Bab 3 - Kenangan Bersamamu

729 348 348
                                    

💔💔💔

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


💔💔💔

Bintang-bintang berpijar mengisi langit hitam dengan beberapa selang saling berkedip bergantian. Alunan sang bayu cukup menyejukkan hingga menelisik pada kulit leher manusia. Suara kendaraan masih terdengar berlalu lalang meski waktu sudah menunjukkan pukul 20.50 WIB.

Di Bandara Internasional Soekarno Hatta seorang gadis berusia 25 tahun kini berada. Tepat di depan gedung di mana mobilnya berhenti, ia memeluk erat manajernya dengan hangat. Selepas pelukannya berakhir, manajernya justru menangis sesegukan.

"Hiks, hiks, hu ... hu ... hu .... Ka-kamu, di sana ... pokoknya jaga diri, oke?" pinta Eca hingga tergagap-gagap.

Zoya terkekeh geli dengan sikap manajernya yang jauh berbeda dari sebelumnya. Sering memarahinya namun, kini berbeda 180 derajat. Ia malah menangis karena ditinggal Zoya.

"Ih, apaan sih? Kayak ibu ditinggal anaknya merantau aja sampai nangis begini," ejek Zoya padahal dirinya juga ikut menangis meski tidak histeris.

"Beneran ini kamu sendirian aja?" tanya Eca seraya mengusap ingus di hidungnya sehabis menangis hebat.

"Iyes!" Zoya menganggguk yakin.

"Pokoknya kalo di sana udah ketemu Deon langsung kabarin aku, oke? Terus jangan jauh-jauh cari referensinya, ya ...." Eca mengeratkan kembali jaket yang dikenakan Zoya yang mulai kendur.

"Siap, Bu Boss! Bye ...!" Zoya melambaikan tangannya sebagai tanda perpisahan. Sebelum sepenuhnya pergi, Zoya menghampiri Eca kembali lalu mencium pipi Eca setelahnya kabur diiringi senyuman seringaian.

"Ih, tumben dia sweet," batin Eca berbarengan dengan mengusap pipinya lembut dan tersenyum hangat.

Eca berteriak, "Hati-hati, ya!" Zoya yang mendengarnya kembali menoleh dan mengangguk meyakinkan.

Pukul 21.05 WIB pesawat yang mengantar Zoya menuju tempat Deon berada sudah terbang di atas awan. Barisan bintang-bintang malam berjajar begitu terlihat jelas dari jendela penumpang dibanding dari depan rumah. Perjalanan itu membutuhkan waktu selama 17 jam 40 menit, yang terbagi menjadi 11 jam 55 menit menuju Bandara Istanbul lalu transit di sana selama 2 jam 5 menit, setelahnya baru berlanjut dari Bandara Istanbul menuju Bandara Paris selama 3 jam 40 menit. Berdasarkan perkiraan hitungan tersebut, Zoya akan tiba di Paris pukul 09.45 waktu setempat.

"Excuse me, Miss. This is the menu for breakfeast. Enjoy it." Seorang pramugari membuyarkan lamunan Zoya di pagi ini. Sebelumnya ia melihat pemandangan di luar melalui jendela.

Zoya menoleh ke arah pramugari, "Oh, thank you ...." Ia menerima menu sarapan di piring putih yang diberikan oleh pramugari di hadapannya. Selepas meletakkan piringnya di tempat khusus makan, ia lantas tersenyum dan mengangguk begitu ramah.

Waktu sarapan telah usai. Zoya kembali menikmati pemandangan langit yang menawan, di sana seolah ada awan-awan sedang menari menyambut kedatangan Zoya di Paris. Nampak dari atas sana gedung-gedung khas Kota Paris yang memanjakan mata, apalagi bagi mereka yang rindu dengan Kota Cahaya atau Ia Ville des Lumieres jika dalam Bahasa Prancis.

My Journalist [SUDAH TERBIT] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang