cinco

12.4K 1.2K 147
                                    

jaemin menyesap kopi americano favoritnya dengan tenang. ia menatap sosok pria tampan bertato di hadapannya yg sedang menghitung nominal uang pemberiannya. sang pemuda leo itu membuang mukanya kearah lain kala pria itu balik menatap dirinya.

jenoㅡpria bertato itu menatap jaemin intens sambil menghisap vapenya. ia memasukkan segepok uang yg diberi jaemin ke dalam saku jaket kulitnya.

"bosmu sangat terobsesi dengan pria itu, huh? sampai dia rela menyuruhku untuk melubangi punggungnya."

perkataan jeno membuat jaemin menghela nafas. ia menaruh gelas kopi yg sedari tadi dipegangnya pada meja, kepalanya kembali pening hanya karena memikirkan tingkah donghyuck yg tidak ada habisnya itu.

"aku juga tidak tau, jeno" 

"sebenarnya apa yg mau dilakukan donghyuck pada pria itu? cinta? cih, tidak mungkin. dia kan apatis" ujar jeno lagi. ia membuang arah pandangannya ke jendela, menghembuskan asap vape itu dengan pelan.

jaemin tidak menjawab, ia pun sibuk merenung. baru kali ini donghyuck merencanakan sesuatu tanpa dirinya yg ikut andil. bahkan ia masih tidak tau kenapa donghyuck menyuruh jeno yg notabene nya adalah seorang gangster dan juga mantan teman donghyuck untuk menembaknya di apartement mark.

yap, kejadian kemarin memang sudah direncanakan oleh donghyuck, dan pelaku penembakan itu adalah jeno. suruhan donghyuck sendiri dengan dalih ingin menarik mark untuk masuk ke dalam dunianya.

donghyuck tertarik mark? jaemin tidak yakin kalau itu soal cinta, namun mungkin donghyuck tertarik dalam hal lain?

◆◇◆◇◆◇◆◇

"untuk?"

donghyuck berdecak pelan dan menjauhkan dirinya dari mark. memang, menjerat seorang mark lee tidak akan semudah itu. dengan wajah menyebalkannya, ia memilih mengambil segelas air yg berada di meja nakas samping ranjangnya, meneguknya hingga habis dan kembali menaruh gelas itu ke tempatnya dengan hentakan kasar.

jujur, mark agak sedikit jengah dengan kelakuan lelaki di hadapannya ini. ia menahan diri setengah mati untuk tidak memberikan karya pada wajah manis itu.

meninggalkan segala kejengkelan di tempat ini, mark hendak beranjak pergi dari kediaman laknat ini sebelum suara donghyuck kembali menginterupsi, membuat mark menghentikkan langkahnya.

"satu langkah lagi kau berjalan, aku bersumpah akan terus mengganggu hidupmu, mark lee"

mark berbalik, menatap donghyuck yg juga sedang menatapnya dengan tatapan menuntut dan otorier. yap, donghyuck dengan segala tingkah sok kerasnya.

mark menghela nafasnya kasar, tangannya mengepal erat, "apa maumu, sialan?"

"bergabunglah kedalam duniaku"

"bajingan.." mark mendongak sambil mengumpat pelan, ia mendorong pipi dalamnya menggunakan lidah. fuck, rasa kesalnya sudah mencapai ubun-ubun.

langkah lebarnya menghampiri donghyuck, menaiki kasur secara tiba-tiba dan lansung mengungkung tubuh kecil donghyuck yg sama sekali tidak gentar dengan pergerakannya.

donghyuck tidak takut sama sekali, ia bahkan balas menatap tajam mata mark dengan tatapan menantang. takut? ha! donghyuck malah candu dengan tatapan tajam itu.

mark merendahkan tubuhnya, semakin mengikis jarak diantara mereka hingga bisa merasakan deru nafas masing-masing.

"dunia sampahmu itu, hm?" tanya mark setengah berbisik.

𝙤𝙥𝙞𝙪𝙢 - 𝙢𝙖𝙧𝙠𝙝𝙮𝙪𝙘𝙠🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang