-2- Di tuduh

2.4K 197 10
                                    






Kemudian, ria pun pergi ke belakang sekolah yang sepi, untuk menenangkan dirinya.

Ria mengingat di saat masa masa manisnya bersama indro dulu, membuat hatinya makin terluka. Sejahat ini kah ya tuhan? Batinnya. "Lo jahat ndro!, lo jahat" Ujarnya sambil menangis sejadi jadinya.

Tiba-tiba di balik pohon besar ada seseorang yang sedang memperhatikan ria dari setadi, ia melihat ria dengan wajah kasihannya.

Lalu, seseorang itu pun datang menghampiri ria. "Ri? Are you oke?" Tanyanya, membuat gadis itu reflek memeluknya.

Ria menangis di pelukan laki-laki itu, ia menumpahkan air matanya di pundak lelaki itu, lelaki itu pun tak kalah memeluk ria erat seolah-olah memberinya semangat.

Sudah ada 5 menit ria masih di pelukan lelaki itu, ia pun buru buru menghapus air mata yang membekas di pipinya.

Ria melepaskan pelukannya. "Raffi, lo kok di sini? Kenapa enggak sama yang lain aja gabungnya?" Tanyanya.

Raffi, cowok dengan senyuman manis, kulit putih, mempunyai gigi gingsul dan dia menyukai ria diam-diam.

Raffi tersenyum, lalu mengelus rambut hitam pekat ria. "Gue cuma mau nemenin lo, gue kasian sama lo, lo di musuhin terus sama yang lain" Jawabnya.

Ria terdiam akan sifat raffi yang tiba-tiba care kepadanya. Tapi dengan cepat ia buru-buru menjauhkan pikirannya.

Ria tertawa gentir. "Haha, udah biasa kali, di bawa santai aja fi"

Raffi diam diam mencuri pandang wajah ria, sambil berkata di dalam hati. "Andai lo tau kalo gue suka sama lo, lo pasti nggak akan gue biarin nangis kaya gini ri, gue tau ri, sebenernya lo mendem luka yang dalem banget"

Ria termenung, ia ingin berbicara sebenarnya, cuma rasa takutnya membuat ia menjadi pengecut seperti ini.

"Fi, ada yang mau gue omongin" Ujar ria.

"Apa itu?" Tanya raffi.

Ria masih takut untuk berbicara, jadi ia malah tak jadi berbicara. "Nggak jadi deh hehehe" Ujarnya sambil cengengesan.

Ria merasa terasa sudah canggung, jadi dia buru buru izin pamit dari hadapan raffi.

Skip ke esokan harinya🏙️

Wulan dan joko cs sedang berkumpul-kumpul di dekat danau, sambil menertawakan perilaku ria yang kemarin, tapi tiba tiba...

"Waduh, gawat gawat" Ujar bi suti.

Wajah mereka bertanya-tanya, ada apa sebenarnya. Indro pun yang membuka suara. "Ada apa bi?" Tanyanya.

Bi suti dengan wajah paniknya ia berkata. "Ria, dia pergi ndro"

Joko cs pun seketika membuka suaranya "Pergi kemana?, biarin aja lah bi".

"Bukan, dia ke padang tadi, kalian kok kaya biasa aja sih?" Tanya bi suti terheran-heran.

Dan enaknya lagi, tanggapan mereka hanya ber "oh" ria saja.

Bi suti menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Lah kok oh aja si?, kalian ga khawatir apa?" Tanya bi suti sekali lagi.

Lili tersenyum remeh, lalu tertawa sangat kencang. "Haha, anak kaya gitu nyalinya seberapa si?, baru di bentak dikit aja langsung kabur" Ujarnya, lalu di ikuti tertawanya oleh yang lain.

"Yaudah deh seterah kalian" Ujar bi Suti, lalu meninggalkan mereka.

••

Skip siang, joko cs dan wulan cs pun makan siang sambil menonton acara tv, tapi tiba tiba ada berita kalau pesawat dari jakarta menuju padang mengalami kecelakaan jatuh ke laut.

Deg

Mata zein memanas, perlahan cairan bening keluar dari pelupuk matanya. "Nggak! Ga mungkin! Engga!, Sayang, bilang kalo ini bohong kan? Ini berita bohong kan?" Zein mengguncang bahu istrinya itu Alya.

Joko cs dan wulan cs yang melihat itu pun langsung menghampiri zein dan alya.

Joko pun mulai bertanya kepada alya, akhirnya alya memberi tahu kejadian yang sebenarnya adalah zein yang memaksa ria untuk pergi ke Padang, supaya tidak membuat onar di jakarta lagi, namun malah ini yang terjadi.

Joko membulatkan matanya. "Jadi, ria beneran ke padang? Dia beneran ada di pesawat yang lagi kecelakaan itu bu alya?"

Alya hanya bisa menganggukkan kepalanya, sudah tak kuat rasanya.

Zein menatap kosong ke arah depan. "Iya jok, ria ada di dalam pesawat itu, tadi uda abis nganterin dia ke bandara"

Raffi langsung menggebrak meja makan. "Jadi ini yang di maksud ria?" Ujarnya lalu mulai meneteskan air mata.

Zein menatap raffi. "Maksud kamu? Ria ada ngomong apa sama kamu raffi?" Ujar zein.

Raffi menatap balik Zein. "Waktu itu ria ingin memberi tahu saya sesuatu, cuma katanya nggak jadi pak, jadi, maksud dia tuh ini ya?" Ujarnya dengan suara gemetar.

Bagaimana bisa orang yang dia cinta, orang yang dia sayang, berakhir seperti ini? Sungguh tidak adil.

Alya pun memeluk zein untuk menenangkannya.

"Yaudah ayo kita ke sana!" Ajak alya lalu di setujui oleh Zein.

Joko dan wulan cs pun ikut.

Di pinggiran pantai

Seseorang pria dewasa berumur 48 tahun menemukan gadis yang sepertinya terbawa arus ombak yang sangat kencang. Lalu ia membawa gadis itu pulang ke rumahnya.

"Kasihan dia, sudah menjadi nasib anak ini, sudah sudah, bawa dia ke rumah sakit cepat!"

POV: di mobil zein

Indro tak habis habis mengeluarkan air matanya, kini air mata itu perlahan-lahan semakin deras. "Maaf ri maaf" Ujarnya dengan pelan lalu masih terdengar oleh Raffi.

Raffi lalu mendekati telinga Indro. "Awas aja lo, kalo ria ketemu nanti, gue ga akan kasih ria ke tangan lo" Ucapnya dengan penuh penekanan.





















Guys maaf banget aku baru revisi Chapter 01, 02 doang, abisnya aku nggak sempet melulu...

Jadi kalo misalnya kalian baca chapter 03-seterusnya tulisannya masih kurang bener maaf ya...

Ria, are you okay? [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang