doce

14K 1K 87
                                    

recomended song :
Jaymes Young - Infinity

◆◇◆◇◆◇◆◇

-dua hari kemudian

donghyuck yg sedang bersandar di pintu dengan tangan bersedekap di dada adalah pandangan pertama kali saat mark siuman. ia berada di kamar sang mafia itu. emosi mark seketika meluap kala melihat donghyuck yg menatapnya datar sambil menyesap segelas wiski.

"sudah bangun, putri?"

mark lansung bangkit dari tidurnya dan menerjang donghyuck, mengabaikan tangannya yg merembes mengeluarkan darah segar karena infusan yg tertarik paksa olehnya dan juga rasa sakit di sekujur tubuhnya terutama di bahu dan perutnya. bahkan gips di tangan kanan mark hampir terlepas jika saja mark tidak merasakan rasa perih di bahunya.

mark mencekik leher donghyuck, menghunuskan tatapan membunuh yg begitu tajam hingga hati donghyuck terasa sakit, tetapi ekspresi pria manis itu sama sekali tidak menunjukan rasa sakit fisik dan mentalnya. wajahnya datar dan dingin seperti biasa, hanya saja keningnya berkerut dan wajahnya yg memerah karena efek wiski yg di minumnya.

"ibuku, dimana?"

donghyuck tetap diam membuat mark semakin mengeratkan cekikan di lehernya.

"jawab, sialan!"

"kau berurusan denganku, tidak dengan ibuku bangsat! bunuh aku jangan dia!" mark menggeram di sela ucapannya.

"mark.. "

suara lembut itu, mark menoleh. cengkramannya pada leher donghyuck melemah. tatapan tajamnya berubah menjadi sendu

"i-ibu"

donghyuck menghempaskan tangan mark lalu terbatuk pelan, ia mengusap lehernya sendiri. mendelik pada pria di hadapannya, "bagaimana aku bisa menjawab bajingan? kau mencekikku!"

mark tidak menjawab, ia berjalan mendekati ibunya, menatap wajah ayu ibunya dengan tatapan terluka.

"anakku.." wendy pun demikian, ia tidak bisa menahan airmatanya saat bisa kembali menatap anak tunggalnya setelah 5 tahun terakhir. isakannya lolos saat melihat kondisi putranya.

donghyuck mengurung wendy selama ini dan baru membebaskannya disaat mark sudah sadar dari komanya.

mark tersentak saat wendy memeluknya. tangannya yg gemetar terangkat untuk membalas pelukan. mark memejamkan matanya, merasakan kembali pelukan hangat sang ibu setelah sekian lama.

mark kembali merasa hidup.

wendy melepaskan pelukannya, menangkup pipi lebam anaknya dengan isakan di bibirnya.

"minhyung hiks, ibu merindukanmu"

mark memegang tangan wendy, mengecupi tangan ringkih itu sambil memejamkan matanya. mark meneteskan airmatanya. ia tidak menjawab namun hatinya terus mengucapkan ribuan kata maaf untuk malaikatnya ini.

donghyuck yg melihat itu terdiam, terbesit rasa iri di dalam hatinya. ia juga merindukan orang tuanya. namun bisa mempertemukan seorang ibu dan anak membuat dirinya sedikit bangga. ya hanya sedikit. oh tapi sialan, ini sama sekali bukan pekerjaan mafia!

jaemin memasuki kamar donghyuck, melirik sekilas sepasang ibu dan anak yg sedang melepas rindu itu dan mendekati bos nya, membisikkan sesuatu.

"jung yunho sudah tau keberadaanmu karenanya"

donghyuck menatap mark. ia kembali menyesap winenya.

"bisakah kita bicara di luar tuan?" jaemin kembali berucap, ia sudah cukup jengah dengan kelakuan bos nya yg tidak bisa ditebak ini.

𝙤𝙥𝙞𝙪𝙢 - 𝙢𝙖𝙧𝙠𝙝𝙮𝙪𝙘𝙠🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang