Bab 9 - Jahil vs Galak

574 301 175
                                    

PENCET DULU BINTANGNYA YUK!

PENCET DULU BINTANGNYA YUK!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🦩🦩🦩

Hari-hari berganti begitu cepat seperti membalikkan lembaran-lembaran kertas, namun lebaran itu bertuliskan kisah hidup. Rutinitas baru beberapa hari sebelumnya yang Zoya sepakati membuatnya cukup mengerti sifat seseorang berhati beku, selayaknya es batu yang tetap keras meski terjun di sungai magma. Pagi ini kerepotannya bermula saat manusia dingin bernama Galih hendak berangkat kerja.

"Emang aneh. Udah tahu kerjaan sibuk, banyak rapat, investigasi sana-sini, eh ... masih aja pelihara hewan. Apalagi itu kelinci ngerepotin banget. Harus kasih makan, minum, terus bersihin kandang. Makanya beresin rumah enggak bisa, orang milih prioritas aja belum mampu!" racau Zoya dibalik kesibukan menyapu lantai.

Galih yang merapikan buku-buku di tasnya mendengar jelas ocehan Zoya yang ditujukan kepadanya. Ia berdiri tak jauh di mana gadis itu menyapu. Galih berusaha menjaga emosinya di pagi ini tanpa menggubris ocehan gadis itu. Selesai memasukkan beberapa buku yang ingin ia bawa ke kantor, segera Galih berangkat. Namun, sebuah deringan panggilan telepon yang terdengar dari ponsel Galih menghentikan langkah kaki pria itu.

Seseorang berucap dari seberang panggilan, "Galih, Pak Bony katanya ada acara mendadak. Jadi sekitar jam setengah sepuluh baru bisa kita mulai rapat."

Galih menghela napas pelan, "Oke, makasih infonya, Rez."

Zoya melihat raut wajah Galih seperti tidak bersemangat. Ia melangkahkan kaki mendekati Galih. Sapu yang semula Zoya pengang, ia sandarkan pada dinding di sampingnya.

"Kenapa?" tanya Zoya seraya menatap Galih.

Galih melirik Zoya, "Hem, bangunin saya jam sembilan. Jangan sampai molor!" perintah Galih tanpa menjawab pertanyaan dari Zoya.

Galih menguap sebentar, lalu menjatuhkan tubuhnya sempurna ke sofa. Baru sekejap ia berbaring, Galih kembali bangkit dan duduk sambil menatap Zoya geram. Pria itu mengusap asal pada meja di depannya menggunakan dua jarinya.

"Kamu bersihin mejanya tadi niat enggak, sih?" omelnya pada Zoya.

Zoya melotot heran, "Loh, heh? Ya, niatlah! Lihat nih, udah keringatan tahu!!!" tunjuknya ke kening dan lehernya yang banjir keringat.

Galih menunjukkan butiran debu yang menempel di jarinya. "Ini apa? Bersih? Kerja kok enggak serius!" hardik Galih diiringi menepuk-nepuk telapak tangannya agar debu di jarinya jatuh.

"Ck! Udah, sana tidur!!!" suruh Zoya untuk mengalihkan topik. Sedetik kemudian pria itu kembali tidur.

•••

Kantin di salah satu rumah sakit Kota Paris terlihat ramai. Banyak pegawai rumah sakit, dokter, perawat, ataupun orang-orang yang menjenguk kerabatnya yang sakit pergi ke kantin. Mereka sibuk dengan santapan pagi masing-masing sesekali saling bertukar cakap.

My Journalist [SUDAH TERBIT] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang