Akhir-akhir ini gadis manis dengan rambut sebahu itu sangat merasakan lelah dalam pikirannya-sebenarnya lelah yang ia rasakan dalam fisik, batin, pikiran sudah menjadi makanan gadis itu sehari-hari dari dulu mengingat bagaimana kondisi hidupnya bukan? Hal yang sekarang mengganggu pikiran gadis itu adalah dirinya bingung karena merasa berada di tengah-tengah, haruskah ia memutuskan untuk berjalan ke arah kiri atau ke kanan.
Perlu diingat, sungguh Winter mencintai dan menyayangi Karina. Entah mengapa dirinya jatuh pada perempuan berwajah tegas itu. Saat Winter sudah menjalin hubungan dengan majikannya itu, Winter selalu mengingatkan dirinya agar memikirkan kesenangannya dengan Karina pada saat ini saja, ia takut untuk berpikir kedepan tentang hubungannya, entahlah sepertinya gadis itu sudah dirasuki oleh suatu bayang-bayang.
Winter menjalani hari-hari sebagai pembantu keempat perempuan yang punya khas dari masing-masing paras eloknya ini membuatnya banyak menghaturkan rasa syukur karena ia sangat melihat ketulusan yang diberikan keempatnya kepadanya, Winter jadi tidak enak hati jika tak bekerja dengan baik.
Ini hari libur, tentu saja keempat majikannya itu masih terlihat dirumah saat tengah hari. Jujur saja, keempat perempuan ini memang tak terduga perilakunya, Winter sudah merasakan sendiri kepribadian anggun yang dilontarkan penggemar mereka itu menjadi kerutan di kening si gadis pembantu saat melihat keseharian mereka di rumah.
Lia dan Giselle dengan kaos oblong kusam dan celana pendek karet yang sedang asyik menonton televisi di ruang tamu dengan berbagai bungkus jajan yang masih ada isi makanannya maupun sampah-sampahnya mengelilingi mereka.
Yeji dengan daster motif bunga-bunga sedang menyantap nasi padang dengan kaki kiri diangkat ke atas di meja makan. Kadang Winter yang sedang mengelap gelas-gelas sehabis di cuci di hadapan Yeji itu terkekeh kecil melihat Yeji sedang makan, "Winter, nanti agak sorean antar aku ke rumah temen dong." ujar Yeji.
"Ah.. Nanti sore ya Kak?"
"Winter udah ada janji duluan sama gue buat nganterin gue beli keperluan tugas." sahut seorang perempuan yang baru keluar dari kamarnya dengan baju yang sudah rapih.
Winter dan Yeji melirik ke arah orang tersebut, "Gayaan lo Rin, sekarang udah bisa deket-deket sama Winter." ledek Yeji.
"Bisa lah kan dia pa-"
"Pawang Kak Karina! Hehe, i-iya pawang." potong Winter pada ucapan Karina yang dihadiahi kerutan dahi oleh Yeji. Karina melipat bibirnya karena merasa lucu oleh pacarnya yang panik.
"Pawang? Maksudnya?" tanya Yeji.
"Ya, pawang soalnya kan saya bisa menjinakkan Kak Karina." bisik Winter kepada Yeji yang langsung membuat Yeji terkekeh geli.
Karina pun memasang wajah bingungnya, "Apa itu bisik-bisik heh?!" tanya Karina.
"Kayak buaya aja di pawangin." celetuk Yeji.
"Iya, Karina kan buaya." sahut Giselle yang masih asyik menonton.
"Gue selepet ya kalian satu-satu!" kata Karina.
Gelak tawa pun mengisi seisi ruangan.
Karina memadukan dirinya dengan crop tee longgar-tentu sangat jelas menampilkan perut rata yang hampir akan membentuk kotak-kotak, bawahannya ia memakai jeans, lalu juga ia sampirkan jaket di lengannya kalau-kalau nanti dirinya butuh dan akan memakainya. Sangat memancarkan aura seksinya.
Disandingkan dengan Winter dengan baju sabrina berwarna pastel dan rok pendek yang telah disediakan oleh Karina karena perempuan itu memaksa Winter untuk mengenakan bajunya. Terlihat imut dan menggemaskan.
Winter keluar dari kamarnya setelah berganti pakaian dari Karina, tak ada satupun dari keempat majikannya yang dapat mengalihkan perhatian mereka dari Winter. Apalagi Karina sangat terpesona dengan kekasihnya ini, ingin sekali ia tarik lalu mengurung gadis itu bersamanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Maid | WinRina
أدب الهواةKetika 4 mahasiswi cantik tak sengaja bertemu dengan seorang gadis yang tampak tak terurus sedang memohon kepada mereka untuk dijadikan pembantu. "Saya mohon, kak." - wt "Dia tetap orang asing." - kr Satu-satunya perempuan dari keempat mahasiswi it...