.

Angel menggigir bibir bawahnya menahan diri untuk tidak mencubit anak itu, bukan hanya Angel tapi mereka semua menahan diri untuk tidak mencubit anak itu.

***

Aksa menatap panti yang kini nampak ramai apalagi ada empat mobil mewah dihalaman panti jangan lupakan ada banyak pria berbadan kekar juga disana.

"Assalamualaikum"ucap Alsa mengalihkan pandangan mereka menatap anak itu.

"Waalaikumsalam, kamu siapa?"tanya salah satu pria itu.

Aksa menunduk takut kala ditatap datar oleh pria itu, "Aksa.... "belum sempat melanjutkan ucapannya ucapan Bunda Tina mengalihkan atensi mereka.

"Aksa,masuk nak ada yang ingin bicara dengan kamu sayang"ucap Bunda Tina membuat Aksa menatapnya bingung.

Keduanya berjalan masuk dan mendapati beberapa orang asing didalam,mereka menatap Aksa intens.

"Tuan Sabara, Tuan Xavier ini Aksara Geovano anak yang kalian cari"Ujar Bunda Tina membuat Aksa menatapnya bingung,Aksa tak mengerti apalagi saat menatap tiga orang dihadapannya.

Xavier tersenyum lalu menghampiri anak itu, "Putra daddy"lirih Xavier menatap Aksa dengan tatapan penuh haru dan kerinduan.

"Bunda"panggil Aksa meminta penjelasan dari bundanya itu

"Aksa mau ketemu keluarga Aksa kan?  Nah ini keluarga Aksa, itu daddy Aksa, mereka mau jemput Aksa sayang"jelas Bunda Tina singkat seraya menatap Xavier dan Aksa.

"Jadi Aksa bukan anak haram bunda?"tanya Aksa

Pertanyaan itu membuat Xavier menatapnya sedih serta bersalah bukan hanya Xavier tapi dua pria lainnya juga menatapnya penuh penyesalan.

"Kamu anak daddy"tegas Xavier membuat Aksa menatapnya

"Daddy"cicit Aksa suara anak itu purau menahan tangis.

Xavier tertegun mendengar panggilan itu, ia bahagia akhirnya penantiannya tak sia sia, putra bubgsunya kini ada dihadapannya memanggilnya daddy.

Tanpa basa basi Xavier memeluk Aksa lalu menggendongnya,Aksa memeluk leher Xavier tangisnya pecah saat itu juga.

"Daddy, kenapa daddy buang Aksa, kenapa daddy kenapa"lirih Aksa disertai tangisnya

Xavier diam, ia bingung harus menjelaskan apa pada anaknya ini, menyadari kebingungan Xavier salah satu dari dua pria lainnya mendekat mengusap punggung Alsa yang bergetar karena tangis.

"Kami tidak membuangmu nak, dulu saat kamu berusia 3bulan kamu diculik oleh musuh bisnis Opa dan daddy mu, kita semua mencarimu tapi kita kehilangan jejak kamu.  Sampai akhirnya daddymu menemukanmu, kamu maukan ikut pulang sama Opa, Daddy dan Abangmu?"jelas Sabara diakhiri dengan tanya, pria paruh baya itu menatapnya penuh harap dan kerinduan.

"Hiks...  Daddy... "racau Aksa membuat Xavier memeluknya semakin erat.

Racauannya semakin lirih diganti dengan deru nafas teratur anak itu, Xavier terkekeh kecil menyadari putranya tertidur.

AKSARA GEOVANO {PROSES REVISI}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang