"KENAPA dengan wajahmu, Jaac? Kau marah oleh sesuatu? Katakan padaku apapun itu. Setidaknya dengan bercerita akan membantu mengurangi kecemasanmu." cecar Ella setelah bermenit-menit mobil mereka dipenuhi hawa dingin yang mematikan.
Ketika Ella masuk, jangankan bertanya kabar atau menggodanya seperti biasa, Jaac bahkan tidak mengindahkan kehadiran Ella sama sekali. Jaac pendiam sekali--diam yang menakutkan. Mobil yang dikendalikannya mengebut tak karuan. Ella berusaha keras menyamankan diri. Demi Tuhan, pasti ada yang sangat salah dengan kakaknya ini.
"Kau memberitahu Bastian tentang rencana lamaranku." Jaac membuka suara. Nadanya berupa geraman.
Ella lantas berpikir keras. "Oh my god. Apa itu buruk?"
Jaac menekan-nekan klakson tak sabar pada SUV mini di depannya. "Itu sinting! Dia mengatakannya di depan Laren--yang membuatku tak habis pikir, dia tampak sadar alih-alih keceplosan. Rencanaku hancur sudah!"
Ella tertawa sopan. Jaac melotot garang. Mobil mereka akhirnya menyalip tipis--Ella mesti berpegangan kendati sudah memakai seat-belt. Mudah-mudahan saja mereka tidak ditilang.
"Itu bukan lelucon, El. Kupikir kau berhak tahu, dan saat aku mempercayaimu, kau menganggap semua ini mainan! Apa sih yang tidak kau sukai dari Laren? Kenapa kau senang membuat urusanku runyam?!"
"Maksudmu, semua ini salahku?" tanya Ella kaget, tak menyangka Jaac akan membentaknya.
"Apa persisnya tujuanmu memberitahu Bastian?" tekan Jaac. "Tahukah kau bahwa kalian sama saja? Bastian juga senang mengacau hubungan asmaraku. Aku murka sekali."
Mobil mereka ugal-ugalan. Jaac sepertinya sedang berperan sebagai teroris yang diburu lusinan polisi. Ella memucat. "Pelankan mobilnya."
"Aku butuh pelampiasan."
"Demi keselamatan, jenius! Nyawa kita!" Ella berseru.
"Kau membicarakan nyawa?" Jaac tergelak. "Biar kuberitahu, berkali-kali pun kita menyerahkan diri pada kematian, Ayah dan Ibu selalu punya cara untuk memastikan kita hidup."
"Oh ya?! Kenapa begitu?"
"Jangan mengalihkan pembicaraan! Bukan waktunya mengelak. Jawab pertanyaanku."
Ella memejamkan mata. "Ya, ya! Ini salahku! Tadi malam mulut sialanku spontan memberitahunya karena kupikir..."
"Kau pikir apa, Ella?" tanya Jaac lirih. Mobil menurunkan kecepatan. "Apa kalian sepakat mengerjai kami? Apa yang kau bilang kemarin--'lebih cepat lebih baik'? Itu yang kau katakan juga padanya?"
Ella membuka mata. "Rupanya Bastian satu suara denganku dalam hal itu. Tapi aku tidak meracuninya dengan kata-kataku, aku bersumpah. Bastian bilang, 'cepat atau lambat kau bakal melakukan itu'."
Jaac mengerling--tajam, menusuk. "Dan tujuanmu memberitahunya?"
"Yah, dari awal kau tidak melarangku. Kau tidak memperingatiku."
"Demi Tuhan, Ella! Bukan berarti--" Jaac mengerang, memukul stir. "Kau tidak berhak menyebarkan informasi itu... Bukan kau."
"Apa yang kau lakukan pada Bastian?" Ella berbisik.
"Jangan buang waktumu untuk mencemaskan dia. Instrospeksi dirimu sendiri. Lagi-lagi kau membuatku kecewa sampai ke tulang."
"Seharusnya kau sudah kebal. Dan kesimpulan dari semua ini, Jaac, adalah jangan pernah berunding denganku lagi." tukas Ella, membuang wajah.
"Aku tidak akan membuat kalian membayarnya. Bagaimanapun, aku menunggu permintaan maafmu."
Ella tidak bersuara.
![](https://img.wattpad.com/cover/187459607-288-k257431.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Possessive Little Lady
Romance#Romance #Drama #(A little bit)Comedy •••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••• Bastian bersumpah kalau Bella dulunya adalah bocah perempuan yang manis walau agak merepotkan. Sekarang, 7 tahun telah berlalu. Bella membuat peru...