Winter masih bingung dengan kalimat Karina yang menyuruhnya agar menurut pada perempuan itu. Seakan di desak oleh Karina namun nyatanya perempuan itu menunggu jawaban Winter dengan tenang, si gadis muda dengan cepat mengatakan, "Iya, saya nurut ke Kak Karina." Winter merasa tentu harus menuruti majikannya karena dirinya adalah pembantu disini, benar bukan?
Dengan mata yang berulangkali merem-melek karena sang pemilik berusaha agar matanya bisa terbuka sepenuhnya namun nyatanya berat sekali. Karina membelai lembut rambut gadis yang masih berada di pangkuannya, "Winter, jangan ya." lirih Karina seraya menunduk dan menyandarkan kepalanya tepat di collarbone Winter.
Winter masih tak bisa mencerna apa yang terjadi saat ini, berulangkali dirinya merasakan terkejut di dadanya sekaligus hal-hal yang menggelitik di perutnya. Ia rasa lama-kelamaan dirinya akan tidak sehat jika Karina sedekat ini dengannya.
"Ja-jangan apa, kak?"
"Jangan kemana-mana." jawab Karina sembari menepuk-nepuk pelan dadanya lalu menunjuk kamarnya.
"Ta-tapi saya harus balik ke kamar saya kak, Kak Karina kan mau istirahat." jawab Winter.
Kedua tangan Karina turun dari bahu Winter ke pinggang gadis yang lebih muda untuk direngkuhnya, "Winter, saya resah daritadi. Saya udah terlanjur naruh kamu di sini. Adek milik saya, adek milik Karina." kata Karina yang masih menunduk. Karina menunjuk dadanya ketika mengatakan 'di sini'.
Keadaan hati siapa yang tidak berpacu cepat mendengar penuturan dari seorang Karina si perempuan yang dari segi manapun terlihat paras elok dan menawannya, di tambah lagi kepribadian asli perempuan itu adalah seseorang yang hangat dan lembut.
Sudahi rasa percaya dirimu yang tinggi dan lihatlah kenyataan bahwa majikanmu ini lagi mabuk, Winter. batin Winter seraya menggeleng-gelengkan kepala.
Bisa Winter rasakan bahwa tubuh Karina semakin lemas, sepertinya perempuan itu ingin tidur. Winter pun dengan perlahan bangun dari pangkuan Karina, gadis itu membantu Karina ke posisi tidur yang benar. Saat dirinya hendak pergi, lengan Winter di tarik oleh Karina.
"Katanya nurut, disini aja Winter. Tidur di sebelah saya." ujar Karina dengan mata tertutup.
Winter mengalah, gadis itu menidurkan diri di samping Karina.
Di saat fajar tiba, Karina terbangun dan mengeluhkan sakit di area kepalanya. Winter yang baru saja tertidur itu seketika ikut terbangun karena adanya pergerakan dari tubuh Karina.
"Kakak kenapa?" tanya Winter khawatir.
"Nggak apa-apa, pusing biasa." jawab Karina tenang.
Karina menatap mata Winter lama, membuat si gadis muda salah tingkah.
"Kamu tidur disini?" tanya Karina.
"Iya, kan kakak yang nyuruh."
"Masa sih?" goda Karina.
Secara tak sadar Winter mempoutkan bibirnya, "Ya udah, saya balik ke kamar." kata Winter sembari memutar tubuh bersiap-siap meninggalkan Karina.
Karina agak panik melihat Winter yang merajuk itu, segera ia ambil lengan si gadis hingga Winter urung berdiri.
"Bercanda, adek. Sini tidur lagi." kata Karina dengan senyum manisnya sembari menepuk kasurnya, lagi-lagi jantung Winter berpacu lebih kencang diserang oleh senyuman itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Maid | WinRina
FanfictionKetika 4 mahasiswi cantik tak sengaja bertemu dengan seorang gadis yang tampak tak terurus sedang memohon kepada mereka untuk dijadikan pembantu. "Saya mohon, kak." - wt "Dia tetap orang asing." - kr Satu-satunya perempuan dari keempat mahasiswi it...