🌇🌇🌇
Kantor berita di Kota Paris, Perancis begitu sibuk menyiapkan dan menyiarkan berita untuk hari ini. Hiruk pikuk para pegawai menghiasi kesibukan jadwal kerja saat ini ditambah suara-suara pegawai yang saling menyahut satu sama lain untuk mengerjakan pekerjaan mereka. Terlihat ada yang membaca beberapa lembaran artikel untuk beritanya, ada yang mengoreksi artikel, ada yang sudah sedari tadi menyiarkan bahan berita di ruang penyiaran berita, dan ada pula yang sibuk berdiskusi dengan ketua divisi untuk menanyakan keberlanjutan bahan-bahan berita yang akan datang.
"Pak, bukannya jika kasus pembunuhan ini dilanjutkan saja? Toh meskipun pihak pers lainnya tidak melanjutkannya pasti kita bisa dapat untung jika mengambil langkah di luar dugaan seperti mereka," ucap Galih meyakinkan atasannya untuk menyetujui usulan Galih. Pada tugasnya kali ini mendapat tim yang satu negara dengannya sehingga untuk komunikasi lebih mudah bahkan menyelesaikan kasus bisa dipastikan lekas usai, tapi sayangnya kasus kali ini begitu rumit.
"Sebentar, aku kayaknya enggak setuju dengan cara itu, Galih. Coba kamu pikirkan kembali, jika sebagian besar perusahaan pers menghentikan pencarian korban dan tersangkanya tentu bisa dipastikan hampir seluruh barang bukti sudah hilang entah memang hilang di makan waktu atau sengaja dihilangkan. Toh, sampai saat ini kita belum bisa menemukan saksi yang benar-benar mengetahui jejak si pelakunya maupun kejadian perkara." Tama sebagai rekan satu tim Galih menolak usulannya dengan alasan yang masuk akal. Ketua divisi mereka masih merenung memikirkan apa yang harus ia putuskan.
"Tama, coba kamu bayangin dulu deh kalo aja usaha kita sesuai usulan Galih tadi bisa sukses pasti banyak pihak yang diuntungkan, apalagi kita pasti mendapat bonus juga." Rere berargumen sesuai apa yang tengah ia pikirkan setelah mendengar usulan Galih sesaat yang lalu. Menurutnya jika sebuah peluang untuk mendapatkan uang lebih masih ada, pastinya ia akan terus menebas habis hingga dapat.
Tama terus menolak, "Enggak! Kasus ini beda dengan kasus yang lain, Re ... iya kalo berhasil, tapi kalo gagal gimana? Kita enggak dapat bonus justru kantor berita kita yang merugi."
Semua berdiri sambil terdiam memikirkan langkah apa yang harus mereka lakukan. Jika hanya mencari berita yang bisa memperoleh banyak penonton dan bisa memperoleh keuntungan finansial tentu berita palsu bisa saja mereka berikan. Tapi kali ini mereka dihadapkan dengan kasus misterius tentang pembunuhan pelajar di dekat gedung Dewan Negara. Pastinya banyak orang yang beragumen kasus ini berhubungan dengan jejak kriminalitas yang menyangkut para anggota dewan. Sayang, sampai sekarang belum ada titik temu yang bisa membenarkan argumen-argumen mereka.
Anrez menjentikkan jarinya hingga berbunyi. Nampaknya sebuah keputusan sudah ia buat dengan matang. "Huh, oke aku setuju usulan Galih. Kalau dengan begitu saja selesai tanpa ada penyelidikan secara tuntas, sama saja para penyiar berita itu tidak menyampaikan berita secara bersih. Pasti mereka membuat argumen untuk lekas menutup kasus ini. Iya 'kan?"
Ketua tim menatap satu persatu anak buahnya. Perlahan sebuah keputusan sudah membentuk lingkaran kepastian untuk segera ia ucapkan. Pak Bony sebagai ketua tim memainkan sebentar bolpoin yang sedari tadi ia pegang. Setelahnya ia letakkan kembali kertas berita yang sedari tadi ia pegang erat.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Journalist [SUDAH TERBIT]
Lãng mạnINFO‼️ NOVEL SUDAH TERBIT, GUYS 🤩 Yuk buruan gercep, karena stok tinggal dikitttttt 😎🥵 (Info Pemesanan: 089531370239) Sebagai model terkenal asal Indonesia dengan prestasi yang menggunung, Zoya memiliki popularitas hingga kancah dunia. Berkat kep...