Tak biasanya, benar-benar tak biasanya seorang Karina yang dikenal dengan sosok rajinnya itu tengah bolak-balik di dalam rumah dengan sangat terburu-buru menyiapkan barang serta menyiapkan diri karena tak sampai dalam waktu 30 menit kelasnya akan di mulai.
Berulangkali ia mengeluarkan keluhan dan mengusak rambutnya beberapa kali, "Punya temen bukannya dibangunin malah berangkat duluan, anjir lah." gerutu Karina.
"Kak Karin sarapan dulu sini." ujar Winter.
"Nggak sempat Win, maaf. Saya makan nanti aja." jawab Karina yang sedang memeriksa barang bawaan didalam tasnya sebelum memakai sepatu.
Winter pun buru-buru mengambil kotak makan dan memasukkan dua buah sandwich yang sebelumnya telah ia buatkan.
Karina berkali-kali membenarkan poninya yang mengenai wajah perempuan itu ketika dirinya sedang sibuk mengemas barang-barang, Winter yang melihat itu segera menghampiri Karina dengan dua benda yang berada di tangannya,
Winter turut memasukkan satu kotak makan berwarna hijau tosca ke dalam tas Karina yang masih terbuka, Karina menyadari itu dan menyunggingkan senyum. Lalu tangan satunya yang membawa jepitan bergerak ke kepala Karina,
"Izin ya kak, maaf." kata Winter yang langsung diangguki oleh Karina.
Jarak keduanya sangat dekat saat ini, Winter yang setengah berdiri dengan Karina yang sedang duduk di lantai membuat Karina lebih rendah dari Winter yang menghadap ke tubuh Winter. Winter merapihkan rambut halus Karina dan menjepitkan di sisi kiri rambut perempuan itu, Winter meneguk salivanya saat ia dapat melihat dengan jelas garis wajah perempuan itu saat dirinya menyelipkan sedikit rambut milik Karina ke belakang telinganya, sungguh menggoda. Dan bisa Karina rasakan pula harum minyak telon di campur wangi asli dari tubuh Winter sangat menenangkan perempuan itu.
✯✯
Tampak jalan besar dengan sedikit kendaraan yang berlalu lalang ditambah banyaknya pepohonan rindang disekitar tempat itu membuat keadaannya terlihat sejuk dan asri yang langsung tersajikan dari jendela bening milik café Duonluno. Siang ini awan sedang menunjukkan sisi mendungnya daripada memperlihatkan terik matahari.
Dua mahasiswi sedang berbincang-bincang di café miliknya sendiri, itu Karina dan Giselle. Sebenarnya mereka sudah janjian berempat untuk ke cafénya namun Lia dan Yeji masih disibukkan oleh tugas-tugas di kampus. Kebetulan Karina dan Giselle sudah menyelesaikan kelasnya, sebenarnya Giselle sudah selesai duluan tapi perempuan itu memutuskan untuk berdiam di perpustakaan untuk menunggu Karina.
"Kenapa tadi lo sampai bisa telat sih? Gila, bisa-bisanya seorang Karina telat." kata Giselle dengan nada sedikit meledek.
Teringat akan kejadian semalam, saat
Karina baru saja pulang pada pukul 11 malam yang mana keadaan rumah sudah sepi, nyatanya Karina menemukan Winter masih menonton televisi di ruang tamu. Kebetulan saja Karina membawa dua bungkusan plastik besar yang berisi jajanan serta minuman kaleng. Karina mendapat ide kalau ia akan mengajak Winter ke taman belakang rumah dan menikmati malam dengan jajanan yang banyak itu, sebagai tanda awal membaiknya hubungan mereka.
Benar saja, Karina langsung menarik lengan Winter dan menyuruhnya untuk mengikuti,
"Kak, ngapain?" tanya Winter.
"Saya bawa jajanan banyak, kayaknya saya nggak bakal bisa ngehabisin sendiri, jadi kamu bantu saya." jawab Karina.
Winter terkikik gemas, "Bilang aja Kakak lagi traktir saya."
Karina tersenyum.
Karina memerhatikan Winter yang dengan lahap memakan jelly beserta makanan manis lainnya, kalau Karina tim memakan jajanan-jajanan yang gurih saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Maid | WinRina
FanfictionKetika 4 mahasiswi cantik tak sengaja bertemu dengan seorang gadis yang tampak tak terurus sedang memohon kepada mereka untuk dijadikan pembantu. "Saya mohon, kak." - wt "Dia tetap orang asing." - kr Satu-satunya perempuan dari keempat mahasiswi it...